Sandera 4 Pekerja BTS Bakti Kominfo, KKB Minta Tebusan Rp 500 Juta

Reporter

Antara

Editor

Febriyan

Sabtu, 13 Mei 2023 12:58 WIB

Korban penyerangan KKB di Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, dievakuasi ke Jayapura. ANTARA/HO

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok kriminal bersenjata atau KKB menyandera empat pekerja pembangunan base transceiver station (BTS) Bakti Kominfo di Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan. Mereka meminta tebusan sebesar Rp 500 juta.

Komandan Resort Militer 172/Praja Wira Yakthi Brigjen TNI J.O. Sembiring menceritakan penyanderaan itu bermula ketika lima petugas dari Bakti Kominfo didampingi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pegunungan Bintang berangkat dari Oksibil ke Okbab meninjau lokasi pembangunan BTS.

Diserang saat tiba di bandara udara, 2 orang terluka

Rombongan itu terbang menggunakan pesawat Elang Air. Setibanya di Bandara Udara Okbab, mereka didatangi lima orang KKB yang membawa senjata tajam. Rombongan sempat mendapatkan serangan yang menyebabkan dua orang terluka.

Dua orang yang terluka adalah Alverus Sanuari dan Benyamin Sembiring. Mereka dibebaskan bersama Kadis Infokom, kemudian kembali ke Oksibil untuk mendapatkan perawatan medis di rumah sakit atas luka yang mereka alami. Sementara empat orang tak diperbolehkan pergi alias disandera.

"Dua korban yang alami luka-luka saat ini dalam perjalanan ke Jayapura untuk mendapat perawatan," kata J.O. Sembiring ketika dihubungi, Sabtu, 13 Mei 2023.

KKB minta tebusan Rp 500 juta

Advertising
Advertising

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo menyatakan KKB meminta uang tebusan sebesar Rp 500 juta.

"Memang benar KKB yang menyandera para pekerja pembangunan tower BTS di Okbab itu meminta uang tebusan Rp 500 juta sebagai syarat untuk membebaskan para sandera," kata Ignatius di Tanah Merah, Kabupaten Boven Digul, Papua Selatan, Sabtu, 13 Mei 2023.

Empat karyawan yang disandera itu adalah Asmar dan Fery karyawan PT Inti Bangun Sejahtera yang merupakan rekanan Bakti Kominfo, kemudian Peas Kulka (Staf Distrik Okbab) dan Senus Lepitalem (Staf Distrik Borme).

Benny menyatakan pihaknya saat ini sedang berupaya untuk membebaskan keempat sandera.

"Berbagai upaya saat ini untuk membebaskan keempat sandera, " kata Kombes Pol. Benny.

Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan dari pihak mana pun terkait penyanderaan ini. Sebelumnya, kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB OPM menyandera pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens sejak Februari lalu. Hingga saat ini, pasukan gabungan dari TNI-Polri belum mampu membebaskan Philips dari kelompok pimpinan Egianus Kogoya tersebut.

Berita terkait

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

1 jam lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

2 jam lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Respons Serangan 3 Hari Berturut-turut di Intan Jaya, Satgas Cartenz Terjunkan Brimob dan Kopassus

23 jam lalu

Respons Serangan 3 Hari Berturut-turut di Intan Jaya, Satgas Cartenz Terjunkan Brimob dan Kopassus

Kepala Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar Faizal Ramadhani mengatakan, OPM telah melakukan serangan selama 3 hari di Intan Jaya, Papua Tengah.

Baca Selengkapnya

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

1 hari lalu

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

Komnas HAM mengingatkan agar pasukan tambahan yang dikirimkan ke Intan Jaya sudah berpengalaman bertugas di Papua.

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

1 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Warga Tolak Permintaan TPNPB-OPM Tinggalkan Intan Jaya, Kata Pakar Hukum Soal Modus Pinjol Ilegal Salah Transfer

1 hari lalu

Top 3 Hukum: Warga Tolak Permintaan TPNPB-OPM Tinggalkan Intan Jaya, Kata Pakar Hukum Soal Modus Pinjol Ilegal Salah Transfer

Kelompok bersenjata TPNPB-OPM menyerang Polsek Homeyo dan membakar gedung SD di Kampung Pogapa, Distrik Homeyo, Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

1 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

2 hari lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

2 hari lalu

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

TPNPB mengaku bertanggung jawab atas pembakaran sebuah gedung SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya