17 Tahun Nota Kesepahaman di Helsinki, Akhir Konflik GAM - RI

Senin, 15 Agustus 2022 16:05 WIB

Wapres Jusuf Kalla disambut Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haytar (kiri), dalam Konferensi Internasional 10 tahun MoU Helsinki Finlandia, di Banda Aceh,13 November 2015. Konferensi ini merupakan peringatan satu dekade perdamaian antara Pemerintah Indonesia - Gerakan Aceh Merdeka (GAM). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Konflik GAM - RI yang telah berlangsung berkepanjangan dilatarbelakangi dengan berbagai macam faktor. Ketidakpuasan dan ketidakadilan yang dirasakan Aceh melalui kebijakan yang dilahirkan oleh pemerintah pusat menjadi faktor utama meletusnya konflik. Kondisi yang tak kunjung selesai ini membuat sejumlah tokoh Aceh melakukan perlawanan dan pemberontakan.

Dilansir dari repository.umy.ac.id, kemunculan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu menjadi gerakan untuk memisahkan Aceh menjadi negara berdaulat dari Indonesia. Pemerintah Indonesia yang ketika itu dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto yang sangat sentralistik menjawab keluhan Aceh dengan tindakan represif melalui timah panas yang dilepaskan oleh tentara-tentara militer Indonesia. GAM pun tidak tinggal diam dan membalasnya sehingga terjadilah kontak senjata antara kedua belah pihak yang memakan jumlah korban yang tidak sedikit.

Alasan lain yang tak kalah kuat terkait kemunculan GAM karena Aceh merupakan kesatuan politik yang berbeda dan tersendiri. Islam dan syariah sendiri sudah melekat pada kultural dan struktural GAM yang memang sudah mendarah daging dalam tatanan kehidupan Bangsa Aceh. Alasan lain ialah GAM tak dapat menerima dominasi politik, sosial dan budaya oleh Jawa yang berimbas pada ketimpangan pembangunan antara Pulau Jawa dan Aceh yang membentuk sentimen di antara keduanya.

Hingga 2002 Aceh telah melancarkan serangan sebanyak tiga kali dengan bantuan dari berbagai negara lain, seperti Iran, Libya dan Thailand. Dalam tiga serangan tersebut, diperkirakan sekitar 27.950 milisi, 50 ribu TNI/Polri dan 14.100 sipil yang tewas.

Dilansir dari Antara, usai konflik yang tak berkesudahan, akhirnya pasca bencana dahsyat gempa dan tsunami menerjang Aceh, 26 Desember 2004 lalu, ditandatanganilah nota sepemahaman antara Pemerintah RI dengan pihak GAM di Helsinki, Finlandia pada 15 Agustus 2005. Nota ini bentuk komitmen untuk menyelesaikan konflik bersenjata di Aceh secara damai, menyeluruh, berkelanjutan dan bermartabat.

Advertising
Advertising

MoU Helsinki ditandatangani perwakilan GAM Malik Mahmud Al-Haytar dan Hamid Awaluddin yang mewakili Pemerintah RI, dan dimediasi mantan Presiden Finlandia, Martti Ahtisaari.

Jutaan penduduk Aceh menanti detik-detik panandatanganan kesepakatan damai ini dengan penuh suka cita. Saat itu masyarakat Aceh menggelar doa dan zikir sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas terjalinnya perdamaian untuk mengakhiri konflik bersenjata yang telah menelan ribuan korban jiwa di provinsi ujung paling barat Indonesia ini.

Noa kesepahaman antara Pemerintah RI dan GAM di Helsinki saat itu membuktikan sebuah pepatah Aceh yaitu "pat hujeun yang han pirang, pat prang yang hana reda" yang artinya Mana ada hujan yang tidak berhenti dan mana ada perang yang tidak berakhir.

Dengan disepakatinya nota perdamaian tersebut, ribuan senjata GAM pun diserahkan sendiri oleh mereka untuk dimusnahkan, disusul dengan dibubarkannya Tentara Neugara Aceh (TNA) sebagai sayap militer GAM. Bila nantinya kembali ditemukan senjata di Aceh, maka senjata tersebut akan dianggap senjata ilegal. Penindakannya juga akan dilakukan oleh kepolisian Indonesia.

ANNISA FIRDAUSI

Baca: Keamanan, Fokus Pembicaraan RI - GAM di Helsinki

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

7 jam lalu

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

Anies Baswedan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Aceh karena telah memberi dukungan di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

14 jam lalu

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.

Baca Selengkapnya

Anies-Muhaimin ke Aceh Meski Timnas Amin Sudah Bubar, Ada Apa?

1 hari lalu

Anies-Muhaimin ke Aceh Meski Timnas Amin Sudah Bubar, Ada Apa?

Anies-Muhamin dikabarkan menuju ke Aceh untuk mengikut agenda bersama meski Timnas Amin sudah bubar.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

1 hari lalu

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.

Baca Selengkapnya

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

2 hari lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

15 hari lalu

Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

Peredaran sabu itu dilakukan lintas laut dari jaringan Malaysia-Aceh.

Baca Selengkapnya

Mengenang Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous, Berikut Profil dan Karya-karyanya

16 hari lalu

Mengenang Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous, Berikut Profil dan Karya-karyanya

Berikut perjalanan karya seniman yang juga Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous.

Baca Selengkapnya

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

24 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

Jamaah Thariqat Syattariah di Nagan Raya Aceh Gelar Salat Id Hari Ini

26 hari lalu

Jamaah Thariqat Syattariah di Nagan Raya Aceh Gelar Salat Id Hari Ini

Ribuan jamaah Thariqat Syattariah di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh pada Senin pagi telah menggelar salat Id.

Baca Selengkapnya

Divonis 7 Bulan Penjara, Kuasa Hukum: Hari Ini Terakhir Masa Penahanan Dito Mahendra

29 hari lalu

Divonis 7 Bulan Penjara, Kuasa Hukum: Hari Ini Terakhir Masa Penahanan Dito Mahendra

Dito Mahendra terjerat dalam kasus kepemilikan senjata api ilegal. Karena kasus ini dia divonis tujuh bulan penjara.

Baca Selengkapnya