396 Tahun Syekh Yusuf, Pahlawan Nasional Panutan Nelson Mandela

Kamis, 4 Juli 2024 10:05 WIB

Syekh Yusuf. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan catatan Lontara yang diwariskan kerajaan Gowa-Tallo, Sulawesi Selatan dalam nu.or.id, Syekh Yusuf lahir pada 3 Juli 1628 M, setelah 20 tahun pengislaman kerajaan kembar Gowa-Tallo oleh ulama Minangkabau, Syekh Abdul Makmur atau Datuk Ri Bandang. Pemilik nama lengkap Tuanta Salamka ri Gowa Syekh Yusuf Abul Mahasin Al-Taj Al-Khalwati Al-Makassari Al-Banteni ini sejak 1995 sudah menjadi Pahlawan Nasional Indonesia.

Pada 22 September 1644, Syekh Yusuf berangkat menuju Hijaz. Selama perjalanan, ia sempat singgah di Banten dan bertemu putra mahkota kerajaan Banten, Abdul Fattah. Ia juga singgah di Aceh yang menjalin komunikasi dengan ulama dan pemimpin thariqah al-Qadiriyah, Syaikh Muhammad Jilani. Selain itu, ia juga singgah di Yaman dan berguru kepada Syaikh Abu Abdillah. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan ke Bandara al-Zubaid yang berguru ke Syed Ali al-Zubaidy.

Kemudian, Syekh Yusuf meneruskan perjalanan ke Mekah untuk menunaikan ibadah Haji. Lalu, ia melanjutkan perjalanan ke Madinah dan berguru kepada Syekh Ibrahim Hasan. Selama perjalanannya, ia juga mengajarkan ilmu yang didapatkan kepada para murid, terutama terkait kesucian batin.

Setelah hampir 20 tahun menuntut ilmu, Syekh Yusuf pulang ke Gowa yang sedang mengalami kekalahan perang melawan Belanda. Melihat kondisi ini, ia meyakinkan Sultan untuk meluruskan syariat Islam di Makassar. Setelah itu, pada 1672, ia berangkat ke Banten. Saat terjadi perlawanan antara Sultan Ageng dan Sultan Haji, ia bergabung dengan Sultan Ageng, tetapi tidak berhasil meraih kemenangan. Akibatnya, ia ditahan di Cirebon dan Batavia. Setelah itu, ia diasingkan ke Sri Lanka karena pengaruhnya membahayakan pemerintah Kolonial.

Saat di Sri Lanka, Syekh Yusuf semakin semangat menyebarkan ajaran Islam yang berhasil memiliki ratusan murid dalam waktu singkat. Ia juga bertemu dan berkumpul dengan para ulama, seperti Syekh Ibrahim Ibn Mi’an. Kekuatan ini membuat Belanda semakin takut sehingga membuang Syekh Yusuf semakin jauh ke Afrika Selatan.

Advertising
Advertising

Berdasarkan kamparkab.go.id, pada Juli 1963, Syekh Yusuf tiba di Tanjung Harapan, Afrika Selatan. Di sana, ia menekuni jalan dakwah agama Islam yang telah dipelopori oleh Tuan Guru. Ajaran Islam dari Syekh Yusuf sukses disebarkan di Afrika Selatan sehingga banyak yang mengikutinya. Namun, selama enam tahun di Afrika Selatan, ia tidak bisa bertemu dengan jemaah haji dari Indonesia sehingga tidak banyak yang diketahui tentang dirinya.

Pada 23 Mei 1699, Syekh Yusuf meninggal dunia dalam usia 73 tahun. Hari kematiannya dijadikan sebagai hari peringatan. Mendengar kabar kepergian Syekh Yusuf, Sultan Banten dan Raja Gowa meminta kepada Belanda agar jenazahnya dikembalikan, tetapi tidak diterima. Barulah, setelah 1704, atas permintaan Sultan Abdul Jalil, Belanda mengabulkan permintaan itu. Pada 5 April 1705, jenazahnya tiba di Gowa untuk dimakamkan di Lakiung.

Meskipun jenazah Syekh Yusuf tetap dimakamkan di tanah kelahirannya, tetapi selama 6 tahun dimakamkan di Afrika Selatan. Pasalnya, jasa dan peran Syekh Yusuf menjadi inspirasi bagi masyarakat setempat. Pemerintahan Afrika Selatan berterima kasih lantaran Syekh Yusuf telah membawa ajaran Islam. Bahkan, Nelson Mandela, mantan presiden Afrika Selatan menyebutnya sebagai “Salah Seorang Putra Afrika Terbaik”. Lalu, pada 2009, ia mendapatkan Oliver Thambo, penghargaan sebagai Pahlawan Nasional Afrika Selatan.

Pilihan Editor: Syekh Yusuf Menjadi Role Model Nelson Mandela Melawan Apartheid

Berita terkait

Rekam Jejak Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia: Memilih Bersama NKRI

2 hari lalu

Rekam Jejak Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia: Memilih Bersama NKRI

Kontribusi Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia terekam dalam sejarah. Ia mendukung Sukarno-Hatta dengan segala daya upaya.

Baca Selengkapnya

Hari Batik Nasional: Daftar Tokoh Dunia yang Mengenakan Batik, Nelson Mandela sampai Suga BTS

2 hari lalu

Hari Batik Nasional: Daftar Tokoh Dunia yang Mengenakan Batik, Nelson Mandela sampai Suga BTS

Batik memiliki peringatan khusus dalam Hari Batik Nasional yang juga menarik minat tokoh dunia untuk mengenakannya.

Baca Selengkapnya

Scoot Tambah Frekuensi Penerbangan ke Chiang Mai, Balikpapan hingga Makassar

2 hari lalu

Scoot Tambah Frekuensi Penerbangan ke Chiang Mai, Balikpapan hingga Makassar

Scoot mengumumkan penyesuaian frekuensi penerbangan untuk mengantisipasi permintaan selama musim dingin di wilayah utara

Baca Selengkapnya

Usulan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Tuai Protes dari Berbagai Pihak

4 hari lalu

Usulan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Tuai Protes dari Berbagai Pihak

Protes soal pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto disampaikan Amnesty Internasional Indonesia, parpor, hingga pelopor Aksi Kamisan.

Baca Selengkapnya

Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ketahui Syaratnya Menurut Undang-Undang

4 hari lalu

Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ketahui Syaratnya Menurut Undang-Undang

Aturan pemberian gelar pahlawan nasional tertuang dalam Pasal 25 dan Pasal 26 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009

Baca Selengkapnya

Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Apa Tanggapan PDIP?

5 hari lalu

Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Apa Tanggapan PDIP?

Politikus PDIP Guntur Romli menentang penyematan gelar pahlawan nasional kepada Presiden Soeharto.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Bambang Soesatyo Sebut Soeharto Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional

7 hari lalu

Ketua MPR Bambang Soesatyo Sebut Soeharto Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional

Dia mengatakan, jasa dan pengabdian Soeharto besar terhadap bangsa Indonesia.

Baca Selengkapnya

Amnesty Kritik Ide Penyematan Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto

7 hari lalu

Amnesty Kritik Ide Penyematan Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto

Usman mengingatkan kejahatan lingkungan, korupsi, dan pelanggaran HAM selama era Soeharto belum selesai dipertanggungjawabkan negara hingga kini.

Baca Selengkapnya

MPR Cabut 3 TAP MPR Soal Sukarno, Soeharto, dan Gus Dur, Bagaimana Bunyinya?

8 hari lalu

MPR Cabut 3 TAP MPR Soal Sukarno, Soeharto, dan Gus Dur, Bagaimana Bunyinya?

MPR cabut 3 TAP MPR terkait putusan perundang-undangan terhadap 3 mantan Presiden RI yaitu Ir Sukarno, Soeharto, dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Baca Selengkapnya

Alasan Fraksi PKB Minta TAP MPR Soal Pemberhentian Gus Dur Dicabut

11 hari lalu

Alasan Fraksi PKB Minta TAP MPR Soal Pemberhentian Gus Dur Dicabut

Fraksi PKB mengatakan surat penegasan soal tak berlakunya TAP MPR Nomor II/MPR/2001 diperlukan untuk memulihkan nama baik Gus Dur.

Baca Selengkapnya