PDIP Sebut Mensos Risma Tak Terlibat Bansos Jelang Pemilu 2024, Ada Ketidaknyamanan di Kabinet Jokowi

Rabu, 31 Januari 2024 19:01 WIB

Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kebudayaan yang juga sebagai Menteri Sosial, Tri Rismaharini hadir dalam acara silahturahmi dan kerja sama Partai Politik di DPP PDIP, Jakarta, Senin, 28 Agustus 2023. PDI Perjuangan menerima kedatangan Partai Hanura dalam rangka Silahturahmi dan Kerja Sama Partai Politik mendukung bakal calon presiden Ganjar Pranowo pada Pemilu 2024. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Dewan Pimpinan Pusat DPP PDIP, Komarudin Watubun, mengakui bahwa Menteri Sosial atau Mensos Tri Rismaharini atau Risma tidak terlibat dalam program pembagian bantuan sosial (bansos) yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelang Pemilu 2024.

Watubun menyatakan bahwa semua informasi saat ini sangat terbuka sehingga informasi seperti bansos sampai hal kecil seperti jarum yang jatuh di istana pun dapat diketahui oleh masyarakat. "Jarum jatuh di istana. Jangan dipikir kita tidak tahu," katanya pada 26 Januari 2024.

Ia menjelaskan bahwa untuk mengawasi distribusi bansos, ia akan menggunakan satuan tugas Cakra Buwana, yang bergerak secara independen dan bukan sebagai perwakilan dari partai politik. Watubun menekankan niatnya untuk segera melaksanakan apel besar Satgas Cakra Buwana.

"Dengan menggunakan ponsel, penglihatan, pikiran, dan pendengaran, semuanya harus digunakan. Demokrasi harus dijaga, jika tidak, kita akan kembali ke nol," ujar Watubun.

Watubun juga meyakini bahwa kekuatan besar rakyat tidak dapat dikalahkan. Ia menegaskan pentingnya berharap kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan mengingatkan agar lembaga-lembaga seperti Bawaslu, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), termasuk Mahkamah Konstitusi (MK), harus memahami bahwa mereka lahir sebagai hasil reformasi dan seharusnya mendukung reformasi tersebut.

Advertising
Advertising

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma bercerita bahwa rapat di kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo sudah tidak nyaman. Hasto menyebut ketika mau rapat Bekas Wali Kota Surabaya itu juga diperiksa dulu, meski Hasto tidak menjelaskan pemeriksaan itu dalam bentuk seperti apa.

“Sekarang suasana di rapat kabinet, bahkan ketika mau rapat itu diperiksa, ada unsur-unsur ketidaknyamanan. Tapi tugas untuk rakyat, bangsa dan negara harus melepaskan diri dari berbagai ketidaknyamanan karena untuk mengurus rakyat diperlukan integritas, diperlukan keteguhan dalam prinsip yang dilakukan oleh Bu Risma,” kata Hasto di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin hari ini, 30 Januari 2024.

Pihak Istana kemudian menyangkal kabar pemeriksaan menteri di Kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menyebabkan ketidaknyamanan. Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan tidak ada pemeriksaan yang diperketat bagi para menteri untuk mengikuti sidang atau rapat kabinet.

“Semua berjalan seperti biasa sesuai SOP Pengamanan di lingkungan Istana oleh Paspampres,” kata Ari dalam keterangan tertulis pada Rabu, 31 Januari 2024.

Profil Tri Rismaharani

Tri Rismaharini, atau akrab disapa Risma adalah Menteri Sosial dan mantan Wali Kota Surabaya yang menjabat selama dua periode. Dia dilahirkan pada 20 November 1961. Risma telah menjadi bagian dari Kabinet Indonesia Maju sejak 23 Desember 2020. Sebagai Wali Kota Surabaya, Risma mengepalai pemerintahan pada periode 28 September 2010-28 September 2015 dan 17 Februari 2016-23 Desember 2020.

Keberhasilan Risma tidak hanya mencakup tingkat nasional, tetapi juga membuatnya menjadi kepala daerah perempuan pertama di Indonesia yang beberapa kali masuk dalam daftar pemimpin terbaik dunia.

Dalam pemilihan langsung, Risma menggantikan Bambang Dwi Hartono yang kemudian menjadi wakilnya. Pasangan Risma-Bambang, yang didukung oleh PDI-P, meraih kemenangan pada Pilkada Surabaya 2010 dengan perolehan suara sebanyak 358.187 atau 38,53 persen.

Setelah Bambang mengundurkan diri pada 14 Juni 2013, Risma dilanjutkan oleh Whisnu Sakti Buana dan terpilih secara aklamasi pada 8 November 2013. Ia resmi dilantik pada 24 Januari 2014.

Pada Pilkada Serentak 2015, Whisnu kembali menjadi wakil Risma, dan keduanya memenangkan kembali dengan kemenangan mutlak, meraih 893.087 suara atau 86,34 persen. Mereka dilantik untuk masa bakti 2016-2021 pada 17 Februari 2016 oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Gedung Negara Grahadi, dalam acara yang bersamaan dengan pelantikan 16 bupati/wali kota hasil Pilkada Serentak 2015 di Jawa Timur.

ANANDA BINTANG I TIKA AYU I HENDRIK KHOIRUL MUHID I ADIL AL HASAN I DANIEL A. FAJRI

Pilihan Editor: Mensos Risma Disebut Tidak Dilibatkan dalam Penyaluran Bansos Raskin

Berita terkait

KPU Bantah Gugatan NasDem soal Penggelembungan Suara PDIP di Sumut

46 menit lalu

KPU Bantah Gugatan NasDem soal Penggelembungan Suara PDIP di Sumut

NasDem mengungkapkan salah satu penyebab perolehan suara mereka berkurang karena KPU salah mengisi jumlah suara sah mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi Berlakukan Kelas Rawat Inap Standar BPJS Kesehatan, Rumah Sakit Diklaim Sudah Siap

1 jam lalu

Jokowi Berlakukan Kelas Rawat Inap Standar BPJS Kesehatan, Rumah Sakit Diklaim Sudah Siap

Presiden Jokowi menerapkan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan. Dirut BPJS Kesehatan klaim pihak rumah sakit sudah siap.

Baca Selengkapnya

Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

2 jam lalu

Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

Nahdlatul Wathan (NW) menjadi organisasi massa Islam pertama yang membangun ekosistem di Ibu Kota Nusantara (IKN). Begini profilnya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Sinyal Bansos Beras Dilanjutkan sampai Desember 2024

4 jam lalu

Jokowi Beri Sinyal Bansos Beras Dilanjutkan sampai Desember 2024

Dalam Pilpres 2024, pemberian bansos beras oleh Jokowi dikritik lawan politik hingga kelompok sipil sebagai upaya cawe-cawe.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Jadi Ujian Terakhir Presiden Jokowi, Memperbaiki atau Merusak?

5 jam lalu

Pansel KPK Jadi Ujian Terakhir Presiden Jokowi, Memperbaiki atau Merusak?

Sejumlah pihak menyatakan pembentukan Pansel KPK menjadi ujian terakhir bagi pemerintahan Presiden Jokowi. Pemberantasan korupsi semakin suram?

Baca Selengkapnya

Jokowi Jadi Presiden Kedua setelah Gus Dur Sambangi Kabupaten Muna

7 jam lalu

Jokowi Jadi Presiden Kedua setelah Gus Dur Sambangi Kabupaten Muna

Keterangan tertulis Sekretariat Presiden menyebut Jokowi disambut lautan masyarakat saat meninjau Pasar Laino Raha, Kabupaten Muna.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan, Ini Penggantinya

8 jam lalu

Jokowi Resmi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan, Ini Penggantinya

Jokowi resmi menghapus sistem kelas melalui Perpres Nomor 59 tahun 2024 tentang Jaminan Kesehatan atau BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Ragam Reaksi terhadap Pembentukan Pansel KPK oleh Presiden Jokowi

8 jam lalu

Ragam Reaksi terhadap Pembentukan Pansel KPK oleh Presiden Jokowi

Novel Baswedan menilai dalam proses pemilihan Pansel KPK akan terlihat ada atau tidaknya keinginan Jokowi memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Program Terdekat Minta Penegak Hukum Adili Jokowi

8 jam lalu

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Program Terdekat Minta Penegak Hukum Adili Jokowi

Partai Negoro yang didirikan Faizal Assegaf dan kawan-kawan diluncurkan kemarin. Program jangka pendek mereka minta penegak hukum adili Jokowi.

Baca Selengkapnya

Aktivis Antikorupsi Beri Saran Jokowi untuk Pansel KPK, Novel Baswedan: Ujian Terakhir Pemerintah

8 jam lalu

Aktivis Antikorupsi Beri Saran Jokowi untuk Pansel KPK, Novel Baswedan: Ujian Terakhir Pemerintah

Presiden Jokowi akan mengumumkan Pansel KPK bulan ini. Sejumlah aktivis antikorupsi memberi masukan, termasuk Novel Baswedan.

Baca Selengkapnya