Sederet Pembelaan Politikus PSI soal Suara Partainya Melonjak di Sirekap KPU
Reporter
Tempo.co
Editor
Andry Triyanto Tjitra
Senin, 4 Maret 2024 09:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia atau PSI mengalami lonjakan suara yang dinilai cukup besar dalam perhitungan data Sistem Informasi Rekapitulasi atau Sirekap Komisi Pemilihan Umum atau KPU pada periode 1-2 Maret 2024 kemarin.
Pada Jumat siang, 1 Maret 2024, PSI mendapat 3 persen suara nasional berdasarkan real count KPU. Data real count pada situs KPU pukul 12.00 WIB menunjukkan PSI mendapat 3,01 persen suara atau sekitar 2.300.600 ribu suara. Perolehan ini berdasarkan 540.351 dari total 823.236 Tempat Pemungutan Suara (TPS) atau 65.64 persen suara masuk.
Dalam selang waktu 24 jam setelah lonjakan suara. PSI memperoleh suara 0,12 persen. Data Sirekap pada 2 Maret 2024 pukul 13.00 WIB, memperlihatkan suara PSI bertambah 98.869.
Suara PSI bertambah dari 2.300.600 pada 1 Maret 2024 pukul 12.00 WIB menjadi 2.399.469 suara pada 2 Maret pukul 13.00 WIB atau sebanyak 3,13 persen.
Para politikus PSI pun angkat bicara terkait lonjakan suara tersebut. Juru Bicara DPP PSI Sigit Widodo mengklaim lonjakan suara PSI adalah hal yang wajar.
Kewajaran ini ditegaskan pula oleh Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie. Berikut pernyataan para politikus PSI ini seperti dilansir dari Tempo.
Sigit: Normal terjadi lonjakan
Juru Bicara DPP PSI Sigit Widodo mengklaim lonjakan suara PSI adalah hal yang wajar. Sigit menyebut lonjakan suara ini masih di bawah perhitungan internal PSI.
“Bisa saja data dari wilayah yang pemilih PSI-nya besar baru mulai masuk, sehingga normal saja terjadi lonjakan dalam satu waktu,” kata Sigit kepada Tempo, Sabtu 2 Maret 2024.
Sebaliknya, kata Sigit, penurunan bisa terjadi saat data masuk dari wilayah yang pemilihnya sedikit. Ia menegaskan bahwa Sirekap adalah data real count, bukan sampling, sehingga data masuk memang tidak harus selalu proporsional.
Menurut dia, data masuk Sirekap yang belum 100 persen selesai memang berbeda dengan sampling yang proporsional. Ia mengutarakan perubahan data naik atau turun, melonjak atau merosot, merupakan hal yang wajar sampai 100 persen.
“Saya berharap semua pihak berhenti membuat narasi-narasi untuk mengerdilkan PSI dan menggiring opini publik bahwa PSI hanya bisa masuk ke Senayan jika ada kecurangan,” kata Sigit.
Grace Natalie: Yang menuding baiknya pakai data
Pernyataan Sigit itu kembali ditegaskan oleh Grace Natalie. Wakil Ketua Dewan Pembina PSI ini mengatakan lonjakan suara PSI merupakan hal yang biasa saja.
“Tanggapannya biasa saja, kan perhitungan masih terus berjalan,” kata Grace saat dihubungi melalui pesan singkat pada Sabtu, 2 Maret 2024.
Saat ini, Grace menyatakan, PSI bakal tetap menjaga suara yang masuk agar tak terjadi kesalahan penghitungan. Dia pun menyampaikan bahwa masih ada puluhan juta suara yang belum dihitung.
“Kami terus fokus saja untuk mengawal perhitungan suara real count. Masih ada sekitar 70 juta suara yang belum dihitung,” katanya.
Grace, yang juga calon legislatif DPR RI dari PSI, meminta orang-orang untuk tidak asal menyimpulkan ada manipulasi untuk mengerek suara partainya.
“Yang menuding baiknya pakai data, dasar tudingannya apa?” ujar Grace.
Karena itu, dia mengingatkan semua pihak agar tidak tendensius dalam menyikapi penambahan suara untuk PSI.
“Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata Grace, dalam siaran resmi PSI di Jakarta, Sabtu, 2 Maret 2024.
Grace menambahkan berbagai kemungkinan masih dapat terjadi selama KPU merekapitulasi suara para pemilih.
Selanjutnya: Dialami Gelora dan PKB