Di Sela Acara Bocor Alus Tempo di UGM, Mahasiswa Bentangkan Spanduk Pratikno Dilarang Masuk
Reporter
Pribadi Wicaksono (Kontributor)
Editor
Juli Hantoro
Senin, 26 Agustus 2024 17:00 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Acara podcast Bocor Alus Politik Road to Campus digelar Tempo di Universitas Gadjah Mada atau UGM Yogyakarta Senin 26 Agustus 2024.
Dalam siniar itu mengusung tema Begal Konstitusi Demi Dinasti yang menghadirkan politikus PDI Perjuangan yang juga mantan calon presiden Ganjar Pranowo, tokoh Muhammadiyah Busyro Muqodas, dan pakar hukum UGM Zainal Arifin Mochtar.
Di saat jeda acara yang dilangsungkan di Auditorium Fisipol UGM lantai 4 yang diikuti ratusan mahasiswa itu, tiba tiba dua orang mahasiswa berjaket almamater UGM tampak membentangkan spanduk di luar auditorium. Spanduk itu berlogo seperti dilarang parkir dengan bentuk huruf P yang disilang. Di bawahnya tertulis 'Pratikno Dilarang Masuk'.
Pratikno sendiri merupakan mantan Rektor UGM yang hampir 10 tahun terakhir menjadi pembantu Jokowi sebagai Menteri Sekretaris Negara atau Mensesneg. Pratikno juga pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM.
Usai memasang spanduk soal Pratikno itu, mahasiswa tersebut langsung pergi.
Sejumlah spanduk memang masih mewarnai sudut sudut kampus Fisipol UGM seiring gelombang aksi mahasiswa beberapa waktu terakhir saat Badan Legislatif DPR RI berupaya menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait RUU Pilkada. Spanduk di Fisipol UGM memuat seruan seperti Tolak Politik Dinasti juga Darurat Demokrasi.
Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah Ganjar Pranowo yang menjadi narasumber Siniar Bocor Alus Tempo di UGM turut kaget dan tak tahu menahu soal spanduk Pratikno dilarang masuk itu.
"Dilarang masuk mana, siapa, ya kenapa, kok tidak boleh? kan beliau mengajar di sini. Kenapa ada bentangan spanduk itu?" tanya Ganjar.
Dalam podcast itu, sejumlah narasumber menyoroti kebijakan rezim Jokowi yang masa jabatannya tinggal 1,5 bulan lagi.
Pilihan Editor: Guru Besar UGM Tanggapi Influencer Dibawa ke IKN: Apakah Mau Diadu Antara Kepakaran dan Suara Netizen?