Polri Bungkam Soal Ismail Bolong, Pengamat: Ada yang Hendak Disembunyikan

Minggu, 20 November 2022 06:00 WIB

Tangkapan layar Ismail Bolong pengusaha pengepul batu bara yang videonya viral. Sumber: medsos

TEMPO.CO, Jakarta - Langkah Polri yang memilih bungkam dalam kasus gratifikasi tambang ilegal di Kalimantan Timur yang dilakukan Ismail Bolong menuai kritikan dari Peneliti Pusat Studi Anti Korupsi (SAKSI) Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah. Dia menilai bungkamnya Polri tersebut sebagai langkah untuk menyembunyikan borok di internal mereka.

"Diam dan membisunya petinggi Polri soal keterlibatan anggotanya dalam kejahatan tambang ilegal ini, bermakna ada yang hendak disembunyikan. Publik menduga petinggi sedang merencanakan skenario untuk melepaskan anggotanya dari jerat hukum," kata Herdiansyah lewat keterangan tertulis pada Sabtu 19 November 2022.

Kapolri dianggap hanya lakukan Lips Service

Hal tersebut, menurut Herdiansyah tentu saja tidak selaras dengan pernyataan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo untuk membenahi institusinya. Sehingga hal tersebut hanya semacam lips service sebagaimana dinyatakan Kapolri beberapa waktu lalu.

"Jadi seolah semacam lips service yang tidak sejalan dengan tindakannya. Janji Kapolri itu sebatas jargon kosong. Jadi tidak mengherankan jika tingkat kepercayaan publik terhadap institusi ini semakin merosot," ujarnya.

Herdiansyah yang juga aktif dalam Aksi Kamisan Kaltim ini mengungkapkan bahwa gejala ini bisa ditangkap publik. Tambang ilegal yang kian marak dan cenderung didiamkan oleh kepolisian, mengindikasikan ada main mata diantara pelaku dan aparat.

"Pelaku kejahatan tambang ilegal tidak akan mungkin seberani ini kalau tidak mendapatkan backing dari aparat," kata dia.

Kasus tambang ilegal lainnya yang melibatkan anggota Polri

Selain kasus Ismail Bolong, Herdiansyah juga menyatakan bahwa terdapat kasus tambang ilegal lain yang melibatkan aparat kepolisian. Tambang ilegal tersebut berada di kawasan Kelurahan Tanah Merah, Samarinda, Kalimantan Timur.

Menurut dia, dalam persidangan terungkap fakta keterlibatan anggota kepolisian di kasus ini, namun hingga saat ini anggota polisi tersebut tak pernah dijerat secara hukum.

Soal Ismail Bolong, Herdiansyah menilai kasus ini sudah cukup jelas. Divisi Profesi dan Pengamanan Polri pun telah melakukan penyelidikan dan menyatakan memiliki alat bukti yang cukup terkait aliran dana tambang ilegal itu kepada para petinggi Polri. Namun, dia heran kasus ini tak pernah diungkap secara terang benderang.

"Soal Ismail Bolong ini yang mengherankan. Tempus delicti atau waktu kejadiannya kan sudah lama. Bahkan laporan pemeriksaan Propam tadi itu kan tertanggal 7 april 2022. Kenapa didiamkan dan seolah hanya selesai diinternal kepolisian? Ini kan berarti kepolisian sendiri sedang mengendapkan kejahatan," kata Herdiansyah.

Hasil penyelidikan yang dimaksud Herdiansyah itu tertuang dalam laporan nomor R/1253/IV/WAS.2.4./Divpropam tanggal 7 April 2022. Laporan yang sempat dilihat Tempo tersebut ditandatangi oleh Kadiv Propam saat itu Irjen Pol Ferdy Sambo.

Dalam laporannya, Sambo memperinci aliran dana kepada sejumlah petinggi Polri baik di jajaran Polda Kalimantan Timur hingga ke petinggi Badan Reserse Kriminal Polri. Dia pun menyatakan telah ditemukan bukti yang cukup atas aliran dana tersebut.

"Ditemukan cukup bukti adanya dugaan pelanggaran oleh anggota Polri terkait penambangan, pembiaran dan penerimaan uang koordinasi dari para pengusaha penambangan batubara ilegal yang bersifat terstruktur dari tingkat Polsek, Polres, Polda Kaltim dan Bareskrim Polri," tulis poin 3c laporan tersebut.

Para pejabat Polri bungkam

Tempo telah berusaha mengonfirmasi dokumen tersebut kepada sejumlah perwira tinggi Polri. Mereka adalah Kadiv Propam Irjen Syahar Diantono, Kadiv Humas Irjen Dedi Prasetyo, hingga Kabareskrim Irjen Agus Andriyanto. Namun hingga tulisan ini dimuat, mereka masih enggan menjawab.

Tempo juga berusaha mengonfirmasi dokumen penyelidikan kasus tambang ilegal Ismail Bolong tersebut kepada kuasa hukum Ferdy Sambo, Arman Hanis. Arman berjanji akan menanyakan soal itu kepada kliennya saat sidang Selasa mendatang.

"Saya hari ini gak besuk klien saya. Selasa pada saat sidang saya konfirmasi ke klien saya ya," ujarnya pada Jumat kemarin, 18 November 2022.

Berita terkait

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

19 jam lalu

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

Polda Kepulauan Bangka Belitung menahan pimpinan salah satu media online terkait dalam kasus penambangan timah ilegal.

Baca Selengkapnya

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

3 hari lalu

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan alasannya mengangkat tokoh buruh, Andi Gani Nena Wea, sebagai salah satu staf ahlinya.

Baca Selengkapnya

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

3 hari lalu

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

Timnas Indonesia kalah melawan Uzbekistan dalam semifinal Piala Asia U-23 2024. Ini komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

3 hari lalu

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons perihal penghentian penyidikan kasus kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi atau Brigadir RA

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI yang Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri

3 hari lalu

Rekam Jejak Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI yang Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea ditunjuk Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Staf Ahli Kapolri. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Kapolri Lantik Brigjen Dwi Irianto Sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara

3 hari lalu

Kapolri Lantik Brigjen Dwi Irianto Sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara

Pelantikan Kapolda Sulawesi Tenggara yang baru itu dipimpin langsung oleh Kapolri dan dihadiri pejabat utama Mabes Polri di Rupatama, Mabes Polri.

Baca Selengkapnya

Lindungi Buruh Migran, Polri Bentuk Tim Khusus Pidana Ketenagakerjaan

3 hari lalu

Lindungi Buruh Migran, Polri Bentuk Tim Khusus Pidana Ketenagakerjaan

Polri menyoroti keselamatan buruh hingga sengketa buruh vs pengusaha, sehingga dirasa perlu pendampingan dari polisi.

Baca Selengkapnya

Kapolri Tunjuk Andi Gani Nena Wea Jadi Staf Ahli Bidang Ketenagakerjaan untuk Urus Sengketa Buruh vs Pengusaha

3 hari lalu

Kapolri Tunjuk Andi Gani Nena Wea Jadi Staf Ahli Bidang Ketenagakerjaan untuk Urus Sengketa Buruh vs Pengusaha

Listyo Sigit mengatakan, penunjukan Andi Gani sebagai staf ahli Kapolri dilandasi banyak sengketa antara buruh dengan pengusaha.

Baca Selengkapnya

Peringatan Hari Buruh Internasional 2024, Kapolri Sebut Ada 71 Titik Kegiatan di Seluruh Indonesia

3 hari lalu

Peringatan Hari Buruh Internasional 2024, Kapolri Sebut Ada 71 Titik Kegiatan di Seluruh Indonesia

Kapolri Listyo Sigit Prabowo menyampaikan ada 71 titik dengan puluhan ribu buruh di seluruh Indonesia yang mengikuti aksi Hari Buruh Internasional 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

4 hari lalu

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Andi Gani Nena Wea, ditunjuk menjadi Staf Ahli Kapolri Bidang Ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya