Prabowo Sebut Tak Perlu Gerakan Non-Blok Baru

Reporter

Daniel A. Fajri

Editor

Amirullah

Kamis, 13 Juni 2024 22:17 WIB

Presiden terpilih sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Kamis, 13 Juni 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan tak perlu ada gerakan non-blok seperti seperti zaman dahulu. Dia menekankan yang paling penting ada langkah konkret dari Indonesia di tengah persaingan geopolitik dan ekonomi global saat ini.

“Kita nggak perlu banyak bentuk gerakan lagi yah. Saya kira sudah banyak (gerakan) ya, yang penting bahwa Afrika ini sekarang melihat ke kita,” kata Prabowo di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Kamis, 13 Juni 2024. “Nanti terlalu banyak gerakan yang tidak efektif."

Prabowo mengklaim Indonesia dilihat oleh negara-negara Afrika karena keberhasilan sebagai negara yang berkembang. Presiden RI terpilih ini mengatakan Indonesia melakukan langkah konkret seperti hilirisasi dan keberpihakan pada rakyat-rakyat yang sedang mengalami kesulitan di dunia.

Prabowo mengunjungi Istana untuk melaporkan hasil kunjungannya ke Yordania untuk konferensi tingkat tinggi "Call for Action: Urgent Humanitarian Response for Gaza” pada 10-13 Juni 2024. Prabowo mengatakan Indonesia terus melakukan upaya diplomasi untuk gencatan senjata Israel dan Hamas, serta siap memberikan bantuan kemanusiaan.

Dalam tulisan di Majalah Newsweek, Prabowo mengatakan akan ada fokus khusus pada Afrika saat dia menjabat sebagai Presiden. Prabowo mengatakan Indonesia dan Afrika dapat saling mendukung, berbagi pengalaman, dan dengan membangun sinergi dan kemitraan, bekerja untuk mentransformasi negara kita.

Advertising
Advertising

“Afrika adalah sebuah benua yang dekat dengan hati saya dan saat ini, sama seperti Indonesia, merupakan sebuah negeri yang penuh peluang,” kata Prabowo.

Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung tahun 1955 menjadi proses awal lahirnya Gerakan Non-Blok (GNB). GNB terbentuk melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I di Beograd, Yugoslavia, pada 1 - 6 September 1961.

GNB menempati posisi khusus dalam politik luar negeri Indonesia karena Indonesia sejak awal memiliki peran sentral dalam pembentukannya. Di tengah persaingan Amerika Serikat dan Uni Soviet kala itu, GNB lebih banyak beraktivitas dalam isu politik, seperti dukungan bagi hak menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas nasional negara-negara anggota.

“Saya mempunyai rencana besar untuk negara yang saya cintai, namun saya tidak melihat pembangunan Indonesia sebagai kompetisi zero-sum-game dengan negara-negara lain di dunia. Kami terbuka,” kata Prabowo dalam tulisan di Newsweek yang dipublikasikan pada Rabu, 12 Juni 2024.

Pilihan Editor: Nadiem Makarim akan Cek Kabar Program Makan Bergizi Gratis Pakai Dana Pendidikan

Berita terkait

Kata Partai Demokrat jika AHY Ditunjuk Jadi Menko di Kabinet Prabowo

7 jam lalu

Kata Partai Demokrat jika AHY Ditunjuk Jadi Menko di Kabinet Prabowo

Demokrat menyatakan AHY menjadi prioritas utama partai untuk ditugaskan membantu jalannya pemerintahan Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Perseteruan Kadin Berlanjut, Kubu Anindya Bakrie Bantah Arsjad Rasjid: Tidak Ada Munas setelah Pelantikan Prabowo

10 jam lalu

Perseteruan Kadin Berlanjut, Kubu Anindya Bakrie Bantah Arsjad Rasjid: Tidak Ada Munas setelah Pelantikan Prabowo

Perseteruan di tubuh Kadin terus berlanjut. Kubu Anindya Bakrie bantah pernyataan Arsjad Rasjid bahwa akan ada Munas setelah pelantikan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Polarisasi Penyerapan Tenaga Kerja, Seperti Apa Strategi Kemenaker di Pemerintahan Prabowo-Gibran

10 jam lalu

Polarisasi Penyerapan Tenaga Kerja, Seperti Apa Strategi Kemenaker di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnkaer) merumuskan kebijakan ketenagakerjaan nasional di pemerintahan Prabowo-Gibran. Seperti apa?

Baca Selengkapnya

Gerindra Sebut Rumusan Kabinet dan Nomenklatur Pemerintahan Prabowo Masih Dinamis

16 jam lalu

Gerindra Sebut Rumusan Kabinet dan Nomenklatur Pemerintahan Prabowo Masih Dinamis

Kabinet pemerintahan Prabowo nantinya disinyalir menjadi kabinet pemerintahan dengan jumlah kementerian lebih banyak.

Baca Selengkapnya

Dubes AS: Kami Siap Bekerja Sama dengan Pemerintahan Prabowo

16 jam lalu

Dubes AS: Kami Siap Bekerja Sama dengan Pemerintahan Prabowo

Dubes AS untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdir buka suara soal hubungan Amerika dengan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Di HUT ke-79 TNI, Jokowi Ucapkan Terima Kasih Khusus untuk Prabowo

16 jam lalu

Di HUT ke-79 TNI, Jokowi Ucapkan Terima Kasih Khusus untuk Prabowo

Di akhir masa jabatan sebagai presiden, Jokowi turut menyampaikan terima kasih kepada prajurit TNI.

Baca Selengkapnya

Siapa Penggagas Pembentukan 5 Yonif Baru di Papua?

17 jam lalu

Siapa Penggagas Pembentukan 5 Yonif Baru di Papua?

KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyebut ide pembentukan lima Yonif Penyangga Daerah Rawan di Papua berasal dari Menhan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Survei Indikator: Kepuasan Publik terhadap Kinerja Jokowi Alami Penurunan

18 jam lalu

Survei Indikator: Kepuasan Publik terhadap Kinerja Jokowi Alami Penurunan

Indikator Politik menyampaikan bahwa 75 persen masyarakat Indonesia merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Namun mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Istana: Kepuasan Publik Tinggi jadi Energi Jokowi Pastikan Transisi ke Prabowo Lancar

18 jam lalu

Istana: Kepuasan Publik Tinggi jadi Energi Jokowi Pastikan Transisi ke Prabowo Lancar

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan bahwa Jokowi menghormati berbagai catatan, menjelang pergantian pemerintah ke Prabowo.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Sambut Jokowi saat Tiba di Lokasi HUT ke-79 TNI

19 jam lalu

Prabowo dan Gibran Sambut Jokowi saat Tiba di Lokasi HUT ke-79 TNI

Rombongan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin tiba di venue utama peringatan HUT ke-79 TNI sekitar pukul 07.44 WIB.

Baca Selengkapnya