Smelter Nikel di Morowali Kembali Terbakar, DPR: Bukti Pemerintah Lemah
Reporter
Ade Ridwan Yandwiputra
Editor
Linda novi trianita
Sabtu, 20 Januari 2024 12:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Belum selesai pengusutan kasus ledakan tungku smelter di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), peristiwa serupa terjadi di PT Sulawesi Mining Investment (SMI). Tungku smelter nikel milik perusahaan Cina itu terbakar pada Jumat malam, 19 Januari 2024.
Anggota Komisi VII DPR, Mulyanto, menilai kejadian berulang di kawasan pabrik smelter PT Indonesian Morowali Industrial Park, Morowali, Sulawesi Tengah itu, merupakan imbas lemahnya pemerintah dalam melakukan pengelolaan industrialisasi nikel. "Dua bulan lalu meledak smelter PT ITTS yang menelan korban sebanyak 21 orang tewas. Kemudian disusul dengan kembali meledaknya smelter PT GNI dan kini terjadi ledakan smelter di PT SMI. Ledakan smelter yang beruntun ini mencerminkan tata kelola usaha industri smelter ini tidak sebaik yang digembar-gemborkan Pemerintah," kata Mulyanto melalui keterangan resminya, Sabtu, 20 Januari 2024.
Mulyanto menyebut, kecelakaan beruntun itu terjadi karena pemerintah lamban mengaudit seluruh smelter perusahaan Cina. Harusnya sejak kali pertama terjadi ledakan tungku smelter di PT Gunbuster Nickel Industries (GNI) tahun lalu, Pemerintah aktif menjalankan audit kepada seluruh smelter milik perusahaan Cina.
"Pemerintah harus profesional mengawasi pelaksanaan program Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) di semua perusahaan asal negeri tirai bambu tersebut, termasuk mengawasi keandalan alat kerja dan fasilitas yang digunakan selama produksi," kata Mulyanto.
Politikus PKS itu menyatakan jangan karena perusahaan tersebut milik investor Cina maka Pemerintah menjadi lemah dan takut melakukan pengawasan secara ketat. Pemerintah harus tegas dan segera mengaudit seluruh smelter Cina tersebut serta mengevaluasi tata kelola industri smelter ini.
"Kami khawatir dengan berbagai kemudahan dan insentif baik fiskal maupun non fiskal yang diberikan pemerintah, alih-alih menjalankan usaha industri dengan baik, perusahaan smelter ini justru lalai dan ugal-ugalan dalam menjalankan tata kelola industri. Akhirnya yang jadi korban adalah pekerja," kata Mulyanto.
Sebagai pihak paling berwenang di negara ini sudah sepantasnya Pemerintah tidak berhenti mencari penyebab kasus ledakan smelter ini pada kelalaian di tingkat pekerja, tetapi lebih dalam dan komprehensif lagi pada tingkat korporasi yakni tata kelola usaha industri. "Pemerintah jangan ragu-ragu mencabut izin industri smelter yang terbukti mbalelo. Ini bukan hanya soal keamanan dan keselamatan pekerja tapi juga upaya menjaga marwah Pemerintahan agar tidak dipandang sebelah mata oleh investor asing," kata Mulyanto.
Tungku smelter milik PT Sulawesi Mining Investment (SMI) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah terbakar pada Jumat malam, 19 Januari 2024. Kapolres Morowali AKBP Suprianto menyatakan tungku smelter itu tidak meledak, tetapi terbakar. Suprianto mengatakan, tidak ada korban dalam insiden ini. Namun, dia mengatakan dua orang operator crane yang bekerja di dekat lokasi kebakaran terkena asap sehingga agak sesak napas. "Sudah ditangani medis dan kondisinya bagus tidak ada masalah," ucap dia saat dihubungi, Sabtu, 20 Januari 2024.
Perihal penyebab kebakaran, Suprianto belum bisa memastikannya. Dia mengatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab kebakaran itu. "Masih kami selidiki," ucap dia. Video kebakaran ini beredar di media sosial. Salah satunya di akun Instagram @raseraproject. "Telah terjadi kebakaran di kawasan smelter IMIP milik PT SMI. Namun sampai saat ini kami belum mendapat informasi krononologisnya secara detail," tulis akun tersebut dalam keterangan video unggahannya.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | HAN REVANDA PUTRA
Pilihan Editor: Tungku Smelter Terbakar, PT IMIP Sebut Situasi Sudah Kembali Normal