Anggota DPR Khawatir Insiden Pusat Data Nasional Kurangi Minat Investor ke Indonesia

Editor

Amirullah

Kamis, 4 Juli 2024 17:05 WIB

Anggota Komisi I DPR RI Sukamta

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi I DPR Sukamta mengaku khawatir peretasan Pusat Data Nasional bakal berdampak pada ekonomi negara. Dia mengungkapkan krisis saat ini akan berdampak pada menurunnya kepercayaan investor kepada pemerintah.

Apalagi, kata Sukamta, waktu peretasan Pusat Data Nasional sangat krusial karena bertepatan dengan waktu pelaku bisnis mempertimbangkan rencana investasi mereka.

“Kalau orang mau investasi, misalnya, menanamkan US$ 1 juta. Kira-kira punya keraguan tidak? Dan ini semester kedua. Semester kedua itu orang biasanya mulai menghitung akan melakukan investasi berapa dan di mana,” kata legislator Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ini saat ditemui Tempo di kantornya di kompleks parlemen DPR RI, Jakarta, Kamis, 4 Juli 2024.

Menurut Sukamta, pemulihan data nasional pascaperetasan memang penting. Namun efek negatif bobolnya data nasional ke tangan peretas akan berimbas panjang. Bocornya data nasional bukan saja memunculkan keraguan warga negara terhadap pemerintah, tetapi juga keraguan dari investor, terutama investor asing.

“Kalau investasi tidak muncul atau berkurang, itu urusan lapangan kerja berkurang, pertumbuhan ekonomi berkurang. Ini jadi persoalan serius,” ujar dia.

Advertising
Advertising

Sukamta mendengar kabar ada 80 perusahaan multinasional yang waswas cabang perusahaan mereka di Indonesia kena dampak krisis PDN. Mereka, kata Sukamta, mengirim orang untuk mengaudit perusahaan untuk memastikan perusahaan mereka baik-baik saja. “Saya sudah mendengar ada 80 company yang mengecek pada cabang di Indonesia,” kata Sukamta.

PDN, yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), mendeteksi adanya peretasan sejak 20 Juni 2024, oleh Ransomware LockBit 3.0. Ransomware merupakan istilah jenis malware yang menyerang sistem data. Pusat Data Nasional Sementara yang ada di Surabaya itu mengelola 73 data kementerian lembaga serta ratusan milik pemerintah daerah.

Pilihan Editor: Respons Dedi Mulyadi Dapat Dukungan Maju di Pilgub Jabar 2024

Berita terkait

Diduga Mata-mata, Tiga Warga Iran Dituduh Meretas Akun Para Pejabat AS

3 hari lalu

Diduga Mata-mata, Tiga Warga Iran Dituduh Meretas Akun Para Pejabat AS

Warga Iran didakwa AS dengan tuduhan peretasan terhadap akun-akun email pejabatnya.

Baca Selengkapnya

Daftar Pimpinan Hizbullah Termasuk Hassan Nasrallah yang Dibunuh Israel dalam Sepekan Terakhir

4 hari lalu

Daftar Pimpinan Hizbullah Termasuk Hassan Nasrallah yang Dibunuh Israel dalam Sepekan Terakhir

Tak hanya Hassan Nasrallah, ternyata pimpinan Hizbullah lain terbunuh Israel dalam seminggu terakhir ini.

Baca Selengkapnya

Polisi Inggris Selidiki Serangan Siber Islamofobia di WiFi Stasiun Inggris

8 hari lalu

Polisi Inggris Selidiki Serangan Siber Islamofobia di WiFi Stasiun Inggris

Penumpang di sejumlah stasiun kereta tersibuk di Inggris terpapar pesan bernada Islamofobia akibat pelanggaran keamanan siber yang mengganggu layanan

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi I DPR Bilang Pemerintah akan Umumkan Temuan soal Kebocoran Data NPWP

10 hari lalu

Ketua Komisi I DPR Bilang Pemerintah akan Umumkan Temuan soal Kebocoran Data NPWP

Meutya mengatakan bahwa dugaan kebocoran data NPWP tersebut sedang didalami oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tetap Gunakan Sirekap untuk Pilkada 2024, KPU Lakukan Ini

10 hari lalu

Tetap Gunakan Sirekap untuk Pilkada 2024, KPU Lakukan Ini

KPU perlu mengecek dan menguji secara berkala Sirekap untuk mengantisipasi gangguan siber pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Ungkap Kronologi Guru Honorer Retas dan Jual Data ASN BKN

10 hari lalu

Bareskrim Ungkap Kronologi Guru Honorer Retas dan Jual Data ASN BKN

Bareskrim Polri menjelaskan kronologi peretasan dan penjualan data ASN BKN yang dilakukan seorang guru honorer di Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Guru Honorer di Banyuwangi Retas dan Jual Data ASN BKN, Raup US$ 8 RIbu

10 hari lalu

Guru Honorer di Banyuwangi Retas dan Jual Data ASN BKN, Raup US$ 8 RIbu

Bareskrim Polri menangkap seorang guru honorer yang diduga membobol dan menjual data pegawai BKN di dark web

Baca Selengkapnya

DJP Sarankan Wajib Pajak Ganti Kata Sandi Cegah Kebocoran Data, Pakar Siber: Tidak Relevan

11 hari lalu

DJP Sarankan Wajib Pajak Ganti Kata Sandi Cegah Kebocoran Data, Pakar Siber: Tidak Relevan

Ketua CISSReC, Pratama Persadha mengatakan saran DJP mengubah kata sandi untuk mencegah terjadinya kebocoran data tidak relevan.

Baca Selengkapnya

Menkopolhukam Pastikan Tiga PDN akan Dibangun di Cikarang hingga IKN

11 hari lalu

Menkopolhukam Pastikan Tiga PDN akan Dibangun di Cikarang hingga IKN

Menkopolhukam memastikan kelanjutan pembangunan PDN di tiga lokasi.

Baca Selengkapnya

Kala Ketua Komisi I DPR Cecar Menko Hadi soal PDNS 2 Surabaya

11 hari lalu

Kala Ketua Komisi I DPR Cecar Menko Hadi soal PDNS 2 Surabaya

PDNS 2 Surabaya yang dikelola Kominfo mengalami serangan siber ransomware dan baru disebut pulih pada Agustus lalu.

Baca Selengkapnya