Yudhoyono: Negara Tergantung Utang, Rawan!
Rabu, 18 Maret 2009 18:28 WIB
TEMPO Interaktif , Jakarta:Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan ketergantungan sebuah negara terhadap utang dan bantuan luar negeri harus dihapuskan. Untuk itu, sumber pendanaan luar negeri seperti pajak harus ditingkatkan.
"Kalau terus berlanjut tentulah tidak sehat rawan dan membebani masa depan kita semua dan pemerintahan berikutnya lagi," katanya dalam sambutanya di peresmian Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta dan Pencanangan Kantor Pelayanan Pajak Khusus untuk Wajib Pajak Besar Orang Pribadi di Jakarta, Rabu (18/03).
Menurutnya, Indonesia pernah mengalami masa sulit seperti saat krisis 1998 lalu dimana sumber pembelanjaan negara sangat bergantung pada utang luar negeri, penjualan aset negara dan privatisasi
Presiden menyebutkan pemerintah telah berusaha mengurangi pendanaan pembangunan dari hutang dan memperbesar sumber dari luar negeri, terutama pajak.
GUNANTO E S
Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar
13 hari lalu
Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar
Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.
Baca Selengkapnya
Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD
14 hari lalu
Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD
Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.
Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah
14 hari lalu
Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah
BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.
Baca Selengkapnya
BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar
57 hari lalu
BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar
BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.
Baca Selengkapnya
Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024
18 Februari 2024
Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024
Berita terpopuler: Program makan siang gratis bisa berujung pada utang luar negeri, jadwal dan cara mendaftar CPNS 2024
Baca Selengkapnya
Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri
17 Februari 2024
Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri
Ekonom memprediksi, jika program makan siang gratis akan berujung pada penambahan utang luar negeri. Ini alasannya.
Baca Selengkapnya
Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan
15 Februari 2024
Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan
Pasangan Capres dan Cawapres) nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul di hitung cepat.
Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI
15 Februari 2024
Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI
Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.
Baca Selengkapnya
Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah
9 Februari 2024
Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah
Cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024 gara-gara pembayaran utang luar negeri. Masih dua kali lipat dari standar internasional.
Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun
16 Januari 2024
Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun
Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun.
Baca Selengkapnya
Rekomendasi
1 jam lalu
2 jam lalu
4 jam lalu
14 jam lalu
19 jam lalu
20 jam lalu
22 jam lalu
23 jam lalu
1 hari lalu
1 hari lalu