Kader Partai Demokrat Gelar Aksi Cap Jempol Darah, PDIP Sering Melakukannya

Senin, 19 Juni 2023 11:44 WIB

Kader Partai Demokrat menempelkan jempolnya pada spanduk di saat kegiatan cap jempol darah Kantor DPD DKI Partai Demokrat, Jakarta, Ahad, 7 Maret 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan kader Partai Demokrat dari berbagai daerah memenuhi Kantor DPP Demokrat di Jakarta Pusat, pada Jumat, 16 Juni 2023. Mereka membuat cap jempol dengan tinta dari darah sendiri di tembok. Aksi ini sebagai bentuk perlawanan peninjauan kembali atau PK Moeldoko Cs.

“Saya terpanggil untuk menyelamatkan Demokrat demi melawan kezaliman Moeldoko. Saya bisa pastikan itu upaya menjegal (Anies). Makanya saya terpanggil untuk ada dalam Demokrat,” kata Salah satu kader dari dapil Sulawesi Utara, Ruslon Buton.

Aksi cap jempol berdarah ternyata tak hanya pernah dilakukan Demokrat. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP juga acap melakukan aksi serupa. Pada era 1990-an, aksi cap jempol berdarah pernah dilakukan dua kali, yakni pada 1996 dan 1999. Kemudian pada 2004 dan 2005 silam. Serta terakhir pada 2011.

Aksi pada 1996 dilakukan untuk mendukung Megawati Soekarnoputri jadi Ketua Umum PDIP. Ada 42 ribu orang yang berpartisipasi dalam aksi berjuluk Promeg alias Pro Megawati itu. Sedangkan pada 1999, PDIP kembali melakukan aksi “berdarah” itu untuk mendukung Megawati maju Pilpres. Terkumpul 96 ribu partisipan dalam aksi tersebut.

Pada 2004, saat Megawati maju sebagai Capres, para pendukungnya yang tergabung dalam Tim Aksi Promeg ’96 ramai-ramai melakukan aksi cap jempol darah di sekretariat PDIP yang terletak di Jalan Darmokali 5 Surabaya. Menurut Koordinator Tim Aksi Promeg ’96, Rony Aritonang, tujuan aksi tersebut untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa Megawati masih mempunyai pendukung militan di tingkat bawah.

Advertising
Advertising

“Selama ini banyak yang menganggap Mega telah ditinggal pengikutnya. Dengan aksi ini kami ingin menunjukkan bahwa Mega masih memiliki pendukung fanatik,” ujarnya kepada Tempo.

Pada 2005, sekitar 50-an partisipan bergabung dalam Komite Pendukung Megawati atau KPM membubuhkan aksi cap jempol darah. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada Megawati sebagai satu-satunya calon Ketua Umum periode 2005-2010 dalam Kongres PDIP di Bali, 28 Maret – 3 April 2005. Ketua KPM Rio Kris Tjiptaning mengatakan simbol darah menandakan keberanian wong cilik untuk mendukung Megawati.

“Megawati merupakan aset nasional bangsa, kami memberikan dukungan bukan semata sebagai partisipan PDIP,” kata Rio di depan Kantor DPP PDIP Lenteng Agung Jakarta, Selasa, 1 Maret 2005.

Pada 2011, warga PDIP kembali menggelar aksi cap jempol darah. Aksi tersebut dilakukan para kader Jawa Barat. Digelar sebagai reaksi penolakan rencana pemanggilan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri oleh KPK terkait kasus suap Deputi Gubernur Senior BI. Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Rudy Harsa Tanaya mengatakan aksi cap jempol darah sebagai bentuk loyalitas mati.

“(Cap jempol darah) ini loyalitas mati, kita bukan bicara struktur, tapi hubungan personal yang sudah lama,” kata Rudy Harsa Tanaya di Bandung, Senin, 21 Februari 2011.

Pilihan Editor: Gelar Aksi Cap Jempol Darah Lawan PK Moeldoko, Partai Demokrat: Akan Bergelombang Tiap MInggu

Berita terkait

Putri Politikus PDIP Aria Bima Daftar sebagai Bakal Calon Wakil Wali Kota di PDIP Solo

13 jam lalu

Putri Politikus PDIP Aria Bima Daftar sebagai Bakal Calon Wakil Wali Kota di PDIP Solo

Riri adalah pendaftar resmi ke 10 yang menyerahkan formulir pendaftaran di PDIP Solo.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

16 jam lalu

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

Basarah menganggap pernyataan Prabowo itu membuktikan keberhasilan PDIP mengembalikan status, peran, dan nama baik Sukarno.

Baca Selengkapnya

Respons Internal PDIP Soal Peluang Duet Ahok-Anies di Pilkada Jakarta 2024

18 jam lalu

Respons Internal PDIP Soal Peluang Duet Ahok-Anies di Pilkada Jakarta 2024

Politikus PDIP menyebut Ahok dan Anies berasal dari akar rumput yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon dari PDIP di Pilkada Jakarta

1 hari lalu

Kata Pakar Soal Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon dari PDIP di Pilkada Jakarta

Pakar menyayangkan apabila Sri Mulyani harus turun untuk mengurus pemerintahan daerah kalau maju di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

1 hari lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Sindiran Sukarno Bukan Milik Satu Partai Bisa jadi Batu Sandungan Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sindiran Sukarno Bukan Milik Satu Partai Bisa jadi Batu Sandungan Pertemuan Prabowo dan Megawati

Pernyataan Prabowo bisa menjadi hambatan psikologi politik yang serius di kemudian hari, untuk menjalin hubungan dengan Megawati.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

1 hari lalu

Kata Pengamat soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

Pengamat Politik Ujang Komarudin tidak melihat pernyataan Prabowo terkait Bung Karno milik satu partai sebagai sindiran terhadap PDIP.

Baca Selengkapnya

AS Kritik Israel Soal Penggunaan Senjatanya di Gaza, Tapi Tolak Hentikan Pasokan

1 hari lalu

AS Kritik Israel Soal Penggunaan Senjatanya di Gaza, Tapi Tolak Hentikan Pasokan

Pemerintahan Joe Biden mengakui bahwa Israel kemungkinan menggunakan senjata yang disediakan AS tak sesuai hukum kemanusiaan di Gaza

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Bung Karno Bukan Milik Satu Partai, Ini Reaksi Para Politikus PDIP

1 hari lalu

Prabowo Sebut Bung Karno Bukan Milik Satu Partai, Ini Reaksi Para Politikus PDIP

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengatakan, Bung Karno milik seluruh rakyat Indonesia. Apa kata para politikus PDIP?

Baca Selengkapnya

Respons Banyak Pihak Soal Jumlah Menteri Prabowo-Gibran, Mahfud Md: Terlalu Banyak yang Dijanjikan Posisi Menteri

1 hari lalu

Respons Banyak Pihak Soal Jumlah Menteri Prabowo-Gibran, Mahfud Md: Terlalu Banyak yang Dijanjikan Posisi Menteri

Wacana jumlah menteri Prabowo-Gibran yang mengalami penambahan ditanggapi berbagai pihak, mulai dari Jokowi sampai Mahfud MD.

Baca Selengkapnya