Polri Janji Usut Dugaan Intimidasi Jurnalis di Dekat Rumah Ferdy Sambo
Reporter
Mutia Yuantisya
Editor
Juli Hantoro
Kamis, 14 Juli 2022 21:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar (Mabes) Polri buka suara terkait pemberitaan yang menyebutkan adanya intimidasi kepada dua jurnalis ketika tengah meliput di lingkungan rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Tindakan intimidasi terjadi pada Kamis siang, 14 Juli 2022 saat mereka mewawancarai seorang petugas kebersihan.
"Nanti akan diusut dan coba saya tanyakan juga ke Kapolres Jakarta Selatan," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartwan saat dikonfirmasi, Kamis, 14 Juli 2022.
Dedi pun meminta agar wartawan tidak menduga-duga terkait tiga orang tidak dikenal yang diduga mengintimidasi dua jurnalis saat meliput di area Komplek Polri Duren Tiga adalah anggota Polri.
Ia juga meminta agar wartawan yang mengalami intimidasi tersebut dapat membuat laporan ke kepolisian terdekat agar peristiwa bisa menjadi terang benderang, dan siapa ketiga orang tidak dikenal tersebut.
“Ojo (jangan) mengandai-mengandai kalau belum jelas. Biar buat laporan aja ke Jaksel biar jelas sekalian,” katanya.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Nurul Azizah tidak dapat memberikan pernyataan mengenai masalah ini. "Mohon maaf, saya tidak bisa memberi tanggapan terkait hal tersebut," katanya.
Sebelumnya diberitakan bahwa jurnalis CNNIndonesia.com dan 20Detik diintimidasi oleh tiga pria saat meliput kasus penembakan Brigadir J, Kamis siang, 14 Juli 2022. Titik intimidasi itu tak jauh dari rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang menjadi lokasi penembakan di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Ponsel kedua wartawan itu dirampas. Rekaman hasil wawancara, foto dan video pun dihapus. Keduanya juga dilarang meliput terlalu jauh dari area rumah Sambo.
Intimidasi bermula saat kedua jurnalis tersebut mewawancarai Asep, petugas kebersihan yang biasa bekerja di kompleks kediaman Sambo. Wawancara berlangsung sambil berjalan kaki. Wawancara belum lima menit, tiga pria berkaus hitam tiba-tiba datang menghampiri.
Ketiga orang itu berbadan tegap dan berambut cepak. Mereka muncul dari arah belakang dengan mengendarai sepeda motor dan memepet. Tak ada tanda pengenal identitas yang mereka tunjukkan.
Wawancara pun terhenti. Dua orang di antaranya langsung merampas ponsel kedua wartawan. Sementara satu orang lainnya mengobrol dengan petugas kebersihan itu.
Wartawan CNNIndonesia.com sempat menolak saat dirampas ponselnya. Ia juga mempertanyakan maksud kehadiran ketiga pria itu. Namun, mereka enggan menjelaskan.
"Bisa ditanyakan langsung," kata salah satu pria itu tanpa menjelaskan maksudnya.
Mereka pun mengambil paksa ponsel wartawan, lalu memeriksa isinya. Sejumlah foto, video dan rekaman hasil wawancara langsung dihapus. Mereka juga memeriksa isi tas kedua jurnalis tersebut.
Sejumlah dokumen yang dihapus tersebut merupakan hasil peliputan kasus polisi tembak polisi di kediaman Sambo. Salah satu di antara mereka bahkan melarang jurnalis liputan terlalu jauh dari kediaman Sambo.
"Kalau masih di sana (rumah Ferdy Sambo) enggak apa-apa. Tapi kalau ke sini sudah terlalu jauh," katanya.
Lokasi intimidasi tersebut terjadi di Jalan Saguling. Jaraknya sekitar 100 meter dari rumah Sambo. Lokasinya berada di sisi lain kompleks kediaman Ferdy Sambo. Antara keduanya hanya dipisah tembok dan gerbang yang tertutup. Hanya pintu kecil yang terbuka untuk akses jalan kaki.
Di sisi lain, aparat kepolisian memperketat area peliputan di sekitar rumah Sambo. Polisi melarang wartawan atau jurnalis mengambil gambar di satu sisi rumah.
Baca juga: KontraS Desak Kapolri Jamin Independensi Tim Khusus Kasus Brigadir J
MUTIA YUANTISYA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.