Mengenang YB Mangunwijaya dan Sederet Karya-karyanya

Rabu, 8 Februari 2023 17:00 WIB

Warga melayat jenazah Romo Mangun di Gereja Kathedral. Dok. DONNY METRI

TEMPO.CO, Jakarta - Yusuf Bilyarta Mangunwujaya atau YB Mangunwijaya merupakan sosok yang langka. Ia adalah bengawan arsitektur sekaligus sastrawan yang dihormati. Memiliki nama panggilan Romo Mangun, pria berkaca mata ini dijuluki bapak arsitektur Indonesia. Sebagian besar karya-karyanya merupakan bangunan religius.

Tak sedikit bangunan publik dihasilkan melalui tangannya, khususnya bangunan yang ramah wong cilik (rakyat kecil). Bahkan, laki-laki kelahiran 6 Mei 1929 ini memperoleh Aga Khan Award for Architecture, sebuah penghargaan tertinggi karya arsitektur atas karyanya terhadap rancangan pemukiman di tepi Kali Code, Yogyakarta.

Untuk mengenang kepergian sang seniman pada 10 Februari 24 tahun lalu, Berikut adalah karya-karya Y.B. Mangunwijaya yang terkenal:

Gereja St. Maria Fatima, Sragen

Baca: Mengenang Cerita Lucu Romo Mangunwijaya

Advertising
Advertising

Desain arsitektur yang terlihat dari bangunan Gereja St. Maria Fatima, Sragen menekankan aspek inkulturasi Jawa. Hal ini terlihat dari bentuk atap rumah joglo dan tiang-tiang yang melambangkan soko guru sehingga gereja tampak kokoh. Plafon kayu yang divernis mendominasi ruang dalam dengan pola garis lurus dan mengerucut di puncak. Menyimbolkan kesatuan yang hakiki dalam peribadatan.

Peziarahan Sendangsono, Muntilan

Peziarahan Sendangsono merupakan karya dari Romo Mangun yang menciptakan sebuah karya arsitektur yang menyatu dengan alam. Pada 1991, bangunan ini mendapat penghargaaan dari IAI AWARDS.

SD Kanisius Mangunan, Berbah

SD Kanisius Mangunan adalah sekolah yang mengadopsi home-schooling dengan menghadirkan rumah sebagai rumah kedua. Konstruksi bangunan ini terdiri atas kayu dan bilik bambu dengan atap seng untuk bangunan sekolahnya. Lantainya bertekstur atau cetakan yang mirip anyaman bilik bambu. Ciri bangunan khas Mangunwijaya pada bangunan ini yaitu terdapat 6 tiang kolom dengan dimensi 2 x (3×3 m2). Pola desain sekolah yang bersahabat dengan lingkungan masyarakat sekitarnya tidak menimbulkan kesan kontradiktif.

Wisma Kuwera, Mrican

Wisma Kuwera merupakan rumah kediaman Mangunwijaya yang cukup lama dihuni, yang juga disebut sebagai rumah tumbuh yang unik. Keunikan dari bangunan ini adalah dualisme fungsi sebuah arsitektural yang berbeda-beda. Misalnya, pondasi atap dapat menjadi dinding dan sebaliknya serta langit-langit dapat menjadi dinding dan sebaliknya. Lantai dicetak dengan tekstur garis diagonal sehingga terkesan sasar dan sangat sederhana.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca: Kisah Romo Mangunwijaya dan Kali Conde Dibukukan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

5 Candi Buddha Tertua di Indonesia

1 hari lalu

5 Candi Buddha Tertua di Indonesia

Berikut candi-candi Buddha tertua di Indonesia merupakan bukti pengaruh kuat agama ini pada masa lampau.

Baca Selengkapnya

Sensasi Tidur Bersanding dengan Batu Granit di Natuna Dive Resort

2 hari lalu

Sensasi Tidur Bersanding dengan Batu Granit di Natuna Dive Resort

Di Natuna Dive Resort yang mengusung tema eco-wisata ini, ada beberapa ruangan kamar yang langsung bersandingan dengan batu granit

Baca Selengkapnya

Semen Merah Putih Bakal Buka Pabrik di Sumatera Bulan Depan

11 hari lalu

Semen Merah Putih Bakal Buka Pabrik di Sumatera Bulan Depan

Perusahaan pembuat Semen Merah Putih, PT Cemindo Gemilang Tbk. berencana bakal membuka pabrik baru di Pulau Sumatera.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

16 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

23 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

5 Panduan Terhindar dari Sambaran Petir

23 hari lalu

5 Panduan Terhindar dari Sambaran Petir

Selain banjir, sambaran petir menjadi bencana yang berbahaya dan patut untuk diwaspadai saat musim hujan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Skala MMI, Satuan Kekuatan Gempa Selain Skala Richter

57 hari lalu

Mengenal Skala MMI, Satuan Kekuatan Gempa Selain Skala Richter

Skala MMI (Modified Mercalli Intensity) dikenal sebagai satuan yang digunakan saat bencana gempa bumi untuk mengukur kekuatannya.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Arsitektur Indonesia

18 Maret 2024

Asal-usul Hari Arsitektur Indonesia

Hari Arsitektur Indonesia diperingati setiap 18 Maret.

Baca Selengkapnya

Hari Arsitektur Indonesia: Friederich Silaban dan 7 Arsitek Ternama

18 Maret 2024

Hari Arsitektur Indonesia: Friederich Silaban dan 7 Arsitek Ternama

Hari Arsitektur Indonesia diperingati setiap 18 Maret. Berikut 8 arsitek ternama nasional dari Friederich Silaban hingga YB Mangunwijaya

Baca Selengkapnya

18 Maret Hari Arsitektur Indonesia, Kapan Hari Arsitektur Sedunia?

18 Maret 2024

18 Maret Hari Arsitektur Indonesia, Kapan Hari Arsitektur Sedunia?

Hari Arsitektur Indonesia diperingati setiap 18 Maret, berbeda dengan Hari Arsitektur Sedunia. Siapa tokoh arsitektur nasional?

Baca Selengkapnya