Sejumlah Larangan Rezim Orde Lama dan Orde Baru untuk Anak Muda: Musik Ngak Ngik Ngok, Celana Ketat, Rambut Gondrong

Senin, 2 Oktober 2023 12:00 WIB

Koes Bersaudara. YouTube

TEMPO.CO, Jakarta - Budaya hidup barat pada era pemerintahan Presiden Sukarno atau orde lama mendapatkan kecaman dari pemerintah kala itu. Bahkan, pemerintah melakukan razia dan pemenjaraan bagi siapa yang mengadopsi gaya hidup kebarat-baratan, termasuk Koes Plus.

Sebab, pemerintah saat itu ingin menumbuhkan rasa nasionalis yang kuat dalam diri setiap rakyat Indonesia. Adapun, pelarangan hidup ala barat yang terjadi kala itu sebagai berikut, yaitu:

Musik Ngik Ngak Ngok

Berdasarkan e-Journal Pendidikan Sejarah dalam core.ac.uk, musik ngak ngik ngok adalah istilah Sukarno untuk menyebut musik barat yang dianggap merusak kepribadian bangsa. Musik barat ini adalah jenis musik rock and roll yang berkiblat kepada The Beatles. Aliran musik ini dinilai kontra-revolusioner oleh Soekarno dan pendukungnya, yaitu PKI dan Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat). Soekarno menilai aliran musik ini hanya melemahkan semangat dan sikap nasionalis pemuda Indonesia.

Pemerintahan Sukarno memberikan peringatan keras kepada para penyanyi dan band yang memainkan musik ngak ngik ngok. Salah satunya Koes Bersaudara (yeng kemudian bernama Koes Plus) yang para anggotanya dipenjara sejak 1 Juli 1965 karena selalu membawakan lagu-lagu The Beatles. Sebuah tuduhan tanpa dasar hukum dan cenderung mengada-ada, mereka dianggap memainkan musik yang cenderung imperialisme pro-barat anti-nasionalis. Lalu, satu hari sebelum G30S PKI, pada 29 September 1965, mereka dibebaskan tanpa alasan yang jelas.

Advertising
Advertising

Rambut Gondrong

Pada awal 1970-an, demam hippies melanda dunia, termasuk Indonesia yang mengadopsi gaya salah satu anggota The Beatles, John Lennon dan istrinya, Yoko Ono.

“Namun, gaya ini dikritik pemerintah sebagai kebarat-baratan,” ungkap Remy Sylado dalam percakapan dengan Tempo, seperti dikutip majalah Tempo Edisi Khusus Malari pada 13 Januari 2014.

Saat itu, pemerintah Orde Baru melarang warga berambut gondrong. Pada 1971, TVRI mencekal para seniman berambut gondrong. Lalu, satu tahun kemudian, Jenderal Soemitro memberlakukan larangan gondrong secara tertulis.

Larangan ini semakin menguat ketika Soeharto mengirimkan radiogram agar anggota ABRI dan karyawan sipil yang bekerja di lingkungan militer serta keluarganya tidak berambut gondrong. Publik pun melakukan protes terhadap pemerintah yang memuncak pada 15 Januari 1974 membuat berjatuhan korban jiwa dan harta benda.

Cekal rambut gondrong kian menghebat ketika pada 15 Januari 1972 Jenderal Soemitro memberlakukan larangan gondrong secara tertulis. Saat itu muncul pula berita penangkapan anggota geng motor berambut gondrong.

Celana Ketat

Pada era orde baru, aparat keamanan dari polisi sampai serdadu turut memperhatikan dandanan anak muda, termasuk celana jin ketat. Jika tidak sesuai aturan, akan ditegur dan diperlakukan kasar. Saat memeriksa keketatan celana, aparat polisi dan ABRI akan meminta para anak muda untuk melepas celananya.

Kemudian, memasukkan botol untuk mengukur keketatan celana jin tersebut. Jika pipa celana itu tidak muat, tentara atau polisi yang merazia akan memotong celana si anak muda sampai selutut. Bahkan, tanpa segan mereka merusak dengan merobek bagian bawah celana tersebut.

Semua larangan yang dilakukan pemerintah Orde Lama dan Orde Baru, mulai dari musik ngik ngak ngok Koes Plus, rambut gondrong, dan celana ketat membataskan kebebasan anak muda dalam mengekspresikan dirinya. Saat ini, kebijakan tersebut sudah dihapuskan, tetapi semangat nasionalisme para pemuda tidak luntur.

Seperti dilansir majalah Tempo tahun itu, di Bandung razia antigondrong dibalas para mahasiswa dengan merazia orang gendut. Menurut Hariman Siregar, aktivis mahasiswa Universitas Indonesia, balasan razia itu dilakukan untuk menyindir Jenderal Soemitro, yang bertubuh tambun. “Reaksi mahasiswa Bandung paling keras,” ujar Hariman.

RACHEL FARAHDIBA R | SDA I TIM TEMPO.CO

Pilihan Editor: Koes Bersaudara Dibebaskan dari Penjara Glodok Sehari Sebelum G30S Tanpa Alasan

Berita terkait

Hari-hari Usai 12 Mei 1998, Tragedi Trisakti yang Berujung Reformasi

6 jam lalu

Hari-hari Usai 12 Mei 1998, Tragedi Trisakti yang Berujung Reformasi

Lahirnya reformasi 21 Mei 1998 tidak terlepas dari serangkaian peristiwa yang terjadi sebelumnya yang diwarnai darah tumpah termasuk Tragedi Trisakti.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

13 jam lalu

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

Basarah menganggap pernyataan Prabowo itu membuktikan keberhasilan PDIP mengembalikan status, peran, dan nama baik Sukarno.

Baca Selengkapnya

Mengenal Seluk-beluk Kabinet Zaken

1 hari lalu

Mengenal Seluk-beluk Kabinet Zaken

Tujuan utama kabinet zaken adalah mencegah terjadinya kelebihan fungsi di kabinet, meningkatkan kinerja para menteri, dan menghindari potensi korupsi.

Baca Selengkapnya

Sindiran Sukarno Bukan Milik Satu Partai Bisa jadi Batu Sandungan Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sindiran Sukarno Bukan Milik Satu Partai Bisa jadi Batu Sandungan Pertemuan Prabowo dan Megawati

Pernyataan Prabowo bisa menjadi hambatan psikologi politik yang serius di kemudian hari, untuk menjalin hubungan dengan Megawati.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat dan PDIP soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

2 hari lalu

Kata Pengamat dan PDIP soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

Prabowo menyindir bahwa selalu ada partai politik yang mengaku-ngaku memiliki Bung Karno. Apa kata PDIP dan pengamat?

Baca Selengkapnya

Prabowo Sindir Ada Partai Ngaku-ngaku Memiliki Bung Karno, Begini Menurut Pengamat Politik

2 hari lalu

Prabowo Sindir Ada Partai Ngaku-ngaku Memiliki Bung Karno, Begini Menurut Pengamat Politik

Prabowo menyindir bahwa selalu ada partai politik yang mengaku-ngaku memiliki Bung Karno.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

3 hari lalu

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?

Baca Selengkapnya

Sukarno Pernah Melarang Manifesto Kebudayaan 60 Tahun Lalu, Apa itu Manikebu dan Lekra?

3 hari lalu

Sukarno Pernah Melarang Manifesto Kebudayaan 60 Tahun Lalu, Apa itu Manikebu dan Lekra?

Presiden Sukarno pernah melarang Manifesto Kebudayaan pada 60 tahun lalu. Apa itu Manikebu dan Lekra yang mengemuka saat itu?

Baca Selengkapnya

Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

11 hari lalu

Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

Mengenang Umar Kayam, pemeran Sukarno dalam film Pengkhianatan G30S/PKI. Kakek Nino RAN ini seorang sastrawan dan Guru Besar Fakultas Sastra UGM.

Baca Selengkapnya

Ketahui Asal-Asul 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional

12 hari lalu

Ketahui Asal-Asul 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional

Asal-usul Hari Buruh bermula dari tragedi Haymarket yang terjadi di Chicago, Amerika Serikat, pada 1 Mei 1886.

Baca Selengkapnya