Cerita Hafvid Fachrizza Lulus Beasiswa LPDP di Jerman Jurusan Astrofisika

Rabu, 26 Juni 2024 22:31 WIB

Hafvid Fachrizza lolos sebagai penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP 2024. Kini ia sedang menempuh S2 Astrofisika di Ludwig-Maximilians-Universitt (LMU) Mnchen, Jerman. Dok. Pribadi

TEMPO.CO, Jakarta - Hafvid Fachrizza mengaku suka mengamati keindahan langit malam. Ia pun ingin mengetahui lebih dalam, bagaimana proses terjadinya benda-benda langit tersebut tanpa menyentuhnya secara langsung. Oleh sebab itu, sejak SMP ia mulai tertarik dengan ilmu fisika. “Ilmu ini (astronomi) menjawab rasa penasaran kita tentang alam semesta. Selain itu, astronomi juga penting dalam pengembangan teknologi seperti kamera dan GPS (global positioning system), misalnya,” ucap Hafvid, penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP, pada Ahad lalu, 23 Juni 2024.

Laki-laki berusia 22 tahun itu sudah menyelesaikan studinya di jurusan Astronomi, Institut Teknologi Bandung atau ITB. Pada Februari 2024 lalu, ia dinyatakan lolos sebagai penerima beasiswa LPDP. Kini ia sedang menempuh S2 Astrofisika di Ludwig-Maximilians-Universität (LMU) München, Jerman.

Hafvid berkomitmen, setelah lulus S2 nanti ia akan pulang ke Indonesia untuk menjadi dosen atau peneliti astronomi. Dia juga berharap nantinya akan banyak paper atau jurnal yang membahas eksoplanet di Indonesia.

Hafvid menjelaskan eksoplanet berhubungan erat dengan mencari adanya tanda-tanda kehidupan di planet luar tata surya. Oleh karena itu, ia mengatakan akan berkolaborasi dengan jurusan biologi dan kimia.

Ia tak menampik bahwa astronomi masih jarang dipilih di Indonesia. Namun hal itu tak memadamkan niatnya untuk mengembangkan ilmu tersebut. Hafvid berharap, nantinya ada banyak orang yang tertarik dengan astronomi dan makin banyak pula yang berkarier di bidang ini, khususnya di Indonesia.

Advertising
Advertising

Menjaga Nilai Akademik

Hafvid pun bercerita hingga berhasil mendapatkan beasiswa LPDP dan kini berkuliah di Jerman. Saat menjalani seleksi substansi LPDP, Hafvid memperoleh skor 1.230 dari 1.500. Seleksi substansi merupakan tahap penentuan akhir dalam proses seleksi penerima beasiswa LPDP. Tentu perjuangannya tak mudah. Selama empat tahun perkuliahan di ITB, ia harus menjaga nilai akademiknya. “Saya harus belajar keras supaya nilai tetap bisa bagus,” kata dia.

Hafvid menuturkan punya metode tersendiri dalam belajar. Misalnya, menjadi mentor untuk teman-temannya, membaca buku-buku astronomi di luar jam perkuliahan dan menuangkannya dalam bentuk artikel. Ia sering membagikan tulisannya tentang astronomi melalui akun Twitter @astrohfvd15 miliknya.

Tak sekadar menulis, Hafvid harus mampu mempresentasikan karyanya. Ia pernah menggelar presentasi di depan massa Himpunan Mahasiswa Astronomi (Himastron) ITB. Pada 2021, ia mempresentasikan karyanya di acara bertaraf internasional yakni Rencontres Exobiologique pour Doctorants. “Event ini untuk memperkenalkan astrobiologi kepada mahasiswa program doktoral dari komunitas astrobiologi Prancis,” tuturnya.

Dia juga pernah ikut membantu Observatorium Bosscha dalam beberapa kegiatan, seperti menjadi staf pada kunjungan publik dan Gerhana Matahari Total pada tahun 2023 lalu. Tahun ini, kata dia, penelitiannya bersama dosennya tentang spektroskopi galaksi akan terbit. Kala itu, ia menjadi asisten dosen untuk beberapa mata kuliah.

Persiapan Seleksi LPDP

Selain menjaga nilai akademik, Hafvid juga mempersiapkan berkas-berkas untuk seleksi LPDP. Salah satunya syarat wajib Letter of Admission/Acceptance (LoA). Untuk memperoleh LoA ia melatih kemampuan bahasa Inggrisnya selama 8 bulan. "Waktu itu saya belajar International English Language Testing System (IELTS) hanya menggunakan buku dari toko online, YouTube, dan ChatGPT. Alhamdulillah dapat skor lumayan bagus, 6.5 dari 9, dengan persiapan yang singkat,” ucapnya.

Hafvid kemudian mempersiapkan esai sebagai syarat mendaftar di kampus. Ia mengaku kesulitan saat mencari data untuk menunjang esainya, lantaran informasi tentang astronomi di Indonesia masih sedikit. Beruntungnya, dosen-dosen Hafvid ikut membantu mencarikan referensi.

Pada Januari 2024, Hafvid melakukan wawancara bersama pihak LMU München. Secara umum, ia ditanya soal konsep astrofisika.Hingga akhirnya berhasil mendapatkan LoA. Selanjutnya, ia mempersiapkan diri untuk seleksi adimistrasi dan tahap seleksi substansi atau wawancara. Sebagai latihan, Hafvid menyiapkan 90 pertanyaan sekaligus jawaban. Dia dibantu orang tuanya, teman-temannya, dan juga para awardee atau calon penerima beasiswa LPDP. Perjuangan itu berhasil. Dia pun dinyatakan lolos sebagai penerima beasiswa LPDP.

Pilihan Editor:

9 Poin Mahkamah Rakyat Luar Biasa Gugat Jokowi, Puan, La Nyalla Mattalitti dan 10 Partai Politik



Berita terkait

Kedai Kopi Nua Rasa di Berlin Jerman buat Mereka yang Kangen Kopi Indonesia

13 jam lalu

Kedai Kopi Nua Rasa di Berlin Jerman buat Mereka yang Kangen Kopi Indonesia

Kedai di Berlin ini mengambil kopi dari Indonesia, Jawa, Bali, dan Sumatra, terkenal dengan cold brew-nya.

Baca Selengkapnya

Klaim Lestari Euro 2024, Emisi Karbonnya 0,0001 Piala Dunia Qatar?

21 jam lalu

Klaim Lestari Euro 2024, Emisi Karbonnya 0,0001 Piala Dunia Qatar?

UEFA menetapkan konsep lestari menjadi bagian integral dari gelaran Euro 2024 bahkan mulai dari proses tender pada 2018 lalu.

Baca Selengkapnya

Pengumuman Seleksi Mandiri ITB Diumumkan Hari Ini, Peserta Lolos Lakukan Hal Ini

2 hari lalu

Pengumuman Seleksi Mandiri ITB Diumumkan Hari Ini, Peserta Lolos Lakukan Hal Ini

Pengumuman seleksi mandiri ITB digelar pukul 15.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Alasan ITB Undur Pengumuman Hasil Seleksi Mandiri 2024

2 hari lalu

Alasan ITB Undur Pengumuman Hasil Seleksi Mandiri 2024

ITB sebelumnya menggelar ujian saringan masuk lewat Seleksi Mandiri pada Sabtu dan Minggu, 22-23 Juni 2024 secara daring atau online.

Baca Selengkapnya

Pendaftar LPDP Jalur Afirmasi Kini Tak Perlu Sertifikat Bahasa Inggris

2 hari lalu

Pendaftar LPDP Jalur Afirmasi Kini Tak Perlu Sertifikat Bahasa Inggris

Pada pendaftaran besiswa jalur afirmasi kali ini, LPDP mengubah ketentuan syarat bahasa.

Baca Selengkapnya

Tim Mahasiswa ITB dan Purdue University Rancang Pesawat Listrik, Bisa Tempuh Rute Jakarta-Singapura

4 hari lalu

Tim Mahasiswa ITB dan Purdue University Rancang Pesawat Listrik, Bisa Tempuh Rute Jakarta-Singapura

Tim mahasiswa ITB dan Purdue University merancang pesawat udara komersial bertenaga listrik yang mampu mengangkut hingga 40 penumpang.

Baca Selengkapnya

Ulfatun Nikmah Mendobrak Batas Anak Tukang Ukir

4 hari lalu

Ulfatun Nikmah Mendobrak Batas Anak Tukang Ukir

Pengalaman dan ilmu yang didapatkan Ulfa selama di SMK sangat membantu di bangku kuliah

Baca Selengkapnya

Usung Konsep Keberlanjutan, Euro 2024 Jerman Pangkas Jarak Tempuh ke Stadion

6 hari lalu

Usung Konsep Keberlanjutan, Euro 2024 Jerman Pangkas Jarak Tempuh ke Stadion

Visi dari Euro 2024 adalah menjadi acuan keberlanjutan event di dunia olahraga.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Korban Seleksi Umur PPDB Jakarta, ITB Bentuk Satgas AI, Layanan Imigrasi Pindah ke AWS dari PDNS

6 hari lalu

Top 3 Tekno: Korban Seleksi Umur PPDB Jakarta, ITB Bentuk Satgas AI, Layanan Imigrasi Pindah ke AWS dari PDNS

Topik tentang warga gagal mendapatkan kursi di SMAN Jakarta karena tidak lolos seleksi umur PPDB Jalur Zonasi menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Penggunaan Perisai Manusia oleh Israel Dikecam Dunia, Termasuk Sekutunya

6 hari lalu

Penggunaan Perisai Manusia oleh Israel Dikecam Dunia, Termasuk Sekutunya

Jerman mengutuk tentara Israel yang menggunakan warga Palestina yang terluka sebagai perisai manusia

Baca Selengkapnya