Hari Ini Digelar Harlah Muslimat NU ke-78, Berdasarkan Sejarahnya Lahir Maret 1946

Sabtu, 20 Januari 2024 11:22 WIB

Presiden Indonesia, Joko Widodo memberikan sambutan di depan ribuan peserta yang hadir pada acara harlah ke-78 Muslimat Nahdlatul Ulama di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu, 20 Januari 2024. Berdasarkan perhitungan panitia Harlah Ke-78 Muslimat NU, terdapat sekitar 150.000 peserta yang menghadiri acara tersebut dengan menggunakan 2.995 bus. Mereka berasal dari 34 Pengurus Wilayah (PW) dan 534 Pengurus Cabang (PC) Muslimat NU. Selain itu acara Muslimat NU juga dihadiri oleh presiden Joko Widodo, Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, istri mendiang Gus Dur Sinta Nuriyah, Yenny Wahid, Habib Lutfi, Panglima TNI, Kapolri, serta Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) menyelenggarakan perayaan Hari Lahir (Harlah) ke-78 Muslimat NU di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, pada Sabtu, 20 Januari 2024.

Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum Muslimat NU, telah mengungkapkan permintaan maaf kepada warga Jakarta jika pelaksanaan acara tersebut menyebabkan gangguan lalu lintas di sekitar GBK.

"Kami ingin memohon maaf kepada warga DKI Jakarta dan para pengguna jalan atas potensi gangguan perjalanan dan ketidaknyamanan yang mungkin terjadi akibat acara ini,” kata Gubernur Jawa Timur itu pada Jumat, 19 Januari 2024.

Acara tersebut juga akan dihadiri Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Kepala Negara bakal tiba di GBK pada sekitar jam 06.45 WIB. Dia pun dijadwalkan memberi sambutan pada pukul 08.00 WIB.

Sebelumnya Khofifah telah resmi mendukung pasangan calon nomor urut 2, Prabowo-Gibran Rakabuming Raka dengan bergabung dengan Tim Kampanye Nasional (TKN). Hal itu diungkapkan Khofifah pada Rabu, 10 Januari 2024.

Advertising
Advertising

Atas dukungan itu, Khofifah diminta nonaktif jabatannya sebagai Ketua Msulimat NU. Hal itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf dalam keterangannya di Jakarta, 18 Januari 2024.

"Kalau sekarang beliau mengumumkan bahwa beliau menjadi juru kampanye, nah kita lihat kalau sudah resmi masuk di dalam tim kampanye, ya, beliau harus non-aktif dari jabatannya sebagai Ketua Umum Muslimat NU," kata Gus Yahya.

Sejarah Muslimat NU

Muslimat Nahdlatul Ulama, juga dikenal sebagai Muslimat NU, berdiri pada 29 Maret 1946 di Purwokerto sebagai sebuah Badan Otonom dari Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Konsep pembentukan Muslimat NU muncul saat Muktamar NU ke-13 di Menes, Banten, pada 1938.

Dua tokoh utama, Ny R Djuaesih dan Ny Siti Sarah, yang mewakili jamaah perempuan, dengan keyakinan penuh menyuarakan pentingnya peran perempuan dalam konteks organisasi, sejalan dengan upaya kaum laki-laki.

Sebagaimana dilansir dari MuslimatNU.or.id, Ny R Djuaesih menjadi perempuan pertama yang memberikan pidato di forum resmi organisasi NU. Hal ini mencerminkan tekadnya untuk membuka peluang partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan organisasi.

Pada 29 Maret 1946, aspirasi jamaah wanita NU untuk membentuk organisasi diterima oleh utusan Muktamar NU ke-16 di Purwokerto. Sebagai hasilnya, didirikanlah lembaga organik yang fokus pada bidang wanita dan dikenal sebagai Nahdlatoel Oelama Moeslimat (NOM), yang lebih dikenal dengan nama Muslimat NU. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan sejarah serta relevansi terhadap kebutuhan yang ada pada saat itu.

Sebagai lembaga sosial keagamaan, Muslimat NU memiliki visi untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera berdasarkan ajaran Ahlusunnah Wal Jama’ah, di bawah bimbingan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diberkati oleh Allah SWT.

Misi organisasi ini mencakup upaya dalam membangun masyarakat yang taqwa, berkualitas, mandiri, dan sadar akan hak serta kewajibannya sesuai dengan ajaran Islam.

Muslimat NU juga telah diberikan hak otonomi sejak Muktamar NU ke-19 di Palembang pada 1952. Dengan kemandirian ini, Muslimat NU memiliki wewenang untuk mengelola urusannya sendiri dan menggali kreativitas secara independen, tanpa bergantung pada NU sebagai lembaga Induk.

Jumlah anggota Muslimat NU mencapai sekitar 32 juta dan tersebar di berbagai tingkatan, mulai dari Pimpinan Wilayah hingga Pimpinan Ranting.

ANANDA BINTANG I PUTRI SAFIRA PITALOKA I SULTAN ABDURRAHMAN I HAN REVANDA PUTRA

Pilihan Editor: PBNU Minta Khofifah Nonaktif sebagai Ketua Umum Muslimat NU, Ini Sejarah Organisasi Perempuan Nahdlatul Ulama

Berita terkait

Waketum PAN Benarkan Partai KIM Sepakat Dukung Khofifah - Emil di Pilgub Jatim

1 menit lalu

Waketum PAN Benarkan Partai KIM Sepakat Dukung Khofifah - Emil di Pilgub Jatim

Viva Yoga membenarkan adanya dukungan dari partai-partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) mendukung Khofifah dan Emil Dardak, di Pilkada Jatim 2024

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

33 menit lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

PPP Bantah Akan Beri Surat Rekomendasi untuk Khofifah Maju di Pilkada Jawa Timur Hari Ini

1 jam lalu

PPP Bantah Akan Beri Surat Rekomendasi untuk Khofifah Maju di Pilkada Jawa Timur Hari Ini

Khofifah Indar Parawansa mengklaim dirinya akan mendapatkan surat rekomendasi untuk maju di Pilkada Jawa Timur dari PPP, hari ini.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

1 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Revisi UU Kementerian Negara Mengonfirmasi Kabinet Gemoy Prabowo-Gibran

1 jam lalu

Pengamat Sebut Revisi UU Kementerian Negara Mengonfirmasi Kabinet Gemoy Prabowo-Gibran

Susunan kabinet Prabowo-Gibran tengah menjadi perbincangan karena disebut ingin menambah jumlah kementerian lewat revisi UU Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya

Khofifah Singgung Soal IKN setelah Resmi Diusung Golkar Maju di Pilgub Jawa Timur, Ada Apa?

2 jam lalu

Khofifah Singgung Soal IKN setelah Resmi Diusung Golkar Maju di Pilgub Jawa Timur, Ada Apa?

Khofifah berkelakar ibu kota secara de facto berada di Jawa Timur usai menerima dukungan maju di Pilgub Jawa Timur dari Golkar.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

2 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

2 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya

Khofifah-Emil Respons Begini soal Peluang Dukungan PDIP di Pilkada Jawa Timur

3 jam lalu

Khofifah-Emil Respons Begini soal Peluang Dukungan PDIP di Pilkada Jawa Timur

Usai mendapat rekomendasi dari partai Golkar untuk maju di Pilkada Jawa Timur, Khofifah-Emil respons soal peluang dukungan PDIP kepada mereka.

Baca Selengkapnya

Respons Airlangga Saat Ditanya Peluang PDIP Dukung Khofifah di Pilkada Jawa Timur

5 jam lalu

Respons Airlangga Saat Ditanya Peluang PDIP Dukung Khofifah di Pilkada Jawa Timur

Airlangga sebelumnya mengatakan, membuka peluang bagi partai-partai lain untuk mengusung bakal pasangan Khofifah-Emil di Pilkada Jawa Timur 2024.

Baca Selengkapnya