Putri Candrawathi Dituntut 8 Tahun Penjara, Begini Tanggapan Ayah Brigadir J
Reporter
Eka Yudha Saputra
Editor
Eko Ari Wibowo
Rabu, 18 Januari 2023 13:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ayah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Samuel Hutabarat, mengaku kecewa dengan tuntutan delapan tahun penjara terhadap Putri Candrawathi dalam perkara pembunuhan berencana anaknya. Samuel tidak banyak mengungkapkan perasaan dan pikirannya ketika mendengar tuntutan jaksa terhadap Putri.
“Kecewa,” jawab singkat Samuel Hutabarat saat ditanya tanggapan soal berat tuntutan Putri, Rabu, 18 Januari 2023.
Sementara itu kuasa hukum keluarga Brigadir Yosua, Martin Lukas Simanjuntak, mengaku kecewa sebagai warga negara mendengar tuntutan Putri yang terlalu ringan.
“Saya tidak mewakili korban atau keluarga, saya sebagai warga negara mendengarnya kecewa apalagi kalau saya harus berbicara mewakili klien kami dalam hal ini adalah keluarga korban. Jangankan seumur hidup, seumur hidup saja keluarga tidak setuju, apalagi 8 tahun. Ini sangat tidak mencerminkan rasa keadilan buat korban,” kata Martin saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan usai pembacaan tuntutan.
Ia mengatakan perbuatan Putri bukan sekadar tindakan pasif. Menurutnya, berdasarkan fakta persidangan Putri memanggil Kuat Ma’ruf ke lantai tiga untuk merencanakan pembunuhan.
“Ibu ini juga yang menggiring almarhum ke Duren Tiga. Padahal katanya diperkosa. Kan aneh orang diperkosa mau isoman bareng,” ujarnya.
Selain itu, Putri juga telah mempersiapkan pembunuhan dengan sengaja berganti pakaian pada saat penembakan untuk memuluskan skenario pembunuhan.
“Kalau kita bicara konteks yuridis Pasal 340, apa sih ancamannya? mati, seumur hidup atau 20 tahun. Ini boro-boro. Delapan tahun,” kata Martin.
Putri Candrawathi berbusana serba putih ketika duduk mendengarkan tuntutan. Putri terlihat memejam mata dan mengepalkan kedua tangan di depan pangkuan paha ketika dituntut.
Jaksa menyimpulkan Putri Candrawathi telah memenuhi unsur perbuatan pembunuhan berencana sebagaimana yang telah didakwakan dalam dakwaan Pasal 340 KUHP juncto pasal 55 ayat ke-1 KUHP.
“Kami penuntut umum dalam perkara ini menuntut supaya majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan, menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Putri Candrawathi dengan pidana penjara selama 8 tahun dipotong masa tahanan dengan perintah terdakwa tetap ditahan,” kata jaksa saat membaca tuntutan.
Dalam perkara ini Putri Candrawathi, Ferdy Sambo, Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR, Kuat Maruf dan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E, didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Yosua. Pada Oktober lalu, mereka didakwa dengan Pasal 340 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP subsider Pasal 338 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Selanjutnya: Ferdy Sambo, Ricky dan Kuat Ma'ruf telah lebih dulu dituntut
<!--more-->
Sebelumnya Ferdy Sambo bersama Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf telah dituntut oleh jaksa. Ferdy Sambo yang merupakan suami Putri Candrawathi dituntut jaksa hukuman penjara seumur hidup. Jaksa tidak menemukan hal yang meringankan Ferdy Sambo dalam penuntutan.
"Terdakwa Ferdy Sambo bisa dimintai pertanggungjawaban pidana. Kami mengharap kepada majelis hakim Ferdy Sambo dijatuhi pidana seumur hidup" ujar JPU di dalam Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 17 Januari 2023.
JPU menilai Sambo dihukum seumur hidup karena penilaian perbuatan Ferdy Sambo yang menghilangkan nyawa manusia dan sempat tidak mengakui perbuatannya yang memberatkan tuntutan terhadapnya.
Adapun Kuat Ma’ruf dan Ricky Rizal dituntut jaksa penuntut umum delapan tahun penjara pada Senin, 17 Januari 2023. Jaksa menganggap Kuat Ma’ruf berbelit-belit memberikan keterangan selama sidang sehingga menjadikannya hal memberatkan. Namun jaksa mengatakan Kuat Ma’ruf hanya menjalankan perintah Ferdy Sambo sehingga hal itulah yang meringankannya.
“Adapun hal meringankan terdakwa Kuat Ma’ruf tidak memiliki motivasi pribadi dan hanya mengikuti kehendak jahat dari pelaku lain,” kata jaksa sebelum membacakan tuntutan terhadap Kuat Ma’ruf di ruang sidang utama Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Sedangkan untuk Ricky Rizal, jaksa menilai perbuatan Ricky Rizal mengakibatkan hilangnya nyawa korban Yosua dan duka mendalam bagi keluarga korban. Selain itu, Ricky juga berbelit-belit dalam memberikan keterangan di persidangan dan tidak sepantasnya melakukan perbuatan seperti itu karena ia merupakan penegak hukum. Adapun hal meringankan adalah jaksa melihat Ricky sebagai tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah.
Baca: Jaksa Menilai Janggal Putri Candrawathi Panggil Yosua ke Kamar Setelah Akui Diperkosa