Bantah Tabrak Lari Berujung Mahasiswi di Cianjur Tewas, Sopir Audi Ceper Beri Penjelasan
Reporter
Deden Abdul Aziz (Kontributor)
Editor
Eko Ari Wibowo
Jumat, 27 Januari 2023 19:59 WIB
TEMPO.CO, Cianjur - Sugeng Guruh Utama, sopir yang dituding menabrak Selvi Amalia Nuraeni, 19 tahun, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Suryakancana Cianjur membantah sebagai pelaku tabrak lari.
Sugeng juga membantah sebagai penyusup dalam iring-iringan rombongan kendaraan polisi, karena dia sudah mendapatkan izin untuk masuk ke dalam iring-iringan tersebut.
"Saya mau mengklarifikasi tentang kejadian yang sebenarnya. Saya masuk ke dalam iring-iringan bukan menerobos atau memaksa merangsek, tapi semua atas sepengetahuan bos," kata Sugeng kepada wartawan di Cianjur, Jumat 27 Januari 2023.
Sugeng menyebutkan, dia disuruh untuk masuk ke dalam iring-iringan rangkaian kepolisian atas perintah dari suami majikannya.
"Suami ibu kan anggota kepolisian yang ikut dalam rombongan menuju ke TKP Wowon Serial Killer, karena sebelumnya ibu juga sudah komunikasi dengan bapak, dan disuruh ikut biar cepet," ujar Sugeng.
Sugeng mengatakan, sebelumnya dia mengira tidak ada lagi mobil yang ikut dalam rombongan, sehingga ia masuk ke dalam rombongan.
"Pas di Rumah Makan Alam Sunda di Cipanas, ibu berkomunikasi sama bapak. Saat itu saya masih tunggal (di luar rombongan), tidak lama kemudian ada rombongan melintas, dan bapak suruh ikut rombongan. Setelah rombongan lewat, baru saya masuk mengikuti dari belakang karena sudah disuruh. Awalnya saya mengira kalau saya paling akhir di rombongan, namun tidak lama saya lihat ada mobil polisi, entah rombongan atau apa namun saya lihat di belakang saya ada dua mobil polisi," katanya.
Sempat memperlambat laju mobil
Sugeng menuturkan, setelah dekat di lokasi kejadian, dia sempat memperlambat laju kendaraan karena melihat pengendara sepeda motor yang oleng.
"Saya lihat, kira-kira dua mobil di depan, ada perempuan memakai motor oleng mengerem seperti mau jatuh, lalu saya menghindar ke kiri sambil melambatkan laju kendaraan, sementara mobil di belakang saya melaju tanpa berhenti. Sepengetahuan saya itu mobil anggota polisi, sekitar dua mobil, kalau jenis saya tidak tahu yang saya lihat warnanya hitam," katanya.
Selanjutnya: dikejar massa...
<!--more-->
Sugeng mengungkapkan, setelah menghindar kemudian memperlambat laju kendaraan, karena mendengar ada suara benturan cukup kencang.
Dikejar massa
"Setelah kurang lebih satu kilometer, saya dikejar oleh warga memakai motor. Saya kooperatif saya berhenti ke pinggir. Saya parkir mobil saya reflek ambil handphone rekam video. Saya turun dari kendaraan, orang tersebut langsung marah-marah dan menuduh saya pelakunya," katanya.
Ia pun mengajak warga untuk membuktikan. "Semua dicek dan ada bukti videonya, ternyata tidak ada lecet atau penyok bekas benturan. Mobil itu dikelilingi semua tidak ada sedikitpun goresan, jadi yang dituduhkan tidak benar. Akhirnya yang mengejar ini meminta maaf karena salah paham telah salah kejar mobil dan saya dipersilakan melanjutkan kembali perjalanan," katanya.
Karena tidak merasa menabrak, kemudian Sugeng melanjutkan perjalanan kembali ke arah Bandung.
"Saya tahu kalau saya dituduh sebagai penabrak dari media. Awalnya saya biasa saja dan mobil sudah saya serahkan. Kemudian saya berani terbuka karena saya memang tidak merasa, saya ingin meminta perlindungan," tandasnya.
DEDEN ABDUL AZIZ
Baca: Kapolri Janji Pantau Kasus Tabrak Lari Mahasiswi di Cianjur