TEMPO.CO, Jakarta - Desa Golo Mori di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur atau NTT menjadi salah satu lokasi venue KTT ASEAN 2023 pada Mei nanti. Namun ternyata warga desa tersebut hingga kini belum tersentuh jaringan listrik PLN. “Belum,” kata Kepala Desa Golo Mori, Samaila, pada Minggu, 26 Maret 2023 kepada wartawan.

Selama ini untuk penerangan, kata dia, warga menggunakan panel listrik tenaga surya. Kendati begitu, Samaila mengungkapkan dalam waktu dekat Desa Golo Mori akan dialiri listrik. Saat ini PLN sedang membangun jaringan listrik di wilayah tersebut. “Sekarang sudah mulai tanam tiang,” kata Samaila.

Seperti apa Desa Golo Mori yang jadi lokasi venue KTT ASEAN 2023 ke-42 ini?

Melansir laman manggaraibaratkab.bps.go.id, Golo Mori merupakan desa yang terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, BTT. Desa ini memiliki luas wilayah 14.243 kilometer persegi. Jumlah penduduknya pada 2019 sebanyak 2.034 jiwa.

Penduduk asli Golo Mori adalah masyarakat suku Manggarai dan Komodo. Namun saat ini ada pula suku pendatang lainnya seperti Jawa, Bugis, dan Bima dari Nusa Tenggara Barat. Pekerjaan utama masyarakat di Golo Mori yaitu bertani dan nelayan. Selain itu ada juga sebagai pedagang dan PNS. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada 2020 pemeluk Islam di kecamatan Komodo 94,56 persen dan Katolik 5,41 persen.

Penunjukan Desa Golo Mori sebagai venue KTT ASEAN ke-42 membawa berkah tersendiri. Saat ini desa yang dulunya terisolasi dan tertinggal itu tengah bersolek. Selain itu, Pemerintah juga akan menetapkan desa ini menjadi Kawasan Ekonomi Khusus. Desa Golo Mori mulai dilirik untuk dikunjungi. Pertumbuhan ekonomi masyarakat pun disebut berdampak positif.

“Sebelum ada KEK, Golo Mori sangat terisolasi, bahkan dikategorikan desa tertinggal,” ujar Samaila.

Dulu, kata Samaila, warga hanya bisa menggunakan perahu motor untuk mendapatkan akses ke luar desa. Waktu yang ditempuh untuk sekali perjalanan 2,5 sampai 3 jam. Tak hanya itu, mereka terkadang harus menerjang risiko karena melewati arus laut yang deras. Sementara jalan darat hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Kondisinya berbatuan dan rusak parah karena belum diaspal.

Namun kini pemerintah telah membangun jalan di desa Golo Mori. Akses ke desa ini sekarang hanya perlu waktu kurang lebih setengah jam. “Jujur setelah jalan dibangun kami merasa Golo Mori baru merasakan yang namanya kemerdekaan,” kata Samaila. Jalan tersebut telah diresmikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi Selasa, 14 Maret 2023 lalu. Presiden berharap akses baru ini dapat mendorong pengembangan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super prioritas.

“Pagi hari ini kita melihat bahwa jalan dari Labuan Bajo ke Golo Mori telah selesai. Ini akan memperbaiki konektivitas dalam rangka kita mengembangkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super prioritas,” kata Jokowi.

Keindahan alam di Desa Golo Mori berpotensi sebagai tujuan wisata. Menurut Samaila, desa ini memiliki sejumlah situs alam seperti bukit, pantai, hamparan sawah, dan hutan mangrove. Bahkan sejumlah pantai indah di Golo Mori belakangan menjadi spot wisata yang ramai dikunjungi wisatawan lokal dari Labuan Bajo. “Spot pantai ada pantai pasir panjang sekitar satu kilometer, ada Pantai Nggoer, Pantai Soknar, Pantai Lajar, dan yang lainnya,” ujarnya.

Pilihan Editor: Jokowi Pastikan Semua Anggota Hadir KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.