Detasemen K-9 Polri, Apa Istimewanya?

Minggu, 4 September 2022 13:53 WIB

Unit K-9 yang dilengkapi dengan anjing pelacak dikerahkan saat pengamanan menjelang sidang tahunan MPR di Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2019. Sidang tahunan akan digelar pada Jumat, 16 Agustus 2019. TEMPO/Lourentius EP

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Polri memang dikenal memiliki berbagai satuan atau detasemen khusus yang beragam tugasnya, seperti Detasemen K-9 maupun Brimob.

Dalam struktur Polri, detasemen ini termasuk dalam Direktorat di lingkungan Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri dengan nama Direktorat Polisi Satwa. Adapun yang bergabung dengan polisi satwa yaitu, Detasemen K-9 (Polisi Anjing Pelacak: Kriminal, Handak, Narkotik, SAR, Tangkal Cegah/PHH) dan Detasemen Turangga (Polisi Berkuda).

Penamaan K-9 bukan akronim, melainkan istilah dalam dunia fauna yang berasal dari kata Canine. Canine atau Caninae bukanlah tentang anjing saja, melainkan bisa juga merujuk pada Coyote atau anjing hutan. Kendati demikian, Canine memang sangat identik dengan jenis anjing yang cerdas. Dari Canine atau K-9 dijadikan sebutan untuk anjing pelacak kepolisian.

Sejarah Detasemen K-9

Unit K-9 ini pertama kali digunakan pada 1889 oleh Komisaris Polisi Metropolitan London, Sir Charles Warren. Kegagalan Warren mengidentifikasi dan menangkap pembunuh, membuatnya memutuskan untuk menggunakan anjing pelacak. Alhasil, setiap kasus yang dia identfikasi menjadi lebih mudah dan hasilnya tepat sasaran berkat anjing pelacak.

Melansir Atchison Daily Globe, metode ini menyebar cepat ke Austria-Hongaria dan Jerman. Polisi Jerman memilih anjing gembala Jerman sebagai jenis yang ideal untuk pekerjaan polisi dan membuka sekolah pelatihan anjing pertama pada 1920 di Greenheide. Pada tahun berikutnya, banyak anjing Belgian Malinois ditambahkan ke unit K-9. Anjing-anjing itu dilatih untuk mematuhi petugas mereka dan melacak serta menyerang penjahat.

Advertising
Advertising

Sebenarnya sebelum metode Warren diterapkan di Jerman, anjing pelacak unit K-9 sudah diterapkan dalam Polisi Kereta Api Timur Laut, Inggris. Mereka menggunakan jenis anjing Belgian Malinois, Labrador Retriever, dan gembala Jerman.

Di Indonesia, anjing unit K-9 pertama kali dikenal karena merupakan hadiah dari pelatihan Bea dan Cukai di Front Royal Virginia. Untuk pertama kalinya, dua orang asal Indonesia berlatih dengan anjing jenis Labrador Retriever dan enam ekor anjing gembala Jerman.

Setelah melihat keistimewaan unit K-9, Polri menerapkan metode Warren, terutama untuk melacak tempat obat-obatan terlarang seperti narkoba.

Fungsi K-9

Anjing Pelacak K-9 adalah salah satu alat pengawasan yang cukup efektif dalam mendeteksi narkotika dan psikotropika. Indera penciuman yang tajam dan sifatnya yang dinamis memungkinkan K-9 dapat dimobilisasi ke berbagai situasi dan kondisi.

Seekor anjing pelacak narkotika dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan narkotika/psikotropika pada barang, badan orang, sarana pengangkut, bagian bangunan yang ada dalam dan luar ruangan.

Contohnya dalam imigrasi, Unit Anjing Pelacak K-9 merupakan salah satu unit yang berfungsi untuk mendukung Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di bidang pengawasan lalu lintas masuknya orang (penumpang) dan/atau barang dari luar negeri ke dalam wilayah Republik Indonesia.

Saat ini skema penempatan Unit K-9 ini dilaksanakan berdasarkan tingginya frekuensi lalu lintas penerbangan dan/atau pelayaran pada suatu daerah baik itu bandar udara maupun pelabuhan fery penumpang.

Kelebihan Anjing K-9

Dilansir dari website DJBC Kementerian Keuangan RI, Unit anjing pelacak memiliki berbagai kelebihan seperti berikut:

  1. Dalam kasus penyelundupan seperti narkotika, anjing pelacak memiliki kemampuan pelacakan untuk menemukan narkotika dengan cara mencari bau narkotika tersebut.
  2. Tidak membutuhkan tenaga listrik. Pada umumnya pasti dibutuhkan setiap alat pendeteksi narkotika berbasis mesin dalam pengoperasiannya
  3. Sangat dinamis. Artinya sangat mudah untuk dimobilisasi dalam berbagai situasi dan kondisi objek pelacakan, dimana tidak semua alat deteksi narkotika berbasis mesin dimobilisasi dengan mudah
  4. Tidak memerlukan consumable aid. Yaitu bahan habis pakai yang digunakan untuk mengoperasikan alat deteksi narkotika, dimana setiap alat deteksi narkotika lain pasti membutuhkan consumable aid ini.

Selain penggunaan K-9 sebagai bagian dari Direktorat Polisi Satwa, ada juga yang bernama detasemen turangga. Kuda diperuntukkan dalam tugas penjagaan, patroli dan pengawalan, pengendalian massa dan SAR.

Sesuai tupoksi, penjagaan sama dengan pengamanan ketika ada kegiatan, membantu kewilayahan patroli, satu wilayah akan diisi oleh dua tim

Pasukan protokoler berkuda biasanya menggunakan pakaian khusus. Namun kini, kuda sudah jarang dipakai untuk pengawalan, tergantikan oleh vooridjer. Dari segi keamanan lebih cepat dan mudah menembus, sehingga pengawalan dengan kuda sudah jarang dipakai.

DANAR TRIVASYA FIKRI

Baca: 5 Ras Anjing Pelacak Detasemen K-9 Polri, Seberapa Galak?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa yang Masuk Kategori Pelat Nomor Khusus?

1 jam lalu

Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa yang Masuk Kategori Pelat Nomor Khusus?

Apa itu pelat nomor khusus dan bagaimana aturannya termasuk saat masuk wilayah sistem ganjil-genap?

Baca Selengkapnya

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

3 jam lalu

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

Polisi juga telah menangani 10 kasus narkoba menonjol sejak 14 Maret hingga 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Ancaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba

5 jam lalu

Ancaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba

Polri bakal langsung memecat anggota kepolisian yang terbukti mengkonsumsi narkoba.

Baca Selengkapnya

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

1 hari lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

2 hari lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

2 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

3 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

3 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

4 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya