Kasus Hepatitis Akut di Indonesia, Kemenkes: 5 Meninggal, 10 Dirawat

Reporter

Mutia Yuantisya

Editor

Febriyan

Selasa, 10 Mei 2022 14:59 WIB

Ilustrasi Virus Hepatitis. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyatakan bahwa dari 15 pasien yang diduga mengalami hepatitis akut, 5 diantaranya meninggal. Meskipun demikian, dia menyatakan bahwa para pasien itu sebagian besar masih dalam status suspek.

“Hanya empat yang bisa sebagai pending klasifikasi yang lain masih suspek karena masih belum ada hasil labnya,” katanya ketika dihubungi Tempo, Selasa, 10 Mei 2022.

Terkait pemeriksaan virus hepatitis A sampai E pada 15 kasus tersebut, Nadia mengatakan pihaknya belum memiliki hasil lantaran masih menunggu.
“Kalau genom sewkuensi masih dilakukan tapi pemeriksaan PCR untuk Covid dilakukan kepada sembilan pasien dan hasilnya negatif,” katanya.

Nadia juga menyatakan bahwa Kemenkes telah melakukan lima Penyelidikan Epidemiologis (PE). Akan tetapi hingga saat ini, mereka belum menemukan pola penyebaran penyakit tersebut.

“Hasil PE sementara ini belum ketemu pola penularan,” ucapnya.

Advertising
Advertising

Dia pun menyatakan bahwa Kemenkes telah melakukan sejumlah upaya untuk mengimbau masyarakat agar melakukan deteksi dini, menerapkan protokol kesehatan, memastikan kesehatan dan sanitasi pribadi, cuci tangan dan tidak menggunakan alat makan bersama, serta segera ke rumah sakit atau puskesmas jika ada keluhan.

“Keluhan mulai dari mual dan diare. Jangan ditunggu menjadi lebih lanjut,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan tiga kasus pertama hepatitis akut di Indonesia dilaporkan pada 27 April 2022 atau beberapa hari setelah WHO menyampaikan adanya kejadian luar biasa atau outbreak di Eropa.

Dia mengungkapkan pihaknya menindaklanjuti kejadian ini dengan membuat Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology)

“Tanggal 27 April itu kita sudah langsung mengeluarkan surat edaran agar semua rumah sakit dan dinas kesehatan melakukan surveillance monitoring terhadap kasus ini,” ucapnya.

Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya juga telah berkomunikasi dengan Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat dan Pemerintah Inggris untuk memperoleh informasi mengenai penyakit ini.

“Indonesia bekerja sama dengan WHO dan juga kita bekerja sama dengan Amerika Serikat, Inggris untuk bisa mendeteksi secara cepat penyebab penyakit ini. Kemungkinan besar adalah adenovirus strain 41 tapi ada juga banyak kasus yang tidak ada adenovirus strain 41 ini,” ujarnya.

Penyakit hepatitis akut misterius ini disebut lebih rentan menyerang anak-anak. Pasalnya, anak-anak dengan usia 6 tahun ke bawah disebut belum memiliki sistem imun yang sempurna.

Berita terkait

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

15 jam lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

15 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

2 hari lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

3 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

3 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

3 hari lalu

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Pemilihan Budi Gunadi Sadikin itu berlangsung secara musyawarah untuk mufakat dalam rapat pleno perdana MWA ITB di Gedung Kemenristekdikti.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

5 hari lalu

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

Presiden Jokowi mengharapkan industri kesehatan dalam negeri makin diperkuat.

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

7 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

9 hari lalu

Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

KPK mengatakan terdapat bukti mark up harga pada kasus korupsi APD di Kemenkes. Harga pengadaan APD sangat jauh dari kewajaran.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Minta Pemerintah Batalkan Pemecatan 249 Nakes di Manggarai

10 hari lalu

Anggota DPR Minta Pemerintah Batalkan Pemecatan 249 Nakes di Manggarai

Pemerintah pusat diminta menjembatani Pemerintah Kabupaten Manggarai dan nakes yang dipecat untuk menemukan solusi bersama.

Baca Selengkapnya