Polisi Ambil Rekaman CCTV Selidiki Insiden Wisatawan Jatuh dari Jembatan Kaca Banyumas
Reporter
Tempo.co
Editor
Kukuh S. Wibowo
Kamis, 26 Oktober 2023 06:58 WIB
TEMPO.CO, Banyumas - Petugas Inafis Kepolisian Resor Kota Banyumas mengambil rekaman kamera pemantau untuk menyelidiki insiden wahana wisata jembatan kaca yang pecah sehingga mengakibatkan empat wisatawan terjatuh. Satu orang meninggal dunia dan satu orang luka-luka dalam kecelakaan itu.
Seperti dikutip dari Kantor Berita Antara, petugas mengambil digital video recorder (DVR) sebagai alat memonitor dan merekam objek gambar yang nampak oleh kamera CCTV itu dari dalam loket masuk wahana Jembatan Kaca The Geong di Hutan Pinus Limpakuwus (HPL), Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu sore, 25 Oktober 2023.
Setelah melepas DVR dari tempatnya, petugas Inafis langsung memasukkannya ke dalam kantong barang bukti dan membawanya ke Markas Polresta Banyumas di Purwokerto.
Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Banyumas Ajun Komisaris Benny Timor Prasetyo enggan memberikan komentar. "Besok saja ya, besok Laboratorium Forensik akan melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara)," kata dia.
Ketua Koperasi Hutan Pinus Limpakuwus Eko Purnomo mengatakan wahana jembatan kaca The Geong bukan bagian dari pengelolaan HPL. Wahana wisata itu berada di lahan milik Kementerian Pertanian yang dikelola Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden, bukan di lahan milik Perum Perhutani.
Dalam hal ini, kata dia, pengelola The Geong bekerja sama dengan Kokarnaba yang merupakan koperasi milik BBPTUHPT. "Pengelola The Geong bekerja sama dengan kami hanya dalam hal parkir. Pengunjung membayar parkir di depan, kami yang menampung," kata dia.
Eko mengimbuhkan wahana tersebut masuk ke kawasan wisata HPL sejak satu tahun silam namun mulai beroperasi resmi pada Lebaran 2023 karena pembangunannya dilakukan secara bertahap. Usai lebaran, kata dia, pihaknya mengadakan evaluasi terkait dengan pengelolaan termasuk manajemen media sosial dan manajemen risiko.
Menurut Eko banyak komplain di media sosial yang menyoroti masalah konstruksi dan pengamanan wahana jembatan kaca tersebut. "Kami menemukan komplain melalui komentar di media sosial yang melebihi batas toleransi. Angkanya hampir 5 persen dari angka kunjungan," kata dia.
Pihaknya telah mengundang Kokarnaba maupun pengelola The Geong namun mereka tidak bisa hadir secara langsung dan hanya diwakilkan. Sehingga belum ada titik temu atas komplain yang disampaikan pengunjung melalui media sosial tersebut.
Eko mengaku telah menjenguk korban yang dirawat di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto. "Korban berinisial AI masih di IGD, alhamdulillah kondisinya sudah membaik, namun hasil akhir pemeriksaan belum diketahui," kata dia.
Ia mengatakan berdasarkan informasi dari keluarga korban diketahui bahwa anak wisatawan yang meninggal dunia itu sebenarnya ingin memberikan kejutan kepada ibundanya berinisial FA jika telah diterima bekerja. Anak tersebut datang ke HPL secara terpisah dengan menggunakan sepeda motor, sedangkan ibundanya beserta rombongan menggunakan minibus.
Namun sesampainya di HPL, kata dia, anak tersebut mendapatkan informasi bahwa ibunya menjadi salah seorang korban yang jatuh dari jembatan kaca. "Saya ketemu anak itu di loket, saat saya mau mengantar korban kedua (AI). Kalau kata bapaknya, FA sebenarnya akan naik haji tahun depan," kata Eko.
Selanjutnya Eko mengikuti permintaan Polresta Banyumas untuk menutup sementara kawasan wisata HPL hingga batas waktu yang belum diketahui
Insiden jembatan kaca The Geong itu terjadi pada hari Rabu kemarin sekitar pukul 10.00 WIB bertepatan dengan 11 wisatawan asal Cilacap berada di atas wahana tersebut. Saat wisatawan sedang meniti salah satu titik jembatan kaca yang berada pada ketinggian 10 meter itu, tiba-tiba kaca yang mereka injak pecah.
Akibatnya empat orang wisatawan terperosok, dua orang di antaranya terjatuh ke tanah, sedangkan dua orang lainnya bergelantungan pada kerangka jembatan.
Dua wisatawan yang terjatuh ke tanah terdiri atas AI, 41 tahun, yang mengalami luka-luka dan FA, 49 tahun, yang berdasarkan hasil pemeriksaan dokter dinyatakan meninggal dunia beberapa saat setelah jatuh. Sedangkan dua korban yang bergelantungan pada kerangka jembatan terdiri atas WA, 39 tahun, dan SSP, 45 tahun.
Pilihan Editor: Jembatan Kaca The Geong di Hutan Pinus Limpakuwus Pecah, Wisatawan jadi Korban