Semanjung Kampar dan Kerumutan Penyumbang Penurunan Emisi Karbon Di Riau

Rabu, 15 Maret 2023 06:01 WIB

Personel Satgas Kebakaran Lahan dan Hutan Propinsi Riau menyelesaikan pembuatan Kanal Blocking di Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, 11 Maret 2016. Petugas juga melakukan patroli di daerah rawan kebakaran. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Riau berikan kontribusi secara global dalam menekan kenaikan suhu di bawah 1,5°C. Dalam dokumen Enhanced National Determined Contribution (NDC), pemerintah menaikkan target penurunan emisi sebesar 31,89 persen secara mandiri atau dengan bantuan internasional sebesar 43,20 persen pada 2030. Salah satu strateginya adalah membuat serapan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Di Indonesia mengeluarkan GRK sekitar 40 persen berasal dari sektor hutan dan lahan. Oleh karena itu, demi mencapai target FoLU (Forest and other Land Uses) Net Sink 2030, upaya yang dilakukan adalah pelestarian lahan gambut dan mangrove, maka perlu memperkuat pengelolaan hutan lestari, tata kelola lingkungan hidup, dan tata kelola karbon.

Komitmen terhadap pencapaian tersebut telah diterapkan oleh Pemerintahan Kabupaten Siak dan Pelalawan dengan memberikan kontribusi untuk menurunkan emisi karbon. Berupa penyumbang ekosistem di Semanjung Kampar dan Kerumutan. Hal ini dicantumkan melalui PERDA NO. 4 Tahun 2020 tentang Siak kabupaten hijau, mempertegas komitmen pemerintah kabupaten untuk mendukung kebijakan pencapaian net zero emission dan pendekatan Indonesia FoLU Net Sink 2030.

Komitmen ini didukung oleh koalisi Serumpun, yang terdiri dari Yayasan Elang, Manka dan Eco Nusantara. Ini terjadi karena minimnya keterlibatan masyarakat sebagai kunci kesuksesan penjagaan kelestarian Semenanjung Kampar.

Koalisi Serumpun melakukan kunjungan langsung kelapangan untuk menggali informasi inisiatif restorasi. Selain itu, mereka juga melihat langsung usaha masyarakat sekitar dan kolaborasi antara pemerintah dan NGO dalam menjaga kelestarian wilayah gambut.

Advertising
Advertising

Mendorong Inisiatif restorasi gambut, koalisi Serumpun juga mempertemukan media dan blogger dengan pemerintah provinsi dan daerah, NGO lokal yang diwakili oleh Perkumpulan Elang, masyarakat sekitar hutan, tokoh pemuda setempat (Skelas), serta PT Alam Siak Lestari pada 13 Maret 2023.

Direktur Eksekutif Yayasan Elang, Janes Sinaga mengatakan wilayah ekosistem Semenanjung Kampar dan Kerumutan memiliki potensi penyerapan karbon yang cukup besar.

“Kawasan ini merupakan bentang alam gambut yang memiliki luas 13 juta ribu hektare dan sekitar 600 ribu hektare di dalamnya merupakan tutupan hutan alam,” kata Janes dalam paparannya di Kantor Perkumpulan Elang, Senin, 13 Maret 2023.

Pertemuan ini dapat mendemonstrasikan perubahan yang sudah terjadi selama restorasi Semenanjung Kampar. Lalu dijadikan sebagai contoh daerah lain khususnya lahan gambut untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Tak hanya itu, kunjungan tersebut memberikan informasi yang komprehensif mengenai upaya program restorasi Semenanjung Kampar dan Kerumutan dalam meningkatkan urgensi isu restorasi pencapaian program FoLU Net Sink 2030 dan komitmen COP 27. Serta upaya penyampaian pemberdayaan ekonomi, termasuk praktik ekowisata dan potensi usaha lokal masyarakat di Semenanjung Kampar dan Kerumutan.

Bentang alam ekosistem Semenanjung Kampar-Kerumutan, terbentang seluas 697.867,1 hektare, dan sekitar 60 persen berada di wilayah Kabupaten Pelalawan. Keseluruhan ekosistem Semenanjung Kampar dan Kerumutan, secara administrasi berada di 27 desa di Kabupaten Pelalawan.

Pemerintah Pelalawan memasukkan program restorasi dan pemulihan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pelalawan 2021-2026. Lalu, membuat dokumen RPPEG yang mengatur rencana jangka panjang pengelolaan dan perlindungan lahan gambut untuk 30 tahun ke depan. Hal ini disebabkan keterlibatan masyarakat, terutama bagi mereka yang hidup di sekitar hutan, merupakan kunci kesuksesan dalam menjaga kelestarian Semenanjung Kampar dan Kerumutan.

Pilihan Editor: Semenanjung Kampar dan Kerumutan Riau Miliki Potensi Penyerapan Emisi Karbon yang Besar

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

6 jam lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

2 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

4 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

4 hari lalu

Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

PT Pertamina International Shipping (PIS) mengklaim dekarbonisasi yang dilakukan perusahaannya dapat menurunkan emisi karbon.

Baca Selengkapnya

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

4 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

Pria di Riau Edit Suara Hakim MK Soal Putusan Sengketa Pilpres, Tambah Narasi Selamat Pendukung 02

9 hari lalu

Pria di Riau Edit Suara Hakim MK Soal Putusan Sengketa Pilpres, Tambah Narasi Selamat Pendukung 02

Polda Riau menciduk seorang pria di Rokan Hilir Riau karena mengedit suara hakim MK soal putusan sengketa pilpres. Ada narasi jogetin aja.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran 2024: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata di Pekanbaru dan Sekitarnya

12 hari lalu

Libur Lebaran 2024: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata di Pekanbaru dan Sekitarnya

Pekanbaru dan sekitarnya menawarkan pengalamanbaru bagi para wisatawan libur Lebaran 2024. Antara lain Istana Siak dan Asia Farm Pekanbaru.

Baca Selengkapnya

Satu Anak Gajah Sumatera Lahir di Pusat Konservasi Gajah Riau

19 hari lalu

Satu Anak Gajah Sumatera Lahir di Pusat Konservasi Gajah Riau

Satu anak Gajah Sumatera lahir di Pusat Konservasi Gajah Provinsi Riau, Sabtu 6 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Mahasiswa Pelaku Persetubuhan Anak di Bawah Umur di Riau

33 hari lalu

Polisi Tangkap Mahasiswa Pelaku Persetubuhan Anak di Bawah Umur di Riau

Mahasiswa yang menyetubuhi anak di bawah umur diciduk polisi Riau. Terungkap setelah korban cerita ke orang tua.

Baca Selengkapnya

BMKG Deteksi 139 Titik Panas di Pulau Sumatra, Riau dan Sumbar Terbanyak

38 hari lalu

BMKG Deteksi 139 Titik Panas di Pulau Sumatra, Riau dan Sumbar Terbanyak

Provinsi Riau menjadi lokasi terbanyak, yakni 40 titik panas, diikuti Sumatra Barat 32 titik.

Baca Selengkapnya