PDIP dan Gerindra Jadi Partai Paling Terbuka Soal Informasi Publik
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Juli Hantoro
Rabu, 14 Desember 2022 16:52 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Informasi Pusat (KIP) menyatakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP dan Partai Gerindra sebagai dua partai besar yang paling informatif alias terbuka soal informasi publik. Ada lima partai yang dinyatakan paling informatif, tapi keduanya yang punya poin paling tinggi.
Sejak awal monitoring dan evaluasi, Komisioner KIP Handoko Agung Saputro menyebut PDIP dan Gerindra selalu mendapatkan nilai 100 untuk penilaian kuesioner. Lalu pada saat uji publik panelis penilai yang terdiri dari unsur Komisi Informasi Pusat, NGO, dan akademisi, semuanya memberikan nilai yang sama yakni 99,5.
"Dengan demikian berhak menerima Parpol Informatif Terbaik," kata Handoko yang juga , penanggungjawab kegiatan monitoring dan evaluasi ini, dalam keterangan tertulis, Rabu, 14 Desember 2022.
Baca juga: Perppu Pemilu Bolehkan Partai Politik di DPR Pakai Nomor Urut Lama, Ini Daftarnya
Dalam penilaian ini, Komisi Informasi menggunakan lima kualifikasi. Informatif (90 sampai 100 poin), menuju informatif (80 sampai 89,9), cukup informatif (60 sampai 79,9), kurang informatif (40 sampai 59,9), dan tidak informatif (di bawah 39,9).
Total, ada 5 partai politik yang dinyatakan informatif. PDIP dan Gerindra sama-sama mendapat 99,5 poin. Diikuti dengan Partai Demokrat 98,7 poin, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 92,21, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 90,36.
Parta Amanat Nasional (PAN) dinyataan menuju informatif dengan 80,3 poin. Partai Golkar, NasDem, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dinyatakan kurang informatif, masing-masing dengan poin 51,85; 50,83; dan 48,96.
Penghargaan pun diberikan kepada lima partai paling informatif pada hari ini, dalam acara anugerah keterbukaan informasi publik. Acara digelar KIP di Tangerang, Banten, pada hari yang sama.
Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto bersyukur atas pencapaian ini. "Ini jadi cambut bagi partai kami berbuat lebih baik lagi, kita tak cukup berkata-kata, kita perlu ketauladanan," kata dia.
Baca juga: Elektabilitas Prabowo Turun, Gerindra Gerakkan Mesin Partai Awal Tahun Depan
