Kepala BSSN Menghindar saat Ditanya Soal Peretasan PDN

Reporter

Magang KJI

Editor

Imam Hamdi

Senin, 1 Juli 2024 15:15 WIB

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSNN) Hinsa Siburian saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 27 Juni 2024. Rapat tersebut membahas perkembangan penanganan gangguan Pusat Data Nasional. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian, memilih bungkam ketika ditanya mengenai peretasan yang menimpa server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2. Insiden peretasan yang menggunakan ransomware itu menjadi topik utama dalam rapat koordinasi yang digelar di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) pada Senin, 1 Juli 2024.

Hinsa tampak terburu-buru memasuki mobil dinasnya usai menghadiri rapat tersebut. Para wartawan yang baru saja menghadiri konferensi pers berusaha mengejar Hinsa yang keluar di bawah pengawalan ketat. "Tadi Pak Menko sudah menyampaikan," ujar Hinsa singkat dengan kondisi tangan terhimpit karena menghindari kerumunan wartawan.

"Mengenai audit internal bagaimana itu Pak?," ujar seorang wartawan kepada Hinsa. "Pak Menko tadi sudah menginfokan," balas Hinsa.

Padahal rapat koordinasi yang dipimpin Menko Polhukam Hadi Tjahjanto tersebut sama sekali tak menyinggung soal audit internal terhadap insiden peretasan server PDNS.

Awak media terus melempar pertanyaan untuk menggali informasi perihal isi rapat koordinasi yang berlangsung tertutup tersebut.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Hadi Tjahjanto dalam konferensi pers meminta wartawan tidak mengajukan pertanyaan setelah dia menyampaikan beberapa poin ihwal rapat koordinasi atas serangan PDNS 2.

Keterangan singkat Hadi menjadi satu-satunya sumber resmi mengenai insiden peretasan yang menjadi perhatian luas. Peretasan PDNS 2 ini menambah deretan panjang kasus serupa yang menimpa berbagai lembaga pemerintahan.

Menurut Hadi, PDNS 2 akan pulih dan pemerintah mulai melaksanakan pelayanan secara aktif pada bulan Juli 2024. Hadi Tjahjanto mengatakan situs dingin (cold-site) di Batam akan ditingkatkan kemampuannya menjadi hot-site yang mampu memberikan layanan strategis.

"Jadi kalau kita ketahui ada DRC (Disaster Recovery Center) Batam ini menjadi DRC yang mampu memberikan pelayanan secara auto-git, mampu memberikan pelayanan secara interaktif servis," ujar Hadi dalam konferensi pers.

Menurut Hadi, peningkatan kemampuan ini diharapkan dapat mengatasi gangguan seperti yang terjadi sebelumnya. Setiap tenant atau kementerian juga diwajibkan memiliki cadangan data. “Ini mandatori, tidak opsional lagi. Sehingga kalau secara operasional pusat data nasional sementara berjalan, ada gangguan, masih ada back-up, yaitu di DRC atau hot-site yang ada di Batam,” jelasnya.

Selain itu, pemerintah akan menggunakan cloud cadangan secara zonasi untuk menyimpan data-data umum, seperti statistik. “Sehingga tidak penuh data yang ada di PDN,” kata Hadi.

Hadi juga menekankan pentingnya peningkatan keamanan siber yang dilakukan oleh BSSN. Upaya ini mencakup monitoring oleh BSSN Ragunan terhadap pengaktifan Computer Security Incident Response Team.

Adapun rapat koordinasi yang dipimpin Hadi Tjahjanto ini dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, serta Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinca Siburian. Selain itu, Direktur Utama PT Telkom, Ririek Adriansyah, juga turut hadir dalam pertemuan tersebut. Rapat berlangsung dari pukul 10.00 hingga 11.30 WIB.

Sejak Kamis, 20 Juni 2024, PDN sementara yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika menjadi korban sindikat kejahatan siber. Namun, pemerintah baru mengakui peretasan tersebut pada hari Senin lalu. BSSN, yang bertanggung jawab atas keamanan PDN, mengonfirmasi bahwa serangan melibatkan varian ransomware LockBit 3.0—jenis yang mirip dengan yang mempengaruhi data pelanggan BSI. Ransomware, jenis perangkat lunak berbahaya, mengenkripsi sistem PDN yang kritis.

Para pelaku meminta tebusan besar: US$ 8 juta (sekitar Rp 131 miliar dengan kurs Rp 16.399 per dolar AS). Mereka mengancam akan melepaskan data yang terenkripsi hanya setelah pembayaran. Meskipun sudah seminggu sejak serangan siber terhadap PDN II, pemerintah baru berhasil mengembalikan data untuk lima dari 44 layanan yang terdampak.

ALPIN PULUNGAN

Pilihan editor: Hasto Ungkap Alasan PDIP Gandeng Gerindra dan PAN di Beberapa Daerah pada Pilkada 2024

Berita terkait

Seluk-beluk Peretasan: Inilah Anatomi Keamanan dan 8 Serangan Siber

2 jam lalu

Seluk-beluk Peretasan: Inilah Anatomi Keamanan dan 8 Serangan Siber

Seiring dengan meningkatnya ketergantungan kita pada teknologi dan internet, ancaman serangan siber juga semakin canggih dan beragam.

Baca Selengkapnya

Ramai soal PDN Diretas, Bos BNI Pastikan Keamanan Data Nasabah

2 jam lalu

Ramai soal PDN Diretas, Bos BNI Pastikan Keamanan Data Nasabah

Dirut BNI Royke Tumilaar memastikan keamanan data para nasabahnya, di tengah kegusaran masyarakat Indonesia akan serangan ransomware pada PDN.

Baca Selengkapnya

6 Tips Tidak Terkena Ransomware, Jangan Klik Link Sembarangan

4 jam lalu

6 Tips Tidak Terkena Ransomware, Jangan Klik Link Sembarangan

Ransomware dapat mengunci data lalu membuatnya tidak dapat diakses. Untuk itu, pengguna perlu mengetahui tips tidak terkena ransomware.

Baca Selengkapnya

Sindir Budi Arie Ihwal Penanganan PDNS yang Diretas, DPR: Ini Masalah Besar, Jangan Tanggapi dengan Guyonan

7 jam lalu

Sindir Budi Arie Ihwal Penanganan PDNS yang Diretas, DPR: Ini Masalah Besar, Jangan Tanggapi dengan Guyonan

Anggota Komisi Pertahanan DPR Sukamta mempertanyakan upaya pemulihan Pusat Data Nasional pascaperetasan. Minta Budi Arie tak tanggapi dengan guyon.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa Itu Ransomware, Cara Kerja, dan Jenis-Jenisnya

8 jam lalu

Mengenal Apa Itu Ransomware, Cara Kerja, dan Jenis-Jenisnya

Baru-baru ini, Pusat Data Nasional (PDN) terkena ransomware yang mengakibatkan data penting hilang. Lalu, apa itu ransomware? Ini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tor Browser, Perangkat Lunak yang Dapat Mengakses Dark Web

11 jam lalu

Mengenal Tor Browser, Perangkat Lunak yang Dapat Mengakses Dark Web

Dark web hanya dapat diakses menggunakan perangkat lunak khusus seperti The Onion Router atau yang biasa disebut Tor Browser

Baca Selengkapnya

Mundurnya Dirjen Aptika Kominfo Usai PDNS Diretas Menuai Beragam Respons

12 jam lalu

Mundurnya Dirjen Aptika Kominfo Usai PDNS Diretas Menuai Beragam Respons

Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani mengundurkan diri buntut peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS).

Baca Selengkapnya

Pasca Peretasan PDN: Desakan Menkominfo Budi Arie Mundur, Sebutan Menteri Giveaway, Mengunci Komentar di Instagramnya

12 jam lalu

Pasca Peretasan PDN: Desakan Menkominfo Budi Arie Mundur, Sebutan Menteri Giveaway, Mengunci Komentar di Instagramnya

Desakan mundur terhadap Menkominfo Budi Arie muncul usai PDN dijebol, ia mengunci komentar di akun instagramnya. Media asing sebut menteri giveaway.

Baca Selengkapnya

Profil Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aptika Kominfo yang Mundur Usai PNDS Diretas

12 jam lalu

Profil Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aptika Kominfo yang Mundur Usai PNDS Diretas

Profil Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani yang mundur usai peristiwa peretasan PDNS

Baca Selengkapnya

Ada Dugaan Orang Dalam terkait Peretasan PDNS, Semuel Pangerapan: Semua Lagi Investigasi

12 jam lalu

Ada Dugaan Orang Dalam terkait Peretasan PDNS, Semuel Pangerapan: Semua Lagi Investigasi

Sebuah akun di media sosial X mencuit soal dugaan adanya peran "orang dalam" terkait peretasan PDNS itu.

Baca Selengkapnya