Peneliti Sebut Gibran Belum Punya Kapasitas Pimpin Golkar, Ini Alasannya

Reporter

Antara

Editor

Sapto Yunus

Sabtu, 16 Maret 2024 05:52 WIB

Cawapres Gibran Rakabuming Raka tiba di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin, 26 Februari 2024. Dia masih bungkam soal pembicaraan dalam pertemuan empat mata dengan capres Prabowo Subianto di Jakarta pada Jumat, 23 Februari 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Populi Center Usep S. Ahyar mengatakan Gibran Rakabuming Raka belum memiliki kapasitas yang cukup untuk memimpin partai sebesar Golkar.

“Saya kira untuk memimpin di partai yang sekuat Golkar, memang harus orang yang punya pengalaman dan punya karakter yang kuat. Sementara Gibran belum teruji untuk itu. Kecuali kalau bapaknya, mungkin saya malah mengusulkan Jokowi,” kata Usep ketika dihubungi di Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menyebut Gibran berpeluang menjadi ketua umum Golkar, yang akan menggelar munas pada Desember 2024. Alasannya, Gibran akan menduduki jabatan posisi strategis sebagai wakil presiden dan Golkar ke depan harus berorientasi terhadap anak muda karena pemilih terbanyak berasal dari kalangan muda.

Menurut Usep, Golkar adalah partai besar yang tidak hanya mengandalkan ketua umum sebagai sosok sentral dalam memimpin partai, tetapi memiliki banyak kader berkualitas dan merata secara keorganisasian.

Dia mengatakan jangan menyamakan Golkar dengan Partai Solidaritas Indonesia atau PSI yang sekarang dipimpin oleh adik Gibran, Kaesang Pangarep. Dia mengatakan mekanisme organisasi Golkar sudah mapan dan matang, tidak begitu saja direbut.

Advertising
Advertising

Usep menyebut pengalaman Gibran belum teruji untuk mengelola berbagai faksi dan kepentingan yang ada di tubuh partai serta munculnya berbagai dinamika. Dia menganggap Gibran belum mampu meredam atau mengurai masalah-masalah itu.

“Golkar itu organisasi besar, partai besar, mekanismenya juga sudah mapan, dewasa juga. Jadi memang diperlukan sosok pemimpin yang pandai juga mengelola konflik. Jadi di Golkar teruji, tapi memang mekanisme kepartaiannya juga jalan dan selalu selesai,” jelasnya.

Dia menambahkan gejolak konflik di Golkar juga selalu ada. Begitu banyak tokoh dan masing-masing punya gerbong, punya pengikut yang akhirnya berkonflik. Menurut dia, tidak ada tokoh sentral di Golkar seperti di PDIP, Gerindra, atau Demokrat.

“Jadi konflik itu memang tidak harus selalu dibunuh seperti di partai-partai yang memang punya tokoh sentral. Mereka yang berkonflik atau menciptakan konflik disingkirkan. Tapi, kalau di Golkar, saya lihat konfliknya justru dikelola dan menjadi kekuatan yang diperlukan oleh organisasi semacam Golkar,” ujar dia.

Menurut Usep, nama-nama politikus Golkar yang mencuat untuk maju sebagai ketua umum Golkar seperti Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Bahlil Lahadalia, dianggap sebagai kader yang cukup layak menjadi pucuk pimpinan Golkar daripada Gibran.

Bahkan dia menilai Gibran masih berada di bawah kapasitas tokoh muda Golkar lainnya seperti Maman Abdurrahman, Ahmad Doli Kurnia, Ace Hasan Syadzily, dan tokoh muda lainnya. “Gibran itu lebih di bawah lagi, saya kira levelnya dari segi usia dari segi kematangan itu lebih di bawah lagi. Belum terlihat kemandirian politik dari Gibran," katanya menegaskan.

Selanjutnya, Gibran mengatakan biar yang berpengalaman yang memimpin Golkar…

Berita terkait

Alasan Pakar Sebut Dico Ganinduto-Raffi Ahmad Berpotensi Rebut Hati Pemilih di Pilkada Jateng

3 jam lalu

Alasan Pakar Sebut Dico Ganinduto-Raffi Ahmad Berpotensi Rebut Hati Pemilih di Pilkada Jateng

Pakar menilai Raffi Ahmad belum memiliki kinerja politik bagus, tapi Dico Ganinduto menunjukkan kinerja baik sebagai Bupati Kendal.

Baca Selengkapnya

Polemik Kenaikan UKT di Sejumlah PTNBH, Wakil Ketua Komisi X DPR: Tidak Logis dan Tidak Relevan

3 jam lalu

Polemik Kenaikan UKT di Sejumlah PTNBH, Wakil Ketua Komisi X DPR: Tidak Logis dan Tidak Relevan

Polemik kenaikan UKT menuai respons dari berbagai pihak. Wakil Ketua Komisi X DPR menyebut kebaikan tersebut tidak logis dan tidak relevan.

Baca Selengkapnya

Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan sebelum Prabowo Dilantik

3 jam lalu

Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan sebelum Prabowo Dilantik

Orang-orang dekat Prabowo menceritakan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar untuk menguasai DPR.

Baca Selengkapnya

Kata Gerindra soal Jokowi Bisa Jadi Penasihat Prabowo via Dewan Pertimbangan Agung

5 jam lalu

Kata Gerindra soal Jokowi Bisa Jadi Penasihat Prabowo via Dewan Pertimbangan Agung

Wacana Jokowi menjadi penasihat Prabowo sudah beberapa kali mencuat. DPA bisa jadi bentuk formal presidential club yang ingin diinisiasi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Pendapat Pakar Soal Peluang Artis Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

5 jam lalu

Pendapat Pakar Soal Peluang Artis Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

Pakar memperkirakan Prabowo akan berhati-hati dalam memilih menteri agar tidak ada kesalahan saat bertugas nanti.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

6 jam lalu

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

Basarah menganggap pernyataan Prabowo itu membuktikan keberhasilan PDIP mengembalikan status, peran, dan nama baik Sukarno.

Baca Selengkapnya

Bertolak ke Sultra, Jokowi Bakal Resmikan Jalan hingga Bendungan

7 jam lalu

Bertolak ke Sultra, Jokowi Bakal Resmikan Jalan hingga Bendungan

Jokowi dan rombongan direncanakan mendarat di Pangkalan TNI Haluoleo, Kabupaten Konawe Selatan pada Ahad sore.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Klaim Tak Ada Komunikasi yang Mandek dengan PDIP

7 jam lalu

Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Klaim Tak Ada Komunikasi yang Mandek dengan PDIP

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengatakan tidak ada komunikasi yang macet antara Prabowo dengan PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi Getol Gowes Sepeda di CFD Jakarta

9 jam lalu

Kala Jokowi Getol Gowes Sepeda di CFD Jakarta

Di Bundaran HI, Jokowi berhenti sejenak untuk beristirahat dan berinteraksi dengan masyarakat lainnya

Baca Selengkapnya

Ketahui Hak Prerogatif Presiden, Kapan dan untuk Kepentingan Apa Bisa Digunakan?

12 jam lalu

Ketahui Hak Prerogatif Presiden, Kapan dan untuk Kepentingan Apa Bisa Digunakan?

Presiden Jokowi sebut pemilihan menteri merupakan hak prerogatif Prabowo sebagai presiden terpilih. Apakah pengertiannya?

Baca Selengkapnya