Menkes Pastikan Penyebab Gagal Ginjal Akut Karena Obat Sirup

Editor

Febriyan

Senin, 24 Oktober 2022 17:04 WIB

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (tengah) didampingi Plt Dirjen Pelayanan Kesehatan Murti Utami (kanan)di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat, 21 Oktober 2022. Kasus gagal ginjal akut itu diduga disebabkan senyawa Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) di atas ambang batas pada obat-obatan yang dikonsumsi. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan fenomena gagal ginjal akut pada anak disebabkan cemaran zat kimia Etilen Glikol (EG ), Dietilen Glikol (DEG), dan Etilen Glikol Butil Eter (EGBE) pada obat sirup. Menurut Budi, kepastian ini dikeluarkan setelah Kementrian Kesehatan melakukan penelitian cukup panjang.

"Hasilnya kita simpulkan penyebabnya adalah obat-obat kimia yang merupakan cemaran dari pelarut obat itu," ujar Budi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, 24 Oktober 2022.

Kemenkes pantau gagal ginjal akut pada anak sejak Agustus 2022

Budi menyatakan pihaknya telah mengamati melonjaknya kasus ini sejak Agustus 2022. Awalnya, pemerintah menduga kasus gagal ginjal akut pada anak melonjak akibat virus, bakteri, atau parasit. Salah satu bakteri yang dapat menyebabkan gagal ginjal itu, kata Budi, adalah leptospira.

Kementerian Kesehatan kemudian melakukan review patologi untuk mengetahui penyebab pastinya. Berdasarkan review patologi tersebut, sangat kecil pasien yang terjangkit virus atau bakteri.

Advertising
Advertising

"September kita berkumpul, kita tes patologi dari anak anak yang terkena kasus ini untuk melihat apakah dia terkena virus atau bakteri atau parsit. Hasilnya itu kecil sekali disebabkan virus atau bakteri," ujar Budi.

Jumlah pasien gagal ginjal akut kemudian mengalami lonjakan pada September 2022, yakni mencapai 78 orang. Pada awal bulan ini, jumlah pasen pun bertambah menjadi 141 orang. Budi mengatakan sebagian besar pasien yang mengalami gagal ginjal berusia di bawah lima tahun.

Berdasarkan hasil pengecekan terhadap semua pasien, menurut Budi Gunadi Sadikin, tidak ditemukan adanya bakteri. Kemenkes kemudian mengembangkan dugaan gagal ginjal akun anak karena terpapar Covid-19. Namun, setelah dicek, kurang dari satu persen pasien yang terpapar Covid-19.

Mulai terang setelah kabar dari WHO

"Kita baru agak terang saat WHO mengeluarkan surat edaran 5 Oktober, warning, terjadi kasus yang mirip di Gambia, penyebabnya adalah zat kimia yang ada di pelarut obat-obatan," ujar Budi.

Budi mengatakan pihaknya kemudian melakukan analisa toksikologi terhadap 10 anak. Hasil pemeriksaan darah mengonfirmasi 7 dari 10 anak gagal ginjal akut positif mengandung EG, DEG, dan EGBE. Untuk lebih memastikan temuan itu, Budi mengatakan pihaknya melakukan biopsi terhadap jasad anak yang meninggal karena gagal ginjal akut.

"Apakah ada ciri-ciri kerusakan ginjal yang disebabkan zat kimia ini. Kita cek, 100 persen memang terjadi kerusakan ginjal sesuai ciri-ciri yang disebabkan obat kimia ini," kata Budi.

Pihak Kemenkes kemudian juga mendatangi rumah para pasien gagal ginjal akut dan mengambil obat-obatan yang dikonsumsi pasien. Hasilnya, sebagian besar obat itu mengandung senyawa EG, DEG, dan EGBE.

Kini Kemenkes sudah menarik izin peredaran lebih dari 1.100 obat sirup yang diduga menjadi penyebab gagal ginjal akut pada anak. Budi mengatakan masih menunggu dari BPOM melakukan penelitian terhadap obat-obatan tersebut.

"Nanti sore ini kita keluarkan surat untuk rilis. Ada 133 atau 150-an yang memang pelarutnya tidak mengandung bahan berbahaya, kita akan rilis," ujar Budi.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

15 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

21 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

2 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

4 hari lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

7 hari lalu

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Pemilihan Budi Gunadi Sadikin itu berlangsung secara musyawarah untuk mufakat dalam rapat pleno perdana MWA ITB di Gedung Kemenristekdikti.

Baca Selengkapnya