Minta Ditunda dan Dikaji Kembali, Anggota DPR Nilai Tapera Sebaiknya Bersifat Iuran Opsional

Reporter

Tempo.co

Jumat, 7 Juni 2024 15:09 WIB

Ratusan buruh dari berbagai serikat pekerja se-Jabodetabek saat melakukan aksi unjuk rasa menolak Tapera di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Kamis 6 Juni 2024. Dalam aksinya buruh juga menyerukan penolakan terhadap Uang Kuliah Tunggal (UKT) Mahal, KRIS BPJS Kesehatan, Omnibuslaw UU Cipta Kerja, Hapus OutSourching dan Upah Murah (HOSTUM). TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Keuangan DPR dari Fraksi PDIP Hendrawan Supratikno mengklaim sebagian fraksi setuju jika Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2024 tentang Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) ditunda.

"Sebagian besar fraksi nampaknya setuju jika program tersebut ditunda dan dikaji kembali kelayakannya," ucap Hendrawan saat dihubungi Tempo, Jumat, 7 Juni 2024.

Menurut Hendrawan, jika program itu berbentuk tabungan, maka sebaiknya iuran bersifat opsional. Artinya, masyarakat tidak wajib membayar iuran atau dipotong gajinya sebesar 3 persen untuk program Tapera. Dengan begitu, pekerja bisa menilai sendiri manfaat dari program tersebut dan mau berpartisipasi secara sukarela.

Hendrawan berujar, komisi DPR yang berhubungan dengan aturan itu tentu sedang membahasnya. Namun, saat ini masih tertunda karena pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN.

"Komisi terkait pasti akan melakukan rapat-rapat kerja. Sekarang komisi-komisi sedang sibuk dengan rapat-rapat tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," kata Hendrawan.

Advertising
Advertising

Pernyataan senada disampaikan juga oleh Ketua Komisi Infrastruktur DPR Lasarus menuturkan permasalahan Tapera ramai jadi buah bibir masyarakat. Karena itu, menurut dia, perlu agenda rapat khusus membahas hal tersebut.

“Supaya nanti tuntas. Kami banyak mendapatkan pertanyaan, makanya saya minta pemerintah tunda dulu. Nanti kami undang wirausaha, perwakilan buruh, baru pihak Tapera,” kata Lasarus.

Keberatan terhadap penerapan Tapera ini juga disuarakan oleh Partai Buruh. Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, menyerukan pencabutan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2024 tentang Tapera yang dianggap merugikan masyarakat. Dia menegaskan bahwa aturan tersebut seharusnya tidak dikeluarkan menjelang akhir masa pemerintahan.

Said Iqbal juga menuntut agar pemerintah menyiapkan anggaran untuk membangun rumah bagi masyarakat. Sebab, rumah merupakan tanggung jawab negara.

Partai Buruh mengancam akan menggelar demonstrasi di seluruh Indonesia jika Presiden Joko Widodo tidak mencabut PP Tapera. Mereka mengorganisir aksi protes di beberapa provinsi, termasuk Jabodetabek, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Aksi ini merupakan awalan, dengan rencana untuk meluas ke seluruh Indonesia jika aspirasi buruh tidak ditanggapi.

Di samping menolak Tapera, Partai Buruh juga menolak kebijakan lainnya seperti Uang Kuliah Tunggal, UU Cipta Kerja, dan upah murah. Mereka juga menyuarakan penolakan terhadap program Kamar Rawat Inap Standar BPJS Kesehatan dan outsourcing. Partai Buruh berencana untuk menggelar unjuk rasa di depan Istana Negara Jakarta untuk menegaskan tuntutannya.

YONATHAN LAWRENS | BAGUS PRIBADI

Pilihan Editor: Partai Buruh Akan Ajukan Gugatan soal PP Tapera ke MA

Berita terkait

Kontras Minta DPR 2024-2029 Tolak Pembahasan 4 RUU

10 jam lalu

Kontras Minta DPR 2024-2029 Tolak Pembahasan 4 RUU

Kontras meminta anggota DPR periode 2024-2029 menolak pembahasan empat RUU karena disusun terburu-buru dan jauh dari kepentingan publik.

Baca Selengkapnya

Dasco Sebut DPR akan Terima Jumlah Kementerian Prabowo pada 13 Oktober

11 jam lalu

Dasco Sebut DPR akan Terima Jumlah Kementerian Prabowo pada 13 Oktober

Dasco menyebutkan DPR akan menerima jumlah kementerian baru pada 13 Oktober. Dia tak bisa memastikan jumlah kementerian baru di pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Pimpinan DPR Tidak akan Dapat Tunjangan Perumahan

12 jam lalu

Pimpinan DPR Tidak akan Dapat Tunjangan Perumahan

Tunjangan perumahan hanya diberikan kepada para anggota DPR.

Baca Selengkapnya

Berapa Tunjangan Perumahan Anggota DPR 2024-2029 yang Tak Dapat Rumah Dinas?

12 jam lalu

Berapa Tunjangan Perumahan Anggota DPR 2024-2029 yang Tak Dapat Rumah Dinas?

Memprediksi besaran tunjangan perumahan bagi anggota DPR RI 2024-2025 yang tidak lagi menerima fasilitas rumah dinas.

Baca Selengkapnya

Segini Gaji Anggota DPR Verrell Bramasta yang akan Disumbangkan ke Masyarakat

13 jam lalu

Segini Gaji Anggota DPR Verrell Bramasta yang akan Disumbangkan ke Masyarakat

Aktor Verrell Bramasta Fadilla Soedjoko mengatakan akan menyumbangkan gaji tahun pertamanya ke masyarakat. Berapa gaji anggota DPR?

Baca Selengkapnya

Pimpinan DPR Minta Para Hakim Batalkan Rencana Mogok Kerja

13 jam lalu

Pimpinan DPR Minta Para Hakim Batalkan Rencana Mogok Kerja

DPR berjanji akan memperjuangkan kenaikan gaji hakim.

Baca Selengkapnya

Setjen DPR: Besaran Tunjangan Perumahan Anggota Dewan Berbeda Tiap Tahun

13 jam lalu

Setjen DPR: Besaran Tunjangan Perumahan Anggota Dewan Berbeda Tiap Tahun

Jumlah tunjangan perumahan untuk anggota DPR akan berbeda tiap tahunnya. Untuk tahun ini belum diputuskan besarannya.

Baca Selengkapnya

Besaran Tunjangan Perumahan Anggota DPR Masih Dikaji

15 jam lalu

Besaran Tunjangan Perumahan Anggota DPR Masih Dikaji

Anggota DPR 2024-2029 tidak lagi menempati rumah dinas.

Baca Selengkapnya

Bos Lion Air Rusdi Kirana Ungkap Rencananya Usai Dilantik Jadi Pimpinan MPR

19 jam lalu

Bos Lion Air Rusdi Kirana Ungkap Rencananya Usai Dilantik Jadi Pimpinan MPR

Rusdi Kirana dilantik menjadi pimpinan MPR. Bos Lion Air ini mengungkapkan rencana ke depannya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deflasi Berturut-turut Bikin Cemas, Kelanjutan Prakerja dan Iuran Tapera di Era Prabowo

23 jam lalu

Terpopuler: Deflasi Berturut-turut Bikin Cemas, Kelanjutan Prakerja dan Iuran Tapera di Era Prabowo

Berita terpopuler bisnis pada Kamis, 3 Oktober 2024, dimulai dari perbedaan respons pengusaha dan pemerintah terhadap deflasi berturut-turut.

Baca Selengkapnya