Jokowi Endorse Prabowo - Ganjar, Apa Kata Gerindra dan PKB?
Reporter
M Rosseno Aji
Editor
Andry Triyanto Tjitra
Senin, 13 Maret 2023 09:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Kemesraan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyedot perhatian publik saat ketiga tokoh itu bersua dalam acara panen raya di Kebumen, Jawa Tengah, pada Kamis 9 Maret 2023.
Kemesraan antara Jokowi dengan Prabowo dan Ganjar disebut-sebut pula sebagai sinyal endorse kepada keduanya untuk maju dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. Lantas, apa komentar Gerindra mengenai hubungan Prabowo dan Ganjar? Bagaimana pula komentar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang merupakan bagian dari koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR)?
Gerindra: Terbuka peluang menggaet Ganjar
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengatakan partainya terbuka untuk menggaet Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024. Syaratnya, kata dia, Prabowo tetap menjadi calon presiden adalah keputusan mutlak.
“Saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut dengan Pak Prabowo dengan catatan Pak Prabowo calon presiden,” kata Hashim dalam acara deklarasi Prabowo Mania 08 di Menteng, Jakarta Pusat, Ahad, 12 Maret 2023.
Hashim menutup opsi Prabowo menjadi calon wakil presiden. Menurut dia, Prabowo jauh lebih senior dari Ganjar. Usia mereka terpaut 15 tahun. Menurut Hashim, senioritas itu merupakan jaminan pengalaman yang lebih matang dalam berpolitik. “Saya kira kami terbuka kalau Pak Ganjar mau diduetkan dengan Pak Prabowo,” kata dia.
PKB: Nggak ada masalah
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengaku tidak khawatir dengan kedekatan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. "Nggak ada masalah, semua proses komunikasi politik biasa saja," kata politikus yang akrab disapa Cak Imin itu di Jakarta, Ahad, 12 Maret 2023.
Hal itu disampaikan Muhaimin menanggapi pertanyaan media terkait kemesraan Prabowo dan Ganjar, saat mendampingi Presiden Joko Widodo pada kunjungan kerja di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis lalu. Menurut Muhaimin kedekatan tokoh-tokoh nasional sangat penting untuk konsolidasi demokrasi. Sehingga semua proses politik berjalan dengan kondusif, saling menghargai dan menghormati.
"Pertemuan Ganjar dengan Prabowo, masing-masing memiliki potensi untuk berkompetisi adalah pertemuan yang sangat positif," kata dia.
Menurut Muhaimin koalisi KIR yang dibangun PKB dan Gerindra tetap solid dan terus bergerak. Sehingga soal komunikasi politik dengan siapa saja, kata dia, merupakan bagian dari proses untuk mematangkan dan menguatkan koalisi.
Selain itu, dalam koalisi telah dibuat komitmen bahwa keputusan siapa calon presiden dan wakil presiden yang diusung akan dibahas oleh pimpinan partai. "Kami sudah berkomitmen, keputusan akhir saya dan Bapak Prabowo," kata Muhaimin.
Selanjutnya: Wacana menduetkan Prabowo-Ganjar…
<!--more-->
Sama-sama diendorse Jokowi
Wacana menduetkan Prabowo-Ganjar mencuat setelah keduanya terlihat mendampingi Presiden Jokowi dalam acara panen raya di Kebumen, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Jokowi, Prabowo dan Ganjar juga sempat mengabadikan momen kunjungan itu dengan berswafoto bersama para petani.
Isu ini berhembus makin kuat karena Prabowo maupun Ganjar menjadi dua tokoh yang didorong oleh Jokowi untuk maju menjadi Capres 2024. Jokowi pernah terang-terangan mendorong Prabowo sebagai capres dalam acara ulang tahun Partai Perindo November lalu. Jokowi memang belum pernah meng-endorse Ganjar secara terang-terangan untuk maju dalam Pilpres 20204.
Dibentuk sejak 2022, KIR sampai sekarang belum secara resmi mendeklarasikan capres dan cawapres yang akan mereka usung pada 2024. Gerindra menyodorkan Prabowo capres sebagai harga mati. Sementara, PKB menawarkan ketua umumnya, Muhaimin Iskandar sebagai cawapres.
Menurut Hashim, opsi cawapres sebagai pendamping Prabowo masih terbuka lebar untuk siapa pun. Dia mengatakan tawaran Muhaimin sebagai cawapres bukanlah syarat mutlak yang ditawarkan PKB ketika bergabung ke koalisi. “Itu calon yang disetujui dan dicalonkan oleh PKB,” kata dia.
Berdasarkan jadwal Komisi Pemilihan Umum RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga, pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.
Pilihan Editor: Gerindra Belum Pastikan Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar Maju Pilpres 2024
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.