Misteri Pertemuan Jokowi dan Surya Paloh, NasDem Merapat ke Kubu Prabowo?
Reporter
Tempo.co
Editor
Andry Triyanto Tjitra
Senin, 19 Februari 2024 09:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pada ahad malam, 18 Februari 2024, masih menyisakan tanda tanya alias masih menjadi misteri. Pertama, apa yang sebenarnya dibahas oleh mereka? Lantas, siapa yang terlebih dulu menginisiasi pertemuan?
Dihimpun dari Tempo, baik pihak Istana maupun Partai NasDem tidak ada yang secara gamblang menyebutkan apa yang sebenarnya dibahas dalam pertemuan Jokowi dan Surya tersebut.
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana hanya mengatakan pertemuan Jokowi dan Surya merupakan silaturahmi untuk membicarakan agenda-agenda kebangsaan untuk menghadapi tantangan global. Pembicaraan keduanya, katanya, termasuk dinamika politik dan Pemilu 2024.
Ari juga tidak menjawab dengan lugas saat ditanya apakah pertemuan Surya dan Jokowi juga membahas kemungkinan NasDem merapat ke kubu Prabowo.
Dia hanya merujuk pada pernyataan Jokowi bahwa silaturahmi dengan tokoh bangsa dan politik sangat baik. "Apalagi untuk kebaikan bangsa dan negara," kata Ari saat dikonfirmasi pada Ahad malam.
Hal senada juga disampaikan politikus Partai NasDem Ahmad Sahroni yang menyebut pertemuan itu sebagai silaturahmi.
"Benar. Hanya silaturahmi biasa saja," kata Bendahara Partai NasDem itu mengkonfirmasi adanya pertemuan tersebut melalui pesan singkat pada Ahad, 18 Februari 2024.
Meski begitu, Sahroni menyatakan belum tahu alasan Jokowi memanggil ketua umumnya itu. Dia hanya mengonfirmasi bahwa Surya Paloh ke Istana untuk memenuhi panggilan.
Misteri Inisiasi pertemuan
Misteri berikutnya adalah siapa yang lebih dulu menginisiasi pertemuan tersebut? Pasalnya, baik pihak Istana maupun NasDem memberikan pernyataan berbeda.
Ari Dwipayana mengklaim Surya menyampaikan permohonan untuk menghadap Jokowi. Ari mengatakan Jokowi menerima Surya pada Ahad malam, 18 Februari 2024, di Istana Merdeka, Jakarta.
"Sebelumnya, Bapak Surya Paloh menyampaikan permohonan untuk menghadap Bapak Presiden," katanya melalu pesan singkat kepada Tempo.
Ari mengatakan, sebagai tanggapan atas permohonan tersebut, Jokowi mengalokasikan waktu untuk menerima Surya Paloh.
Sementara Sekretaris Jenderal Partai NasDem Hermawi Taslim justru mengatakan kehadiran Surya atas undangan Presiden Jokowi.
“Kehadiran Ketum NasDem Pak Surya Paloh di Istana Negara adalah memenuhi undangan makan malam Presiden Jokowi,” ujar Hermawi Taslim dalam keterangannya Ahad 18 Februari 2024.
Selanjutnya: Surya tiba di istana
<!--more-->
Pantauan Tempo di lokasi, mobil Lexus hitam berplat B 1213 ZZH yang diyakini milik Surya Paloh tiba di Istana Negara pada sekitar jam 18.45 WIB. Tidak terlihat pengawalan polisi yang menyertai kendaraan tersebut. Surya memasuki Istana Negara melewati Pintu Bali atau akses VVIP.
Pertemuannya dengan Kepala Negara itu pun berlangsung tertutup. Wartawan yang berada di lokasi hanya bisa memantau gerbang akses VVIP tersebut dari jauh karena alasan protokoler Istana.
Sekitar satu jam kemudian, mobil yang sama terlihat keluar dari pagar Istana. Kira-kira jam 20.02 WIB. Kendaraan itu meninggalkan Istana dan langsung menuju Jalan Medan Merdeka Barat, masih tanpa pengawalan khusus.
Diketahui, ini pertemuan kali pertama Jokowi dan Surya usai penyelenggaraan Pemilu 2024. Dalam Pemilu kali ini, Surya Paloh dan NasDem mengusung calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Sementara itu, putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, maju di sebagai calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto. Pasangan ini ditengarai publik mendapat dukungan dari Jokowi.
Berdasarkan hasil real count sementara KPU pada Ahad, 18 Februari 2024, pasangan Prabowo-Gibran unggul dengan meraih 49.747.461 suara atau setara dengan 57,95 persen.
Dari pantauan Tempo di situs resmi KPU, progres penghitungan suara telah mencapai 66.61 persen atau 548.354 dari 823.236 Tempat Pemungutan Suara atau TPS.
Di peringkat kedua, Anies-Muhaimin memperoleh suara sebanyak 21.013.738 atau 24,48 persen. Adapun Ganjar-Mahfud berada di posisi paling buncit dengan 15.084.928 atau 17,57 persen.
Pasangan Prabowo-Gibran unggul di hampir seluruh wilayah atau tepatnya 36 dari 38 provinsi. Mereka hanya kalah oleh Anies-Muhaimin di Aceh dan Sumatera Barat. Adapun di DKI Jakarta, Prabowo-Gibran unggul tipis dari Anies-Muhaimin.
SULTAN ABDURRAHMAN | DANIEL A FAJRI
Pilihan Editor: Saling Klaim Istana dan NasDem Soal Inisiatif Pertemuan Jokowi - Surya Paloh