Meski Diunggulkan Relawan Jokowi, Sandiaga Dianggap Sulit Maju Capres 2024

Reporter

Ima Dini Shafira

Editor

Amirullah

Kamis, 1 September 2022 14:22 WIB

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno bersilaturahmi dengan Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto di Kantor Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Jakarta Pusat pada Senin, 8 Maret 2021.Instagram/@sandiuno

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengatakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, sangat mungkin menjadi kuda hitam dalam Pilpres 2024. Menurutnya, masyarakat cenderung membutuhkan figur alternatif yang dinilai bukan dari kalangan orang lama.

Adi menilai popularitas dan elektabilitas Sandi sejauh ini cukup bagus. “Namanya kerap masuk dalam 5 besar survei dan masuk dalam kandidat capres maupun cawapres,” kata Adi saat dihubungi, Kamis, 1 September 2022.

Kendati begitu, menurutnya, perjalanan Sandi untuk mendapatkan tiket maju nyapres akan menemui sejumlah kendala. Utamanya, kata dia, dari internal Gerindra. Sebab, rapat kerja nasional (rakernas) Gerindra telah menyepakati Ketua Umum partai, Prabowo Subianto, sebagai capres yang diusung Gerindra.

“Pasti akan memancing dialektika di internal Gerindra. Apapun judulnya, Sandi kader Gerindra,” kata Adi.

Mencuat di Musra

Advertising
Advertising

Nama Sandiaga Uno mencuat di posisi kedua sebagai kandidat capres yang diusung dalam forum Musyawarah Rakyat alias Musra yang digelar relawan Jokowi. Sandi mengatakan mengapresiasi hasil forum tersebut, namun masih akan berfokus menyelesaikan PR di kementerian.

Menurut Adi, masuknya nama Sandi di radar Musra menjadikan Gerindra memiliki dua sosok gemilang yang bisa diusung menjadi capres. “Ada Pabowo dan Sandi di Gerindra, matahari kembar,” ujarnya.

Kendala lainnya, menurut Adi, posisi Prabowo dalam survei elektabilitas yang lebih tinggi daripada Sandi. Dari berbagai survei, nama Prabowo kerap masuk dalam peringkat tiga besar kandidat capres. Sementara internal Gerindra, kata Adi, telah seribu persen menyatakan dukungannya kepada Prabowo.

Adi mengatakan Sandi akan lebih menonjol jika diusung sebagai cawapres. “Kalau posisi cawapres, sepertinya ngga ada tanding,” ujarnya.

Sulit Nyapres

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, mengatakan peluang Sandi untuk nyapres bakal sulit. “Elektabilitasnya nanggung, kansnya tipis dan sulit,” kata dia.

Menurutnya, selama ada Prabowo di Gerindra, nama Sandi akan tertutup sebagai capres usungan partai. Adapun partai lain juga akan sulit mengusung Sandiaga.

Sejauh ini, sudah ada dua koalisi pemilu 2024. Koalisi yang pertama terbentuk adalah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Partai Golongan Karya, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Amanat Nasional. Koalisi lainnya adalah Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIB) yang terdiri dari Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa.

Sementara Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Nasional Demokrat sedang dalam penjajakan komunikasi. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan masih sibuk melakukan safari politik ke berbagai parpol lain.

“PKB Gerindra terkunci, KIB sulit, PDIP juga sudah punya tiket sendiri,” kata Ujang. Namun, Ujang mengatakan dalam politik selalu ada peluang, termasuk kans Sandiaga maju sebagai capres. “Selalu dinamis, semua serba mungkin,” ujarnya.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

33 menit lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

6 jam lalu

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

7 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

9 jam lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

11 jam lalu

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

Imam Budi Hartono sudah memegang surat keputusan dari DPP PKS untuk maju Pilkada Depok 2024 dan berharap bisa berkoalisi dengan Golkar.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

11 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

12 jam lalu

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

Pesan Luhut ke Prabowo jangan bawa orang toxic ke pemerintahan

Baca Selengkapnya

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

12 jam lalu

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Ketua Umum Partai Demokrat AHY buka suara soal diskusi mengenai kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun ia tak merinci kapan diskusi itu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

14 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

15 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya