Komarudin PDIP Beri Pesan ke Gibran: Pemimpin Boleh Salah, tapi Tak Boleh Bohong
Reporter
Annisa Febiola
Editor
Eko Ari Wibowo
Senin, 22 April 2024 23:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan (DPP PDIP) Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun mewanti-wanti Gibran Rakabuming Raka untuk tak berbohong setelah resmi dilantik sebagai Wakil Presiden RI. Menurut dia, pemimpin boleh berbuat salah, namun tidak untuk berbohong.
"Sebagai pemimpin boleh salah, tapi tidak boleh berbohong. Apalagi sebentar lagi dilantik menjadi Wakil Presiden Indonesia. Sebenarnya, pesan pak Sekjen (Hasto) itu, beliau lebih berhati-hati ke depan," kata Komar di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat pada Senin, 22 April 2024.
Pemimpin, kata Komar mesti menjalankan apa yang dia janjikan atau capkan. "Karena bagaimanapun, nanti menjadi pemimpin menjadi teladan bagi rakyat Indonesia, terutama generasi muda."
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menuding Gibran telah membohongi PDIP beberapa kali. Gibran membalas dengan menyebut bahasa Hasyo yang meresahkan. “Ya, Pak Hasto bahasanya selalu begitu, meresahkan,” kata Gibran di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat, 19 April 2024.
Benarkan pernyataan Hasto
Komar menyayangkan sikap Gibran yang dianggap terlalu reaktif merespons Hasto. Padahal, Gibran telah berbohong dua kali. Bahkan, dia disebut pernah membohongi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Apa yang disampaikan pak Sekjen itu benar terjadi dan benar (Gibran) berbohong, dua kali," ujar Komar.
Menurut dia, kebohongan pertama putra sulung Presiden Jokowi itu ketika dipanggil menemui Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan Komar di Kantor DPP PDIP. "Waktu itu beliau (Gibran) sendiri yang ngomong bahwa dia sadar tahun depan bapaknya tidak presiden lagi. 'Mau ke mana lagi saya pasti bersandar di PDI Perjuangan'," kata.
Sementara itu, kebohongan kedua diduga terjadi ketika Gibran ditanya langsung oleh Megawati kala bertemu para kepala daerah PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung. Saat itu, Megawati menanyakan apakah Gibran akan berpindah partai atau setia bersama PDIP.
"Ibu (Megawati) tanya Mas Gibran sama Bobby, 'mau tetap di sini apa berpindah partai?' Mas Gibran sendiri maju ke mimbar, lalu disampaikan waktu itu tetap bersama PDI Perjuangan," ucap Komar.
Alih-alih Hasto, sosok yang meresahkan dan berbahaya saat ini menurut Komar adalah Gibran sendiri. "Justru, yang berbahaya itu Mas Gibran."
Pilihan Editor: Sekjen Gerindra Sebut Pertemuan Prabowo dan Megawati Tengah Mencocokkan Waktu