Ancaman Hepatitis Akut Misterius, Ridwan Kamil: Tim Khusus Sudah Dibentuk
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Juli Hantoro
Kamis, 12 Mei 2022 05:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, hingga saat ini belum ditemukan kasus hepatitis akut misterius di wilayahnya. “Per hari ini hepatitis akut belum ditemukan. Kita doakan tidak ada,” kata dia, Rabu, 11 Mei 2022.
Ridwan Kamil merincinya. “Pertama tim khusus sudah dibentuk supaya kita tidak kaget. Dua sistem pelaporan baru pengecekan karena tipe penyakitnya belum ditemukan originnya sehingga dibutuhkan teknologi baru. Ketiga, tempat perawatan sudah kami siapkan secara maksimal semua di pusatkan di RSHS (Rumah Sakit dr Hasan Sadikin Bandung),” kata dia.
Di hari pertama masuk kerja setelah libur Lebaran, pada Senin, 9 Mei 2022, Ridwan Kamil sempat mengunjungi RSHS Bandung untuk melihat langsung persiapan rumah sakit tersebut yang akan menjadi lini pertama perawatan pasien hepatitis akut misterius.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara meminta warga agar tidak panik dengan penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penyakit hepatitis akut misterius oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO. Kasus hepatitis akut misterius belum ditemukan di Kota Bandung.
"Sekali lagi ini bukan panik, tapi waspada. Karena WHO (World Health Organization) itu tugasnya memberi peringatan kepada negara-negara di dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara, di kutip dari keterangan tertulisnya, Rabu, 11 Mei 2022.
Ahyani meminta agar masyarakat yang mendapati keluarganya menunjukkan gejala terkena hepatitis untuk secepatnya memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat. Hepatitis akut misterius tersebut memiliki gejala mirip hepatitis, namun pembedanya terdapat gejala penurunan kesadaran hingga kejang.
“Langsung bawa ke fasilitas kesehatan (faskes) apabila mengalami gejala. Jangan menunggu sampai kuning,” kata Ahyani.
Pemkot Bandung Siapkan Antisipasi
Ahyani mengatakan, pemerintah Kota Bandung diklaimnya sudah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi atas kemunculan penyakit tersebut. Mulai dari edukasi masyarakat, menyiapkan tata laksana penangan, hingga pelacakan kasus.
“Tata laksana ini diperlukan agar nantinya faskes di Kota Bandung tidak gagap saat menghadapi kejadian ini. Begitu juga dengan pelacakan. Semuanya kami sosialiasikan kepada faskes dan masyarakat,” kata Ahyani.
Sebelumnya, Gubernur Ridwan Kamil mengatakan, pemerintah provinsi telah membentuk tim ahli dan menyiapkan jejaring laboratorium serta rumah sakit untuk menghadapi kemungkinan penyebaran penyakit hepatitis akut misterius.
“Tim ahli sudah dibentuk oleh pemprov Jabar bersama RSHS, laboratorium-laboratorium untuk mengecek apakah ini kategori yang terduga hepatitis akut origin belum ketahuan ini seperti apa saya saya cek sudah siap. Bahkan alat-alat teknologi molekuler terbaru sudah dimiliki, bahkan ruangan sudah disiapkan. Jaga-jaga ada di Jawa Barat,” kata Ridwan Kamil, Senin, 9 Mei 2022.
Ridwan mengatakan, ruangan yang disediakan akan mengikuti kasus yang muncul. “Ruangan selalu mengikuti jumlah. Jadi contoh dulu Covid hanya beberapa puluh, meningkat sampai akhirnya 200, kalau gak cukup hampir 40 persen bed Hasan Sadikin dikonversi untuk Covid. Jadi sama juga. Kita gak bisa menyebut jumlah karena kasusnya belum ada,” kata dia.
Butuh pemeriksaan yang panjang...
<!--more-->
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi mengatakan, penentuan terduga untuk pasien hepatitis akut misterius membutuhkan rangkaian pemeriksaan yang relatif panjang. Gejala penyakitnya juga mirip dengan demam berdarah, demam tipoid, hingga leptopirosis. “Dokter yang menjadi pemeriksa harus jeli,” kata dia, Senin, 9 Mei 2022.
Nina mengatakan, koordinasi dilakukan untuk menyiapkan jejaring rumah sakit dan laboratorium karena Kementerian Kesehatan belum memberikan panduan alur pemeriksaan kasus hepatitis akut. “Kami sedang dalam masa transisi untuk ditindaklanjuti di seluruhnya karena sebetulnya pedoman dari Kemenkes belum keluar alur yang bener bagaimana,” kata dia.
Nina mengatakan, dalam kewaspadaan tersebut pasien yang dicurigai menunjukkan gejala hepatitis harus dipastikan bukan termasuk jenis hepatitis A, B, C, D, atau pun E. “Kalau belum ada hasil lab kita tidak berni bilang suspek dari hepatitis (akut misterius),” kata dia.
Baca juga: Tanda Tanya Hepatitis Akut Misterius
AHMAD FIKRI