Muhaimin Sindir Istana Terganggu Kritik Kalangan Kampus ke Jokowi
Reporter
Sultan Abdurrahman
Editor
Amirullah
Minggu, 4 Februari 2024 16:23 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut satu, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menyoroti sikap Istana dalam menyikapi kritik dari sivitas akademika berbagai kampus ke Presiden Joko Widodo. Menurut Muhaimin, Istana tampak terganggu dengan peringatan yang diberikan para akademisi, dosen, dan mahasiswa itu.
“Semestinya peringatan para akademisi menjadi cambuk untuk memperbaiki keadaan. Namun, pihak Istana justru terkesan seperti merasa terganggu,” kata Muhaimin di DPP PKB, Jakarta Pusat pada Ahad, 4 November 2024.
Muhaimin menyatakan Istana tak seharusnya merasa terusik. Pasalnya, kata dia, kritik dari kalangan universitas seharusnya jadi referensi untuk perbaikan.
Dia pun mengaku kecewa dengan respons Istana yang membuat seolah-olah ada kepentingan politik di balik kritik para sivitas akademika. Muhaimin memperingatkan agar kritik ke Presiden Jokowi tak ditarik ke politik. Peringatan itu, kata dia, sejatinya untuk semua, khususnya mereka yang berada di pemerintahan, termasuk presiden.
Kritik itu, kata Muhaimin, disampaikan agar pemerintahan Jokowi tidak terjerumus mempengaruhi Pemilu yang tidak adil dan tidak memiliki legitimasi. Apalagi, dia berujar, saat ini pemerintahan Jokowi sudah memasuki tahun terakhirnya berkuasa.
Selain itu, Ketua Umum PKB ini juga menyatakan kecewa dengan respons Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana soal kritik para dosen dan mahasiswa. “Saya kecewa dengan Ari Dwipayana yang juga alumni UGM (Universitas Gadjah Mada), sama dengan saya, merespons itu seolah-olah membawa ke urusan politik,” ujar Muhaimin.
Diketahui, sejumlah sivitas akademika kampus, di antaranya Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Andalas (Unand), hingga Universitas Indonesia (UI) menyuarakan petisi berupa kritik terhadap pemerintahan Jokowi.
Mereka menyampaikan petisi atas keprihatinan yang mendalam atas tindakan penyimpangan dari prinsip demokrasi, kerakyatan, dan keadilan sosial bagi sejumlah penyelenggara negara di berbagai lapisan.
Menanggapi hal tersebut, pihak Istana mengatakan ada upaya mengorkestrasi narasi politik tertentu untuk kepentingan elektoral melalui deklarasi sejumlah kampus itu. “Strategi politik partisan seperti itu juga sah-sah saja dalam ruang kontestasi politik,” kata Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana dalam pesan singkat pada Jumat, 2 Februari 2024.
Pilihan Editor: Megawati ke Pendukung Ganjar-Mahfud: Terima Bansosnya, tapi Nyoblosnya Jangan Goyang