Peringatan PDIP untuk Effendi Simbolon Setelah Undang Prabowo, Berikut Profil dan Kontroversinya

Jumat, 14 Juli 2023 07:54 WIB

Effendi Simbolon. ANTARA/Irsan Mulyadi

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon memberikan klarifikasi ihwal dukungan kepada Prabowo Subianto di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, hari ini. Di sana, Effendi menghadap Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun.

Dalam proses klarifikasi, Komarudin mengaku memberikan peringatan kepada Effendi Simbolon bahwa kader partai tidak bisa serta-merta bebas melakukan apa pun. Kendati diperingatkan demikian, Komarudin menyebut Effendi Simbolon tidak menunjukkan gelagat marah kepadanya.

“Saya warning di dalam ketika kau menjadi anggota partai, maka seluruh kebebasanmu diatur oleh partai. Tidak bisa lagi sebebas-bebasnya. Kalau mau bebas jangan di partai,” kata Komarudin di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin, 10 Juli 2023.

Effendi Simbolon, seorang politisi yang dikenal dalam dunia politik Indonesia, telah dipanggil Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP setelah mengundang kontroversi dengan pernyataan kontroversial yang dia buat.

Panggilan tersebut terkait anggapan keberpihakan Effendi terhadap Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), sementara PDIP telah mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024.

Advertising
Advertising

Berikut profil dari Effendi Simbolon dan kontroversi yang pernah melibatkan dirinya selama ini.

Profil Effendi Simbolon

Melansir laman DPR RI, disebutkan bahwa pria bernama lengkap Effendi Muara Sakti Simbolon, seorang politikus yang lahir pada 1 Desember 1964 di Banjarmasin, telah menorehkan perjalanan karier yang cemerlang dalam dunia politik.

Effendi telah mendedikasikan dirinya untuk mewakili suara rakyat melalui kursi yang dipegangnya di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) sejak tahun 2004.

Riwayat pendidikan Effendi dimulai dari pendidikan dasar hingga menengah. Ia bersekolah di SD Negeri Cenderawasih, SMP Negeri 41, dan SMA Negeri 3 Jakarta. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, Effendi melanjutkan studi di Universitas Jayabaya dengan jurusan Manajemen Perusahaan.

Setelah meraih gelar Doktorandus dalam Manajemen Perusahaan, ia melanjutkan studi S2 Ilmu Politik di Universitas Padjadjaran dan meraih gelar Magister Ilmu Politik. Effendi juga melanjutkan studi S3 di bidang Hubungan Internasional di universitas yang sama dan berhasil meraih gelar Doktor.

Karier politik Effendi dimulai pada tahun 2004 ketika ia pertama kali terpilih sebagai anggota DPR-RI. Sejak itu, dalam setiap pemilihan umum, ia berhasil mempertahankan kursinya di Senayan.

Effendi memiliki keahlian dan pengalaman dalam dunia bisnis sebelum terjun ke politik. Ia pernah menjabat sebagai Asisten Direktur Djajanti Group, Wakil Presiden Direktur PT Sinar Alam Lestari, dan juga menjadi konsultan bagi PT Pupuk Kaltim.

Effendi tidak hanya aktif di bidang politik, tetapi juga terlibat dalam berbagai organisasi dan komunitas. Ia pernah menjadi Ketua Ikatan Alumni SMA Negeri 3 Jakarta, yang memiliki anggota dari berbagai kalangan. Selain itu, Effendi pernah diusulkan menjadi Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk periode 2010-2015.

Dalam kiprahnya di DPR-RI, Effendi telah mengemban peran penting dalam berbagai komisi. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VII yang fokus pada bidang Energi Sumber Daya Mineral, Riset, Teknologi, dan Lingkungan Hidup hingga tahun 2013. Sejak 2019, ia menjabat sebagai anggota Komisi I DPR-RI.

Sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Sumber Daya dan Dana PDIP, Effendi memainkan peran penting dalam partai tersebut. Ia juga merupakan salah satu penggagas terbentuknya Pusat Punguan Simbolon Dohot Boruna se-Indonesia (PSBI), sebuah perkumpulan bagi marga Simbolon, di mana Effendi menjabat sebagai Ketua Umum.

Dilansir dari p2k.stekom.ac.id, dalam perjalanan karirnya, Effendi juga memiliki pengalaman sebagai calon gubernur Sumatera Utara pada tahun 2013. Meskipun tidak berhasil meraih posisi tersebut, keberhasilannya dalam mempertahankan kursi di DPR-RI dan kontribusinya dalam berbagai komisi menegaskan kualitasnya sebagai seorang politikus yang berpengalaman.

Kontroversi yang pernah terjadi

Salah satu kontroversi yang paling terkenal melibatkan pernyataan kontroversial Effendi terkait Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pada suatu kesempatan, Effendi dianggap telah menyatakan pernyataan yang merendahkan TNI.

Pernyataan Effendi Simbolon yang menyebut TNI seperti gerombolan organisasi masyarakat (ormas) disampaikan dalam acara Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI dengan Kementerian Pertahanan dan TNI di Senayan, Jakarta, Senin, 5 September 2022.

Dalam rapat itu, kader PDI Perjuangan itu mempertanyakan ketidakhadiran Dudung di rapat dan mengatakan bahwa ada disharmoni hubungan antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan Dudung. Dia bahkan mengatakan sikap TNI melebihi ormas dan menggunakan kata gerombolan. "Jadi tidak ada kepatuhan," kata Effendi.

Pernyataan tersebut memicu protes keras dari sejumlah pihak, termasuk dari kalangan veteran dan masyarakat umum yang mendukung peran TNI dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Pernyataan ini menjadi perhatian publik dan memicu polemik yang berkepanjangan.

Dan, setelah mendapat sorotan publik, bahkan ada prajurit TNI yang marah dan akan mencarinya, termasuk KASAD Dudung Abdurachman yang bersuara keras untuk soal ini. Pada 14 September 2022, Effendi meminta maaf kepada TNI atas ucapannya menyebut TNI kayak gerombolan dan ormas.

Selain kontroversi terkait pernyataan tentang TNI, Effendi juga terlibat dalam kontroversi politik yang melibatkan dukungan terhadap Prabowo Subianto. Prabowo, yang merupakan salah satu calon presiden dalam pemilihan presiden, mendapatkan dukungan dari Effendi.

Pernyataan Effendi Simbolon dilontarkan dalam forum rapat kerja nasional PSBI pada Jumat, 7 Juli 2023 lalu. Ia menilai Prabowo adalah sosok yang pantas memimpin bangsa menggantikan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Secara personal, Effendi berharap Indonesia dipimpin oleh nahkoda yang handal, sehingga kondisi porak-poranda bisa dihindari. “Tadi saya kira kita bisa membacalah, secara jujur, objektif, saya melihat itu ada di Pak Prabowo,” katanya.

Kendati demikian, Effendi Simbolon menegaskan bahwa ia kader PDIP sehingga sudah menjadi tanggung jawab politiknya untuk menjagokan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres. “Ya saya kader partai, tetapi sekaligus saya punya tanggung jawab moral, punya tanggung jawab politik,” kata dia.

M RAFI AZHARI I IMA DINI SHAFIRA

Pilihan Editor: Effendi Simbolon yang Sebut TNI Seperti Gerombolan Ormas, Ini Rekam Jejaknya

Berita terkait

KPU Bantah Gugatan NasDem soal Penggelembungan Suara PDIP di Sumut

5 jam lalu

KPU Bantah Gugatan NasDem soal Penggelembungan Suara PDIP di Sumut

NasDem mengungkapkan salah satu penyebab perolehan suara mereka berkurang karena KPU salah mengisi jumlah suara sah mereka.

Baca Selengkapnya

PDIP Tolak Wacana Revisi UU Kementerian Negara untuk Era Prabowo

6 jam lalu

PDIP Tolak Wacana Revisi UU Kementerian Negara untuk Era Prabowo

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mewanti-wanti bahwa kementerian negara yang ada saat ini sebenarnya sudah mampu merepresentasikan seluruh tanggung jawab negara.

Baca Selengkapnya

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

8 jam lalu

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

Wacana penambahan kementerian di pemerintahan Prabowo berpotensi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)

Baca Selengkapnya

Hasto PDIP Isyaratkan Belum Ada Momentum Tepat Pertemuan Megawati-Prabowo

9 jam lalu

Hasto PDIP Isyaratkan Belum Ada Momentum Tepat Pertemuan Megawati-Prabowo

Wacana pertemuan Prabowo-Megawati sudah dibicarakan sebelum lebaran Idulfitri pada 10 April 2024.

Baca Selengkapnya

Hasto PDIP Bilang 8 Nama Besar Cagub Pilkada Jakarta Sudah di Kantong Mega

10 jam lalu

Hasto PDIP Bilang 8 Nama Besar Cagub Pilkada Jakarta Sudah di Kantong Mega

PDIP menyebut 8 nama besar cagub di Pilkada Jakarta sudah ada di kantong Mega. Siapa saja? Bagaimana pula dengan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Alasan Putri Anggota DPR Aria Bima Daftar sebagai Bakal Calon Wakil Wali Kota Solo ke PDIP

10 jam lalu

Alasan Putri Anggota DPR Aria Bima Daftar sebagai Bakal Calon Wakil Wali Kota Solo ke PDIP

PDIP Kota Solo menyatakan Sukma Putri Maharani adalah pendaftar pertama perempuan bagi partainya untuk Pilkada Solo.

Baca Selengkapnya

Diusung Jadi Cagub di Pilkada Jateng, Gus Yusuf: PKB Tidak Bisa Sendiri

11 jam lalu

Diusung Jadi Cagub di Pilkada Jateng, Gus Yusuf: PKB Tidak Bisa Sendiri

Gus Yusuf mengatakan PKB terus berkomunikasi dengan partai-partai lain untuk berkoalisi di Pilkada Jateng.

Baca Selengkapnya

PDIP Puji Sri Mulyani soal Potensi Cagub Jakarta 2024: Beliau Level Dunia

11 jam lalu

PDIP Puji Sri Mulyani soal Potensi Cagub Jakarta 2024: Beliau Level Dunia

PDIP menyebut Sri Mulyani sebagai salah satu tokoh potensial untuk cagub Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Megawati Kunjungi Pameran Seni Butet, Disambut Patung Kurus Mirip Petruk

13 jam lalu

Megawati Kunjungi Pameran Seni Butet, Disambut Patung Kurus Mirip Petruk

Didampingi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Megawati meninjau pameran bertajuk Melik Nggendong Lali dengan diterima oleh Butet Kartaredjasa.

Baca Selengkapnya

Kata Gus Yusuf yang Bakal Diusung PKB Jadi Calon Gubernur pada Pilkada Jateng

15 jam lalu

Kata Gus Yusuf yang Bakal Diusung PKB Jadi Calon Gubernur pada Pilkada Jateng

Gus Yusuf mengatakan PKB terus berkomunikasi dengan partai-partai lain untuk berkoalisi di Pilkada Jateng.

Baca Selengkapnya