”Warga sepakat untuk menolak pindah ke rumah susun, karena masih harus dibebani biaya dan sistem sewa yang dibatasi selama 3 tahun malah membingungkan kami,” kata Sudianto Handoyo, koordinator Perhimpunan Komunitas Pinggir Sungai (PKPS) Juminahan, Kamis (23/4).
Koordinator PKPS Juminahan, Sudianto Handoyo mengatakan, warga telah satu suara untuk sepakat menolak dipindahkan ke rusunawa. Selain enggan dibebani dengan masalah biaya. Mereka juga masih dibingungkan dengan sistem sewa tempat tinggal rusunawa yang dibatasi selama 3 tahun.
Ia menambahkan, dengan penghasilan warga yang minim, mereka keberatan dengan besarnya uang sewa yang akan dikenakan.
”Kami minta Walikota bisa memberikan jaminan supaya tidak akan melakukan penggusuran,” kata Sudianto.
Selain itu, warga pinggir sungai Code masih berpikir ulang untuk pindah ke rusunawa salah satunya dikarenakan belum lengkapnya fasilitas yang seharusnya disediakan.
”Kalau misalnya tinggal di rusunawa lantai atas, karena belum ada fasilitas air, masak mau ngangsu (ambil air) dari bawah,” kata dia.
Sementara itu, Eko Suryo Maharsono, Kepala Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah (kimpraswil) Kota Yogyakarta,menyatakan pemerintah kota saat ini masih menunggu kejelasan dan serah terima rusunawa Juminahan dari pemerintah pusat.
Pihaknya belum bisa melakukan apa-apa karena masih menunggu penyerahan dari pusat yang dilakukan pada serah terima rusunawa Cokrodirjan.
”Kami masih akan mengevaluasi pembangunan IPAL (instalasi pengolahan air limbah), jalan masuk kompleks rusunawa, dan fasilitas pendukung lain. Karena pembangunan sejumlah fasilitas pendukung tersebut memerlukan mekanisme tersendiri,” kata Eko di kantornya.
Menurut dia, pihaknya masih akan memberi masukan pe panitia anggaran DPRD kota untuk pembicaraan antara eksekutif dan legislatif mengenai kelanjutan pengelolaan rusunawa Juminahan.
”Pembiyaan lanjautan rusunawa Juminahan apakah masuk Anggaran Belanja Tambahan (ABT) atau ke anggaran 2010,” kata Eko.
Jika rusunawa tersebut sudah diserahterimakan dari pemerintah, kata Eko, pihaknya akan membentuk tim lintas dinas sebagai pengelola dan manajemen rusunawa. Seperti melibatkan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan pihak kelurahan atau kecamatan.
Pembangunan rusunawa Juminahan merupakan proyek rumah susun kedua yang dibangun pemerintah untuk mengatasi persoalan padatnya penduduk di bantaran sungai Code. Proyek pertama adalah Rusunawa Cokrodirjan. Yang dibangun pada tahun 2003 yang berisikan 72 hunian.
Rusunawa Juminahan, dibangun dengan lima lantai dengan jumlah total hunian sebanyak 84. Satu hunian berukuran sekitar 3 meter x 7 meter (tipe 21). Secara teknis proyek ini ditargetkan selesai pada November 2008 lalu dengan menelan anggaran sebesar Rp7 milliar dari APBN.
MUH SYAIFULLAH
Berita terkait
Kementerian PUPR: Progres Rusun ASN di IKN Rata-rata Capai 40 Persen
17 jam lalu
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan progres pembangunan rumah susun (Rusun) ASN di di IKN rata-rata capai 40 persen.
Baca SelengkapnyaKetua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development
1 hari lalu
Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPolisi Tetapkan Ketua Kampung Bayam Furqon Sebagai Tersangka
18 hari lalu
Jakpro melaporkan Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam Furqon dengan tuduhan pencurian, perusakan, dan penempatan rumah susun tanpa izin.
Baca SelengkapnyaTerkini: Ekonom Kritisi Pemerintah yang Kambinghitamkan Harga Beras Akibat El Nino, Beras di Era Jokowi Termahal Sepanjang Sejarah
27 Februari 2024
IDEAS menilai terdapat tendensi dari banyak pejabat pemerintah untuk menganggap wajar tingginya harga beras saat ini dengan alasan faktor El Nino.
Baca SelengkapnyaAlasan Warga Eks Kampung Bayam Tolak Opsi Rusun Heru Budi, Bukan karena Tarif Sewa
28 Januari 2024
Warga eks Kampung Bayam kelompok Furkon menyatakan sudah buat kesepakatan tarif sewa di HPPO JIS Rp 600 ribu per bulan.
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Bayam Sepakat Tolak Rencana Heru Budi Bangun Rusun Baru di Tanjung Priok
27 Januari 2024
Warga eks Kampung Bayam yang tergabung dalam kelompok tani binaan maupun PWKB sepakat menolak solusi dari Heru Budi Hartono.
Baca SelengkapnyaHeru Budi Siapkan Rusun di Nagrak, Pasar Rumput, dan Tanah Pasir untuk Warga Eks Kampung Bayam
26 Januari 2024
Solusi itu, kata Heru Budi, muncul setelah pihaknya mendengar aspirasi baik masyarakat maupun PT Jakarta Propertindo selaku pemilik bangunan.
Baca SelengkapnyaAkses Jalan Rusun Diberi Pita Garis Kuning, Warga Eks Kampung Bayam Tak Diberi Akses Lagi
24 Januari 2024
Kelompok Petani Kampung Bayam Madani (KPKBM) yang merupakan Warga eks Kampung Bayam mengaku tak diberi akses keluar masuk ke Kampung Susun Bayam.
Baca SelengkapnyaTop 3 Metro: Jakpro Sebut Semua Warga Jakarta Bisa Tinggal di Rusun JIS, Iklan Anies di Videotron yang Hilang Kini Muncul di LED Truck
22 Januari 2024
Dirut Jakpro sebut fungsi rusun, yang sempat disebut Kampung Susun Bayam itu, sebagai hunian untuk pekerja Jakarta International Stadium (JIS).
Baca SelengkapnyaKisah Kampung Susun Akuarium, Mengapa Ahok Dulu Menggusur Kampung Akuarium?
12 Januari 2024
Saat Gubernur DKI Ahok, Kampung Akuarium mengalami penggusuran. Apa Alasannya? Sekarang telah berdiri Kampung Susun Akuarium.
Baca Selengkapnya