TEMPO Interaktif, Jakarta:Meski berita kematian Hendra Rahardja sudah diumumkan, pihak Kedutaan Besar RI di Australia mengaku belum melihat langsung jasad megakoruptor senilai 3,7 triliun rupiah tersebut. Pejabat Duta Besar Indonesia di Australia, Imron Cotan, yang dihubungi Tempo News Room lewat telepon, mengatakan pihaknya belum memperoleh konfirmasi resmi dari pejabat berwenang setempat perihal meninggalnya Hendra Rahardja. Kami sedang berusaha mendapat konfirmasi, ujar Imron. Kepastian soal kematian Hendra Raharja, bekas juragan Bank Harapan Sentosa ini, baru diperoleh besok pagi. Menurut Imron, Hendra Rahardja yang ditangkap oleh polisi setempat pada 1999 saat baru tiba perjalanan dari Hong Kong, sedang menjalani masa tahanan di penjara Sidney, negara bagian New South Wales. Hendra sendiri sediakan akan segera di ekstradisi ke Indonesia, namun karena masih ada proses hukum yang diajukan oleh pengacara Hendra, maka proses ekstradisi belum bisa dilaksanakan. Ditambahkan Imron, saat ini sejumlah anggota keluarga Hendra juga telah berada di Australia. Sementara, Pengacara Hendra Rahardja, OC Kaligis, membenarkan kliennya meninggal dunia pada hari Minggu 26 Januari, pukul 9.40 waktu setempat di sebuah rumah sakit di Sidney. Demikian keterangan Kaligis lewat saluran telepon kepada Tempo News Room, Senin (27/1). Menurut Kaligis, kliennya meninggal dunia karena kanker ginjal yang diidapnya sejak Juli 2002. Anehnya, Kaligis menolak memberitahu nama rumah sakit dan waktu pemakaman Hendra Raharja. Itu masih rahasia, ujarnya. Jangan-jangan, Hendra Raharja pura-pura mati. Dan kabur dari tuntutan hukum, seperti yang dilakukannya selama ini. Beberapa tahun lalu, Eddy Tanzil, adik kandung Hendra, telah jabur dari LP Cipinang Jakarta. Eddy Tanzil sempat ditahan karena membobol Bapindo senilai Rp 1,3 triliun. Edy Can dan Adek --- TNR