4 Sorotan Seluk-Beluk Aksi Klitih Jogja
Reporter
Hendrik Khoirul Muhid
Editor
Bram Setiawan
Minggu, 12 Februari 2023 15:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kejadian kasus klitih selalu mengejutkan. Terbaru, aksi klitih terjadi di nol kilometer Yogyakarta pada Rabu, 8 Februari 2023. Kelompok pemuda menggunakan celurit menyerang korbannya. Kejadian ini menambah daftar baru aksi klitih Jogja.
Menilik klitih Jogja
1. Arti klitih
Secara harfiah, klitih berasal dari kata Bahasa Jawa. Klitih tak merujuk arti negatif. Kata klitih digunakan untuk mengungkapkan kegiatan keluyuran atau mencari angin. Namun, pemaknaan klitih sekaramng diartikan sebagai aksi kekerasan jalanan. Pelaku menggunakan benda-benda tajam untuk menyerang korban.
“Klitih itu sebenarnya adalah kegiatan mengisi waktu luang secara positif, tetapi ketika diadopsi oleh remaja, mereka menggeser mana kata tersebut,” ucap pakar sosiolog kriminal Universitas Gadjah Mada atau UGM, Soeprapto, pada 15 Januari 2020.
2. Penyebab munculnya aksi klitih
Pada 2007, Wali Kota Yogyakarta saat itu, Herry Zudianto, melayangkan instruksi kepada sekolah-sekolah. Apabila ada pelajar yang terlibat tawuran akan dikeluarkan. Menurut Soeprapto, alih-alih meredam aksi, instruksi tersebut justru membatasi ruang gerak pelajar untuk mencari musuh.
Untuk menghindarkan tawuran, mereka lantas mencari korban secara acak di jalanan. “Lantaran dilarang tawuran, geng-geng itu kemudian justru berkeliling di jalanan kota secara acak untuk mencari musuh,” kata Soeprapto.
3. Motif klitih
Menurut Soeprapto, aksi klitih tidak hanya karena faktor balas dendam. Tapi, bergeser usaha mencari musuh untuk menunjukkan eksistensi. Seorang anggota geng akan diakui keanggotaannya setelah berhasil melukai korban. Demi eksistensi itu mereka tega menyerang untuk melukai korban.
“Korban yang menjadi target klitih tidak bisa diidentifikasi karena bersifat random alias siapa saja dapat menjadi korban,”kata Soeprapto.
4. Pengakuan
Laporan penelitian Tinjauan Kriminologis terhadap Kejahatan yang Dilakukan oleh Pelaku Aksi Klitih menjelaskan, penyebab utama aksi klitih adanya rasa butuh pengakuan akan eksistensi, jati diri, maupun gengsi. Biasanya dilakukan remaja yang secara psikologis mengalami krisis identitas. Dalam fase mencari jati diri ini, remaja mengalami sistem kontrol diri yang lemah. Akibatnya, tidak bisa membedakan perilakunya itu.
Pilihan editor: Buntut Kekerasan Jalanan di Titik Nol Yogyakarta, Pemkot akan Kembali Terapkan Jam Malam
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.