Kasus Gagal Ginjal Akut di RSCM, Dari 49 Kasus 63 Persen Meninggal

Reporter

magang_merdeka

Editor

Febriyan

Kamis, 20 Oktober 2022 18:37 WIB

Direktur Utama RSCM dr. Lies Dina Liastuti (dua dari kiri) dan perwakilan Kementerian Kesehatan menjelaskan kasus gagal ginjal akut pada anak saat konferensi pers di RSCM Jakarta, Kamis, 20 Oktober 2022. Kemenkes menyebut 206 anak mengidap gangguan ginjal akut progresif atipikal atau Acute Kidney Injury (AKI), dengan jumlah kematian mencapai 99 anak. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Lies Dina Liastuti mengatakan persentase angka kematian pada kasus gagal ginjal akut mencapai 63 persen dari 49 kasus. Angka tersebut berdasarkan data pasien ri rumah sakit tersebut sejak Januari-Oktober 2022.

"Angka kematiannya 63 persen dari 49 orang (31 orang)", kata Lies Dina Liastuti di RSCM, Kamis, 20 Oktober 2022.

Lies menyatakan sejauh ini pihaknya masih merawat 11 pasien. Dari 11 pasien itu, 10 diantaranya menjalani perawatan di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) dan satu orang berada di ruang Intensive Care Unit (ICU). Dia juga menyatakan tujuh pasien sudah dinyatakan sehat.

Lies juga mengatakan pasien yang mendapatkan perawatan di RSCM sudah termasuk kategori parah yakni tidak dapat mengeluarkan urine. Hal itu disebabkan, kata Lies, ketidakmampuan ginjal untuk berfungsi mengeluarkan sampah atau racun dari dalam tubuh.

Mayoritas pasien anak-anak

Pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal di RSCM didominasi oleh balita, usia termuda 8 bulan dan tertua 8 tahun. Lies juga mengatakan setidaknya pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal di RSCM membutuhkan waktu perawatan 10 hari hingga 3 pekan.

Advertising
Advertising

Direktur utama RSCM itu mengimbau kepada para orang tua untuk tidak langsung memberikan obat bila anak mengalami demam.

"Kalau anak demam jangan langsung dikasih obat dan memberikan obat pun harus hati-hati. Apa yang dilakukan oleh kami RSCM dan Kemenkes adalah dalam rangka menjalani solusi", kata dia.

Sebelumnya Kementerian Kesehatan telah meminta tenaga kesehatan untuk tak memberikan obat dalam bentuk cair atau sirup. Hal itu dilakukan setelah banyaknya kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak secara misterius.

Hingga Selasa, 18 Oktober 2022, Kementerian Kesehatan menyatakan terdapat 206 anak dari 20 provinsi yang mengalami gagal ginjal akut. Sebanyak 99 anak diantaranya meninggal. Dugaan Kemenkes, anak-anak tersebut mengalami gagal ginjal karena menggunakan obat sirup.

BPOM belum bisa menyimpulkan obat sirup sebagai penyebab gagal ginjal akut.

Meskipun demikian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan belum bisa menyimpulkan bahwa obat sirup sebagai penyebab gagal ginjal akut. Mereka menyatakan masih melakukan penelitian terhadap faktor-faktor lainnya bersama Kementerian Kesehatan dan pihak terkait lainnya. Meskipun demikian, BPOM telah merilis daftar 5 obat sirup yang ditarik dari peredaran.

GADIS OKTAVIANI

Baca juga: Soal Gagal Ginjal Akut Anak, BPOM: Belum Bisa Disimpulkan Karena Obat Sirup

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

9 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

9 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

10 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

10 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

12 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

15 hari lalu

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

20 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya