Soal Alutsista, Kapten Timnas Amin: Kalau Bisa Beli Baru Kenapa Harus yang Bekas?

Reporter

Ihsan Reliubun

Editor

Febriyan

Senin, 8 Januari 2024 15:27 WIB

Kapten Tim Pemenangan Nasional (Timnas) AMIN, Muhammad Syaugi Alaydrus memberikan keterangan pers di Markas Pemenangan AMIN, Jl Diponegoro X, Jakarta, Kamis, 28 Desember 2023. Dalam konferensi pers tersebut Tim Hukum Nasional (THN) membeberkan sejumlah dugaan pelanggaran kampanye pemilu dan meminta aparat penegak hukum harus bersikap adil dan netral dalam proses penyelenggaraan pemilu 2024. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Kapten Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar atau Timnas Amin, Marsekal Madya (Purn) Muhammad Syaugi Alaydrus, mengomentari soal pembelian alat utama sistem persenjataan atau alutsista bekas yang sempat dibahas dalam debat calon presiden (capres). Syaugi menyatakan sepakat dengan pernyataan Anies soal pembelian alutsista harus baru, tidak bekas.

"Kalau pembelian alutsista itu sebaiknya baru. Enggak perlu bekas," kata Syaugi kepada Tempo, usai debat capres Ahad malam kemarin, 7 Januari 2024.

Syaugi menyatakan pemerintah memiliki kapasitas untuk membeli alutsista baru. "Kenapa perlu bekas?" ujar Syaugi.

Kelebihan membeli alutsista baru

Mantan Kepala Basarnas itu pun menyatakan pemerintah mampu membeli jet tempur baru seperti F-16 dari Amerika Serikat atau Sukhoi dari Rusia. Dia menjelaskan kelebihan membeli alutsista baru. Dia menyatakan Kementerian Pertahanan tak perlu mengeluarkan biaya yang tinggi untuk perawatan. Selain itu, dia juga menyatakan Kementerian Pertahanan tak perlu pusing mencari suku cadang dari pesawat baru.

"Apa itu? Pesawat F-16 (Fighting Falcon) atau Sukhoi. Sehingga tools-nya tidak sulit kalau mereka baru. Tapi (kalau) bekas, spare part (suku cadang)-nya (yang dibutuhkan) lebih banyak. Biaya lebih tinggi. Kenapa harus begitu?" tutur dia.

Advertising
Advertising

Dalam debat capres, Anies Baswedan sempat menyentil capres kompetitornya sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto soal pembelian alutsista bekas. Dia mengaku ironi karena Kementerian Pertahanan yang memiliki anggaran senilai Rp 700 triliun dalam empat tahun terakhir hanya mampu membeli alutsista bekas.

Seperti diketahui, Kementerian Pertahanan berencana memboyong 12 jet tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar senilai 733 juta euro atau sekitar Rp 1,2 triliun. Rencana itu menimbulkan perdebatan karena pesawat tersebut dianggap telah usang dan pernah ditolak oleh Menteri Pertahanan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Juwono Sudarsono.

Padahal saat itu Pemerintah Qatar bersedia memberikan jet tempur buatan Prancis tersebut secara gratis. Saat itu, Juwono menyatakan menolak hibah dari Qatar itu karena biaya perawatan Mirage 2000-5 yang mahal.

Menanggapi itu, pernyataan Anies Basweda itu, Prabowo Subianto pun langsung mengundangnya berdiskusi soal peralatan alutsista bekas. Dia juga menyebut mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak paham tentang pertahanan.

"Tadi Pak Anies ngomong soal barang bekas, Pak Anies tidak mengerti tentang pertahanan," tutur Prabowo.

Berita terkait

Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan sebelum Prabowo Dilantik

13 jam lalu

Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan sebelum Prabowo Dilantik

Orang-orang dekat Prabowo menceritakan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar untuk menguasai DPR.

Baca Selengkapnya

Kata Gerindra soal Jokowi Bisa Jadi Penasihat Prabowo via Dewan Pertimbangan Agung

15 jam lalu

Kata Gerindra soal Jokowi Bisa Jadi Penasihat Prabowo via Dewan Pertimbangan Agung

Wacana Jokowi menjadi penasihat Prabowo sudah beberapa kali mencuat. DPA bisa jadi bentuk formal presidential club yang ingin diinisiasi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Respons Internal PDIP Soal Peluang Duet Ahok-Anies di Pilkada Jakarta 2024

18 jam lalu

Respons Internal PDIP Soal Peluang Duet Ahok-Anies di Pilkada Jakarta 2024

Politikus PDIP menyebut Ahok dan Anies berasal dari akar rumput yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Dinilai Lemah terhadap Freeport, Keluarga Prabowo Bangun Pabrik Timah

1 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Dinilai Lemah terhadap Freeport, Keluarga Prabowo Bangun Pabrik Timah

Terpopuler: Pemerintah Jokowi dinilai lemah terhadap Freeport, keluarga Prabowo Subianto bangun pabrik timah di Batam.

Baca Selengkapnya

Isu Raffi Ahmad Berpeluang Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Isu Raffi Ahmad Berpeluang Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Sejumlah tokoh baik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju ataupun pendukung disebut-sebut berpeluang jadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran nanti.

Baca Selengkapnya

Kenapa Tak Bisa Duet Anies Baswedan -Ahok di Pilkada Jakarta? KPU Sebutkan Bunyi Pasal Larangannya

1 hari lalu

Kenapa Tak Bisa Duet Anies Baswedan -Ahok di Pilkada Jakarta? KPU Sebutkan Bunyi Pasal Larangannya

Kadivi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU DKI Jakarta, Dody Wijaya sebut duet Anies Baswedan-Ahok pada Pilkada Jakarta 2024 tak akan terwujud.

Baca Selengkapnya

Cak Imin Siap Dukung Anies Baswedan Maju di Pilkada Jakarta 2024

1 hari lalu

Cak Imin Siap Dukung Anies Baswedan Maju di Pilkada Jakarta 2024

Cak Imin menyatakan secara pribadi mendukung Anies Baswedan maju sebagai Calon Gubernur di Pilkada Jakarta

Baca Selengkapnya

Respons Senada PKS dan Ganjar soal Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu

1 hari lalu

Respons Senada PKS dan Ganjar soal Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu

Politikus PKS Mardani Ali Sera mengingatkan Prabowo mengenai fungsi kontrol yang harus tetap dilakukan dalam pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Pesawat Super Hercules Unit Terakhir Pesanan Prabowo Bakal Tiba Bulan Ini

1 hari lalu

Pesawat Super Hercules Unit Terakhir Pesanan Prabowo Bakal Tiba Bulan Ini

Pesawat Super Hercules pesanan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akan segera tiba di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kabinet Prabowo: 5 Kritik Terhadap Wacana Prabowo Tambah Kementerian Jadi 40

1 hari lalu

Kabinet Prabowo: 5 Kritik Terhadap Wacana Prabowo Tambah Kementerian Jadi 40

Namun, wacana Kabinet Prabowo berjumlah 40 pos ini menjadi perbincangan publik, menuai kritik dan beragam respons dari berbagai kalangan.

Baca Selengkapnya