3 Nama Soekarno, Kelahirannya Serba 6 dan Bersamaan Letusan Gunung Kelud

Reporter

Tempo.co

Kamis, 9 Juni 2022 06:25 WIB

Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi bangsa Indonesia, Soekarno atau yang juga dikenal Bung Karno, merupakan sosok penting dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia. Namanya dikenal sebagai Proklamator Indonesia dan Presiden RI pertama. Meskipun dikenal dengan nama Soekarno, tetapi nama itu bukanlah nama pertamanya. Sebelumnya, Soekarno memiliki nama lahir pertamanya yaitu Kusno Sosrodihardjo.

Melansir badanbahasa.kemdikbud.go.id, Soekarno lahir di Blitar, 6 Juni 1901 dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Soekarno bukanlah nama lahir pertamanya.

Sebelum berganti nama, Soekarno memiliki nama Kusno Sosrodihardjo. Akan tetapi karena semasa kecil, Kusno sering sakit-sakitan, kedua orangtuanya memutuskan mengganti namanya menjadi Soekarno, sesuai dengan kepercayaan orang Jawa. Kemudian di masa kesmerdekaan orang lebih mengenalnya sebagai Bung Karno.

Tentang hari kelahirannya itu, Soekarno memandangnya sebagai suatu pertanda baik
karena serba 6. "Hari lahirku ditandai oleh angka serba enam. Tanggal 6 bulan 6," kata Bung Karno dalam autobiografinya Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat yang ditulis Cindy Adams.

"Adalah menjadi nasibku yang paling baik untuk dilahirkan dengan bintang Gemini,
lambang kekembaran. Dan memang itulah aku sesungguhnya. Dua sifat yang
berlawanan," kata dia. Kejadian lain yang dianggap sebagai pertanda nasib oleh Soekarno adalah meletusnya Gunung Kelud saat ia lahir.

Masa Kecil Soekarno

Semasa kecil, Soekarno pernah tinggal bersama kakeknya Raden Hardjodikromo di Tulungagung, Jawa Timur. Pendidikan dasarnya Soekarno tempuh di Europes Lagre School, Mojokerto. Kemudian, Soekarno melanjutkan pendidikan menengahnya di Hoogere Burger School (HBS), Surabaya. Di sekolah ini, bahasa Belanda menjadi bahasa komunikasi utama, sehingga kemahiran Soekarno berbahasa Belanda sangat terasah ketika menempuh pendidikan di sini.

Advertising
Advertising

Pergaulannya semakin luas ditandai dengan bergabungnya Soekarno ke Sarekat Islam. Jiwa nasionalismenya makin membara sebab Soekarno kerap berdiskusi bersama banyak tokoh.

Seperti banyak tokoh nasional, Soekarno gemar membaca. Hobinya ini sudah dilakukannya sejak tinggal di Surabaya dan bergaul dengan HOS Tjokroaminoto. Soekarno gemar menghabiskan waktu luang untuk membaca buku di perpustakaan rumah Tjokroaminoto. Tak berhenti sampai situ, masa sekolah menengahnya sebagian besar dihabiskan Soekarno untuk membaca segala jenis buku di perpustakaan sekolah. Kebiasaan ini pun tidak dilepaskan dari ayahnya yang seorang guru yang gemar membaca.

Hasil membacanya pun Soekarno tuangkan melalui berbagai tulisan. Salah satu judul tulisannya yang berhasil terbit berjudul Di Bawah Bendera Revolusi, dua jilid dengan 630 halaman. Selain itu, buah pikirnya dari hasil membaca turut dituangkan dalam perjalanan perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Bukti konkretnya yaitu dalam pidato Soekarno dalam rapat besar Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi cikal bakal lahirnya dasar negara Indonesia, Pancasila.

Dilansir smpbopkri3yogyakarta.sch.id, untuk pendidikan tinggi, Soekarno memilih Bandung, tepatnya di Technische Hooge-School (THS) untuk menimba ilmu. Di sinilah, Soekarno mendapatkan gelar ‘Ir’. Soekarno juga aktif dalam pergerakan nasional dengan mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan tujuan Indonesia Merdeka. Sejak saat itu, kiprah Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia semakin luas.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca: Rumah Kelahiran Bung Karno di Surabaya akan Direvitalisasi Menjadi Museum

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

5 Hotel Strategis Dekat Lokasi Konser Sheila On 7 di Bandung, Bisa Ditempuh Jalan Kaki

7 jam lalu

5 Hotel Strategis Dekat Lokasi Konser Sheila On 7 di Bandung, Bisa Ditempuh Jalan Kaki

Temukan lima hotel terdekat dari Stadion Siliwangi, Bandung, lokasi konser Sheila on 7. Mulai dari hotel bintang 4 hingga bintang 2, semua berjarak kurang dari satu kilometer dari stadion.

Baca Selengkapnya

The Papandayan Bandung Merayakan Ulang Tahun ke-34 dengan Penawaran Spesial

11 jam lalu

The Papandayan Bandung Merayakan Ulang Tahun ke-34 dengan Penawaran Spesial

Wujud apresiasi bagi para tamu dan masyarakat yang telah berbagi pengalaman berkesan dengan The Papandayan selama 34 tahun.

Baca Selengkapnya

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

14 jam lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Korban Pembunuhan Mayat dalam Koper Telah Dimakamkan di Bandung

1 hari lalu

Korban Pembunuhan Mayat dalam Koper Telah Dimakamkan di Bandung

RM, 49 tahun, korban pembunuhan pada kasus mayat dalam koper telah dimakamkan di kampung halamannya di Bandung

Baca Selengkapnya

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

1 hari lalu

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

Pengunjung atau wisatawan di jalan legendaris di Kota Bandung itu hanya bisa berjalan kaki karena kendaraan dilarang melintas serta parkir.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

1 hari lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

2 hari lalu

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

Pelaku pembunuhan dan korban telah dua kali berhubungan intim. Permintaan korban untuk segera dinikahi membuat pelaku marah.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

2 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

2 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

2 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya