Menjelang Debat Capres Terakhir, PSPK Soroti Akses Pendidikan Berkualitas yang Belum Tercapai

Jumat, 2 Februari 2024 17:04 WIB

Murid baru kelas 1 SDN 010 Cidadap berkumpul bersama murid lain pada hari pertama sekolah pasca libur kenaikan kelas, 17 Juli 2023. Sekolah ini hanya memiliki 15 murid baru di kelas 1 berdasarkan seleksi zonasi. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) menilai akses pada pendidikan berkualitas dan berkeadilan untuk setiap anak masih belum tercapai. Hal itu dapat dilihat dari rendahnya daya tampung siswa baik SMP/MTS hingga jenjang SMA. Menurut data yang dihimpun PSPK, terdapat 32 kabupaten/kota di Indonesia yang masih mengalami kekurangan daya tampung di jenjang SMP/MTs.

"Hal ini mengindikasikan bahwa masih ada anak yang belum terpenuhi hak-nya untuk menempuh pendidikan dasar (SMP)," kata Direktur Eksekutif PSPK, Nisa Felicia Faridz melalui Surat Rekomendasi Kebijakan untuk Pendidikan Berkualitas yang Berkeadilan dan Berpihak Kepada Anak yang diterima Tempo pada Selasa, 30 Januari 2024.

Surat rekomendasi itu juga telah disampaikan oleh PSPK kepada pasangan capres-cawapres 2024. Pemberian rekomendasi itu diharapkan dapat menjadi masukan bagi mereka untuk bidang pendidikan jika nanti terpilih sebagai presiden-wakil presiden. Persoalan akses pendidikan yang berkualitas juga diharapkan dapat dibahas dalam debat capres terakhir yang mengangkat isu mengenai kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia dan inklusi.

Berdasarkan Pasal 31 UUD Negara RI Tahun 1945 dan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat dua kebijakan dalam menunjang akses pembelajaran yang berkeadilan, dilihat dari pemenuhan daya tampung dan meratanya kesempatan pendidikan. "Saat ini, akses pada pendidikan berkualitas dan berkeadilan untuk setiap anak masih belum tercapai. Dibutuhkan kehadiran pemerintah untuk mendukung terpenuhinya hak anak untuk pendidikan berkualitas dan terjangkau (tidak berbiaya atau berbiaya rendah)," kata Nisa.

Menurut Nisa, dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, hanya 273 kabupaten/kota yang kebutuhan daya tampungnya dapat dipenuhi oleh SMP Negeri/sederajat. Sisanya sekitar 46 persen, perlu dukungan sekolah swasta dalam memenuhi kebutuhan daya tampung sehingga akses pendidikan belum sepenuhnya gratis.

Advertising
Advertising

Kesenjangan pendidikan

Nisa mengatakan jika dilihat berdasarkan kualitas, terdapat kesenjangan kualitas yang ditunjukkan oleh hasil akreditasi satuan pendidikan negeri dan swasta. Satuan pendidikan swasta masih didominasi dengan akreditasi B sekitar 51 persen untuk SMP dan 60 persen untuk MTs.

"Kesenjangan yang besar terjadi terutama pada madrasah swasta dimana akreditasi B dan C lebih dominan sekitar 85 persen dari total madrasah swasta," kata Nisa.

Tak hanya SMP atau MTS saja, Nisa mengatakan, pada jenjang SMA, terdapat 109 Kabupaten/Kota yang masih mengalami kekurangan daya tampung, baik sekolah negeri maupun swasta. Dengan demikian, di daerah tersebut masih terdapat anak-anak yang tidak dapat menempuh pendidikan menengah karena daya tampung yang kurang.

Di sisi lain, dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, hampir di 70 persen atau 345 kabupaten/kotanya, terdapat SMA/SMK Negeri yang tidak mampu menampung lulusan SMP/sederajat. "Bahkan, satuan pendidikan swasta tidak selamanya dapat menyelesaikan masalah kurangnya daya tampung di satuan pendidikan negeri tersebut, seperti yang terjadi di 20 persem atau 103 kabupaten/kota," kata Nisa.

Disamping itu, penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD lebih banyak disediakan oleh swasta, yaitu sebanyak 95,6 persen sehingga akses terhadapnya ditentukan oleh kemampuan ekonomi orang tua. Menurut Nisa, dibutuhkan lebih banyak PAUD yang penyelenggaraannya didanai oleh Pemerintah.

"Agar anak-anak dari kelompok kelas menengah ke bawah juga berkesempatan untuk mengikuti program PAUD," kata Nisa.

Pemerataan kualitas PAUD di Indonesia juga perlu ditingkatkan. Sebab, hampir 50 persen dari PAUD tidak terakreditasi. Jumlah itu sekitar 10 kali lebih banyak dari yang memperoleh akreditasi A. "Artinya, sekalipun sebagian anak dapat mengikuti program PAUD, belum tentu mereka mendapatkan kualitas pembelajaran yang baik," kata Nisa.

Pilihan Editor: H-2 Debat Capres Terakhir, Kubu Ganjar dan Prabowo Bilang Begini

Berita terkait

Tingkatkan Ekosistem Pendidikan, Pemkab Kediri Gandeng PSPK

1 hari lalu

Tingkatkan Ekosistem Pendidikan, Pemkab Kediri Gandeng PSPK

Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito, menggandeng Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) untuk mengembangkan ekosistem pendidikan di Kabupaten Kediri.

Baca Selengkapnya

Bilang Study Tour Perlu Tetap Ada, FSGI Singgung Pengawasan hingga Biaya Siluman

2 hari lalu

Bilang Study Tour Perlu Tetap Ada, FSGI Singgung Pengawasan hingga Biaya Siluman

Sekretaris Jenderal FSGI mengatakan study tour perlu tetap ada. Namun perlu pengawasan ketat, termasuk soal biaya.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Peduli Transformasi Sekolah di Bengkulu

3 hari lalu

Pegadaian Peduli Transformasi Sekolah di Bengkulu

Program ini menjadi bukti komitmen PT Pegadaian dalam upaya penerapan TPB/SDGs empat tentang Pendidikan Berkualitas melalui pengembangan kapasitas guru dan manajemen Sekolah.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Tak Buka Pendaftaran Taruna STIP, Pengamat: Kalau Bisa Tutup 2 Tahun

4 hari lalu

Kemenhub Tak Buka Pendaftaran Taruna STIP, Pengamat: Kalau Bisa Tutup 2 Tahun

Ki Darmaningtyas menilai perlu adanya evaluasi terhadap sistem asrama untuk taruna STIP.

Baca Selengkapnya

Pasca-Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok Keluarkan SE Tentang Study Tour

5 hari lalu

Pasca-Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok Keluarkan SE Tentang Study Tour

Pasca kecelakaan bus rombongan perpisahan siswa SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok mengeluarkan surat edaran tentang kegiatan study tour.

Baca Selengkapnya

Politikus PKS Soroti Komitmen Konstitusi dalam Mengatasi Masalah Pendidikan

6 hari lalu

Politikus PKS Soroti Komitmen Konstitusi dalam Mengatasi Masalah Pendidikan

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mardani Ali menyoroti peran penting komitmen dan investasi negara dalam mengatasi masalah di sektor pendidikan.

Baca Selengkapnya

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di UNDIP

6 hari lalu

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di UNDIP

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di Universitas Diponegoro (UNDIP) dengan tema 'Survival Leadership, Facing Uncertainties'.

Baca Selengkapnya

Airlangga Hartarto Dorong Peningkatan Pendidikan Mikroelektronik

8 hari lalu

Airlangga Hartarto Dorong Peningkatan Pendidikan Mikroelektronik

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong peningkatan pendidikan mikroelektronik untuk kuasai pasar semikonduktor.

Baca Selengkapnya

Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

9 hari lalu

Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

Para ilmuwan menemukan beberapa faktor dan kebiasaan yang tampak tak berbahaya bisa mempercepat penuaan otak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

10 hari lalu

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan investasi di bidang pendidikan akan membuka peluang Indonesia menjadi lebih maju.

Baca Selengkapnya