Dua Douwes Dekker yang Berbeda, Multatuli dan Danudirja Setiabudi

Reporter

Tempo.co

Jumat, 4 Maret 2022 14:45 WIB

Douwes Dekker

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia memiliki banyak orang berpengaruh yang berperan dalam upaya kemerdekaan bangsa. Tahukah Anda, terdapat dua orang tokoh yang mempunyai nama belakang sama, yaitu Eduard Douwes Dekker dan Ernest Douwes Dekker. Karena memiliki nama belakang yang sama persis, keduanya sering dianggap sebagai satu orang yang sama. Padahal, mereka adalah dua tokoh yang berbeda.

Melansir dari laman perpusnas.go.od, Eduard dan Ernest memang sama-sama berdarah Belanda. Keduanya juga masih memiliki pertalian darah. Namun, Eduard dan Ernest lahir di era yang berbeda.

Advertising
Advertising

Eduard hidup pada abad ke-19, sementara Ernest baru lahir pada pertengahan abad ke 19. Eduard dikenal sebagai Multatuli, sang penulis buku Max Havelaar, sedangkan Ernest dikenal sebagai salah satu tokoh dalam tiga serangkai.

Melansir dari laman Dirkespus Kabupaten Lebak, Eduard Douwes Dekker atau Multatuli (nama samarannya dalam buku Max Havelaar) memiliki saudara kandung bernama Jan Douwes Dekker. Kemudian, Jan Douwes Dekker mempunyai cucu bernama Ernest Douwes Dekker. Sehingga, hubungan antara Eduard dengan Ernest adalah ibarat kakek dengan cucu.

Max Havelaar karya Douwes Dekker

Eduard lahir di Belanda pada 1820 dan meninggal di Jerman pada tahun 1887. Sedangkan Ernest lahir di Pasuruan pada 1879 dan meninggal di Bandung tahun 1950. Ernest terlahir dari pasangan Auguste Henri Eduard Douwes Dekker dan Louisa Margaretha Neumann. Ia juga memiliki tiga orang saudara di antaranya, Adeline, Julius, dan Guido yang semuanya lahir di Indonesia.

Ernest adalah nama yang dipakainya sedari kecil. Sedangkan sejak Indonesia merdeka, namanya menjadi Danudirja Setiabudi. Nama itu adalah pemberian dari Presiden Soekarno. Danu artinya banteng, Dirja artinya kuat dan tangguh, sementara Setiabudi berarti berbudi setia.

Ayah Ernest Douwes Dekker adalah seorang pialang bursa efek dan agen bank, hal itu yang membuat keluarganya berpindah-pindah tempat. Kondisi tersebut akhirnya berpengaruh terhadap jejak pendidikannya.

Awalnya, ia bersekolah di Europeeschee Lagare School (ELS) Batavia, setingkat dengan sekolah dasar khusus masyarakat Eropa dan keturunan Eropa di Hindia Belanda pada saat itu. Di sana, ia terinspirasi dari seorang Multatuli, mendiang saudara kakeknya yang menulis Max Havelaar.

Kemudian, ia juga melanjutkan pendidikan di Hogere Burger School (HBS), lalu di HBS Gymnasium Koning Willem III. Karena tidak memiliki cukup uang untuk melanjutkan di jenjang perguruan tinggi dan harus pergi ke luar negeri, ia akhirnya bekerja di perkebunan kopi “Soember Doerene” di Malang, Jawa Timur.

Ia juga memiliki jejak jurnalistik dengan menjadi reporter Koran. Danudirja pun melanjutkan karirnya di bidang jurnalistik dengan bergabung dengan Soerabaiasch Handelsblad. Ia juga sempat menjadi salah satu staf redaksi di Bataviaasch Nieuwsblad.

Selain aktif di bidang jurnalistik, Ernest Douwes Dekker juga menggunakan rumahnya sebagai tempat berkumpul tokoh nasional seperti Soetomo dan Tjipto Mangunkoesoemo (Pelajar STOVIA), ia juga turut berperan dalam pembentukan organisasi Budi Utomo.

RISMA DAMAYANTI

Baca: Kisah Eduard Douwes Dekker Alias Multatuli, Menulis Max Havelaar di Lebak?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Ario Bayu Didapuk Jadi Ketua Komite FFI 2024-2026, Ini Film-Film yang Pernah Dibintanginya

27 hari lalu

Ario Bayu Didapuk Jadi Ketua Komite FFI 2024-2026, Ini Film-Film yang Pernah Dibintanginya

Ario Bayu ditetapkan menjadi Ketua FFI telah memerankan banyak karakter dari beragam film layar lebar. Berikut sebagian filmografinya.

Baca Selengkapnya

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

31 hari lalu

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Perajin Kolang Kaling Lebak Panen di Bulan Ramadan, Bisa Jual Rp5 Juta per Hari

51 hari lalu

Perajin Kolang Kaling Lebak Panen di Bulan Ramadan, Bisa Jual Rp5 Juta per Hari

Perajin kolang kaling di Kabupaten Lebak, Banten, panen, setiap Ramadan, Salah seorang di antaranya bisa menjual dengan harga sampai Rp5 juta per hari

Baca Selengkapnya

Gempa M5,7 Tidak Timbulkan Kerusakan di Lebak dan Sukabumi

25 Februari 2024

Gempa M5,7 Tidak Timbulkan Kerusakan di Lebak dan Sukabumi

Gempa magnitudo 5,7 yang berpusat di Bayah tidak menimbulkan kerusakan di wilayah Kabupaten Lebak dan Sukabumi, dua lokasi terdekat dengan pusat gempa

Baca Selengkapnya

Tom Lembong Sebut Kantong Kemiskinan di Jawa, Contohkan Daerah Stunting 1 Jam dari Istana Bogor

10 Februari 2024

Tom Lembong Sebut Kantong Kemiskinan di Jawa, Contohkan Daerah Stunting 1 Jam dari Istana Bogor

Co-Captain Timnas AMIN,Tom Lembong, mengatakan kabupaten termiskin di Indonesia justru berada di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

Isu Pemakzulan Presiden, Bung Karno dan Gus Dur Mengalaminya

23 Januari 2024

Isu Pemakzulan Presiden, Bung Karno dan Gus Dur Mengalaminya

Isu pemakzulan Jokowi ramai dibicarakan sejak dinyatakan Kelompok Petisi 100. Pemakzulan pernah dialami Presiden Soekarno dan Gus Dur.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Sebut Konflik Agraria Terjadi karena Tumpang Tindih Kebijakan era Soekarno dengan Orde Baru

21 Januari 2024

Mahfud MD Sebut Konflik Agraria Terjadi karena Tumpang Tindih Kebijakan era Soekarno dengan Orde Baru

Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD membeberkan penyebab kasus konflik agraria di Indonesia.

Baca Selengkapnya

PUPR: Memorial Park Soekarno - Hatta di IKN Berbiaya Rp 361 Miliar Ditargetkan Selesai Desember

18 Januari 2024

PUPR: Memorial Park Soekarno - Hatta di IKN Berbiaya Rp 361 Miliar Ditargetkan Selesai Desember

Memorial Park IKN dibangun oleh Nindya Karya - Penta KSO dengan biaya Rp361 miliar dan ditargetkan selesai di Desember 2024

Baca Selengkapnya

Prabowo Subianto Sebut Alutsista era Soekarno Bekas, PDIP Protes

8 Januari 2024

Prabowo Subianto Sebut Alutsista era Soekarno Bekas, PDIP Protes

PDIP menyatakan tak ada alutsista bekas di era Presiden Soekarno. Minta Prabowo Subianto meralat pernyataannya.

Baca Selengkapnya

Daftar Film Biopik dari Jokowi, Ahok, Hamka, Soekarno, RA Kartini, Apa film Anies Baswedan?

1 Januari 2024

Daftar Film Biopik dari Jokowi, Ahok, Hamka, Soekarno, RA Kartini, Apa film Anies Baswedan?

Bagi pecinta tokoh nasional bisa saksikan film biopik dari Soekarno, Hamka, Jokowi, Ahok hingga RA Kartini, Februari nanti tayang film Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya