Amnesty International Indonesia Nilai Pendekatan di Papua Harus Dievaluasi Menyeluruh

Reporter

M. Faiz Zaki

Editor

Febriyan

Senin, 18 Juli 2022 06:33 WIB

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal menunjukan foto kondisi korban pembantaian yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kampung Nogolait Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga Papua, Sabtu, 16 Juli 2022. Dok.Humas Polda Papua

TEMPO.CO, Jakarta - Amnesty International Indonesia menilai pendekatan pemerintah di Papua harus dievaluasi menyeluruh. Direktur Eksekutif Amnesty Usman Hamid mengatakan, siklus kekerasan sudah seharusnya dihentikan di Papua.

Mengingat hampir setiap hari terjadi kekerasan dengan korban dan pelaku dari berbagai kelompok. Soal pendekatan keamanan, kata Usman, berbagai kalangan pun telah meminta pemerintah agar mengevaluasi.

“Selain evaluasi pendekatan keamanan, negara juga harus melakukan koreksi atas pendekatan kebijakan secara keseluruhan, mulai dari labelisasi separatis dan terorisme hingga kebijakan yang sentralistik seperti daerah otonomi baru (DOB) dan otonomi khusus yang dilakukan tanpa partisipasi bermakna orang asli Papua,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu, 17 Juli 2022.

Usman mengatakan, pembunuhan terhadap 10 warga sipil di Nduga, Papua, tidak bisa dibenarkan. Pihaknya pun mendesak kepada aparat agar mengusut tuntas para pelaku.

Dia juga menyoroti kebijakan yang telah diterapkan oleh pemerintah selama puluhan tahun di Papua dan tidak menghentikan pelanggaran hak asasi manusia.

Advertising
Advertising

“Kebijakan yang selama puluhan tahun diterapkan di Papua ini nyatanya tidak berhasil menghentikan pelanggaran HAM di sana dan malah menimbulkan korban sipil yang semakin banyak,” tuturnya.

Usman berpendapat, bahwa seharusnya negara menghindari eskalasi konflik yang berujung korban dan pelanggaran hak asasi. Itu termasuk dengan menimbang ulang kebijakan yang masih berpeluang menimbulkan situasi serupa.

Atas kejadian ini, Amnesty International Indonesia menyampaikan dukacita kepada keluarga korban. “Kami juga menyampaikan duka terdalam kepada keluarga korban,” katanya.

Sejauh ini, Amnesty International Indonesia memantau ada kelompok bersenjata yang menewaskan 10 warga sipil pada Sabtu, 16 Juli 2022 pukul 09.45 WIT. Korban tercatat ada 12 orang, yang mana dua lainnya terluka.

Lembaga tersebut mencatat sembilan kasus pembunuhan dengan 17 korban selama tahun 2022. Tiga kasus di antaranya diduga melibatkan aparat negara dan enam kasus diduga melibatkan kelompok pro kemerdekaan atau kelompok tak dikenal.

Wacana pembentukan DOB Papua oleh pemerintah disambut kritik berbagai kalangan, khususnya kelompok aktivis dan masyarakat sipil Papua. Amnesty International Indonesia menilai pembentukan itu bakal menimbulkan eskalasi konflik dengan korban sipil.

Berita terkait

Top 3 Hukum: Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Kesaksian Pejabat Kementan di Sidang Korupsi Syahrul Yasin Limpo

4 hari lalu

Top 3 Hukum: Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Kesaksian Pejabat Kementan di Sidang Korupsi Syahrul Yasin Limpo

Sampai hari ini, terhitung pilot Susi Air Philips Mark Mehrtens telah disandera TPNPB-OPM selama 14 bulan.

Baca Selengkapnya

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

4 hari lalu

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

Israel meningkatkan tuduhannya pada Maret, dengan mengatakan lebih dari 450 staf UNRWA adalah anggota militer dalam kelompok teroris Gaza.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

5 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

6 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut delapan tersangka teroris itu berinisial G, BS, SK, A, MWDS, DK, H, dan RF.

Baca Selengkapnya

Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

7 hari lalu

Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

Kemenko Polhukam belum bisa memastikan apakah penyebutan OPM seperti yang dilakukan TNI akan dijadikan keputusan negara.

Baca Selengkapnya

Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

7 hari lalu

Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

Koops Habema TNI menembak dua anggota TPNPB di Papua Pegunungan

Baca Selengkapnya

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

7 hari lalu

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

BNPT akan turut serta mengamankan pelaksanaan Acara Word Water Forum (WWF) ke-10 yang diselenggarakan di Bali, 18-25 Mei 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

Inggris Tolak Permintaan Israel untuk Tetapkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris

7 hari lalu

Inggris Tolak Permintaan Israel untuk Tetapkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris

Menolak menetapkan Garda Revolusi Iran sebagai teroris, David Cameron berpendapat lebih baik jika London dapat terus berkomunikasi dengan Teheran.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

8 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

Delapan terduga teroris yang sedang latihan fisik dan militer di Poso Sulteng itu disebut punya posisi strategis di Jamaah Islamiyah.

Baca Selengkapnya

TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

8 hari lalu

TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) kembali menuding TNI melakukan pengeboman untuk menyelamatkan pilot Susi Air

Baca Selengkapnya