Jejak Alutsista Uni Soviet Sebelum Operasi Trikora Lawan Belanda

Reporter

Tempo.co

Editor

Dwi Arjanto

Jumat, 4 Maret 2022 10:20 WIB

Anak-anak sedang bermain di atas kendaraan tempur (Ranpur) tank jenis PT 76 buatan Rusia 1961 dan meriam di Alun-Alun Batang, Senin (31/1/2022) . Alutsista tersebut merupakan hibah Korsp Marinir kepada Pemerintah Kabupaten Batang. (ANTARA/Kutnadi)

TEMPO.CO, Jakarta -Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Republik Indonesia menghadapi masa krusial dan krisis, termasuk Belanda ingin kembali menguasai, tapi beberapa tahun kemudian Uni Soviet mengakui kemerdekaan.


Terjadinya agresi militer Belanda 1 dan 2, karena Belanda belum mengakui kemerdekaan Indonesia secara penuh.

Secara de facto, Indonesia memang sudah merdeka, tetapi secara de jure, Indonesia belum sepenuhnya merdeka karena masih banyak negara lain yang belum mengakui kemerdekaan Indonesia.

Setelah terjadinya Konferensi Meja Bundar (KMB), barulah Indonesia diakui merdeka secara penuh oleh banyak negara.

Walaupun belum diakui merdeka secara penuh oleh banyak negara, terdapat beberapa negara yang sudah mengakui kemerdekaan Indonesia secara penuh, salah satunya adalah Uni Soviet.

Menurut catatan sejarah, pada Desember 1948, Uni Soviet mulai membuka hubungan diplomatik dengan pemerintah Indonesia. Dan Indonesia serta Uni Sovet pernah menandatangani kesepakatan di Praha, Cekoslowakia. Namun, kesepakatan tersebut dibatalkan karena Indonesia mendapat tekanan kuat dari Belanda.

Pada akhirnya, hubungan diplomatik antar Uni Sovet dengan Indonesia terjadi pada Desember 1949 setelah terjadinya KMB. Setelah terjadi penyerahan kedaulatan dari Belanda, pada 1950-an, TNI memiliki rencana untuk melakukan peremajaan terhadap alat utama sistem pertahanan alias alutsista.

Sebagai informasi, alutsista Indonesia pada saat itu adalah sisa-sisa Perang Dunia II.

Advertising
Advertising

Pada 1956, Presiden Sukarno berkunjung ke Uni Soviet untuk pertama kalinya dan sejak saat itu hubungan bilateral keduanya semakin mesra.

Tuntutan untuk pembelian alutsista semakin menggema ketika Sukarno mengumandangkan Trikora dalam perebutan Irian Barat dari cengkeraman Belanda.

Saat itu, petinggi ABRI mengajukan proposal pembelian alutsista ke Amerika Serikat, tetapi ditolak. AS menolak proposal dari pihak Indonesia karena diketahui senjata tersebut akan digunakan untuk melawan Belanda, sekutu AS di Eropa.

Pada akhirnya, Sukarno meminta kepada A.H Nasution untuk membeli alutsista dari Uni Soviet.

Hal ini dikenang oleh Nasution dalam buku Memenuhi Panggilan Tugas Jilid 5 : Kenangan Masa Orde Lama. Pada awalnya, Nasution merasa keberatan dengan perintah tersebut karena Uni Sovet sudah pernah menawarkan bantuan militer berupa alutsista kepada Indonesia, tetapi tawaran tersebut ditangguhkan karena petinggi ABRI memiliki keyakinan dapat memperoleh alutsista dari AS.

Pada Desember 1960, Nasution akhirnya berangkat menuju Moskow untuk bernegosiasi dengan pemerintah Uni Soviet untuk pembelian alutsista. Proses negosisasi berhasil selesai pada 6 Januari 1961 dan Nasution berhasil membawa alutsista dari Moskow menuju Jakarta.

Di samping itu, selama di Moskow, Nasution juga mendapatkan pelayanan yang menyenangkan dari Uni Soviet. Bahkan, ia diberikan kesempatan untuk berpidato di Istana Kremlin. Dalam misinya di Moskow, Nasution berhasul membawa alutsista senilai $ 450 juta dengan mekanisme pembayaran dilakukan secara kredit berjangka 20 tahun dengan bunga 2,5 %.

Alutsista-alutsista yang berhasil diborong oleh Nasution, antara lain 12 kapal selam, tank, kapal roket cepat, pesawat tempur, helikopter, peralatan amfibi, dan berbagai persenjataan berat asal Uni Soviet lainnya.

EIBEN HEIZIER
Baca : Arti Elang Berkepala Dua pada Lambang Negara Rusia

Berita terkait

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

5 hari lalu

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

Basarah menganggap pernyataan Prabowo itu membuktikan keberhasilan PDIP mengembalikan status, peran, dan nama baik Sukarno.

Baca Selengkapnya

AFC Nobatkan Rafael Struick Bintang Masa Depan Usai Piala Asia U-23 2024, Ini Profil Striker Timnas Indonesia

6 hari lalu

AFC Nobatkan Rafael Struick Bintang Masa Depan Usai Piala Asia U-23 2024, Ini Profil Striker Timnas Indonesia

Strikter Timnas Indonesia U-23, Rafael Struick raih penghargaan Bintang Masa Depan usai Piala Asia U-23. Kalahkan Ali Jasim dari Irak.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

6 hari lalu

Kata Pengamat soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

Pengamat Politik Ujang Komarudin tidak melihat pernyataan Prabowo terkait Bung Karno milik satu partai sebagai sindiran terhadap PDIP.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Bung Karno Bukan Milik Satu Partai, Ini Reaksi Para Politikus PDIP

7 hari lalu

Prabowo Sebut Bung Karno Bukan Milik Satu Partai, Ini Reaksi Para Politikus PDIP

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengatakan, Bung Karno milik seluruh rakyat Indonesia. Apa kata para politikus PDIP?

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat dan PDIP soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

7 hari lalu

Kata Pengamat dan PDIP soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

Prabowo menyindir bahwa selalu ada partai politik yang mengaku-ngaku memiliki Bung Karno. Apa kata PDIP dan pengamat?

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Ada Partai Mengaku Miliki Bung Karno, Sindir PDIP?

7 hari lalu

Prabowo Sebut Ada Partai Mengaku Miliki Bung Karno, Sindir PDIP?

Presiden terpilih Prabowo Subianto merasa dirinya bakal mendapat dukungan Presiden pertama RI, Soekarno atau Bung Karno, jika masih hidup. Prabowo mengklaim punya keyakinan itu karena sama-sama memperjuangkan hal yang sama dengan Soekarno.

Baca Selengkapnya

PDIP Apresiasi Prabowo Sebut Bung Karno Milik Seluruh Rakyat Indonesia

8 hari lalu

PDIP Apresiasi Prabowo Sebut Bung Karno Milik Seluruh Rakyat Indonesia

Bung Karno bukan hanya milik bangsa Indonesia tetapi juga milik dunia karena berbagai jasa yang telah dilakukan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sindir Ada Partai Ngaku-ngaku Memiliki Bung Karno, Begini Menurut Pengamat Politik

8 hari lalu

Prabowo Sindir Ada Partai Ngaku-ngaku Memiliki Bung Karno, Begini Menurut Pengamat Politik

Prabowo menyindir bahwa selalu ada partai politik yang mengaku-ngaku memiliki Bung Karno.

Baca Selengkapnya

Bertemu Pemerintah Belanda, AMAN Kaltim Minta Pastikan Komitmen Lindungi Masyarakat Adat sebelum Investasi di IKN

9 hari lalu

Bertemu Pemerintah Belanda, AMAN Kaltim Minta Pastikan Komitmen Lindungi Masyarakat Adat sebelum Investasi di IKN

AMAN Kaltim meminta pemerintah Belanda memastikan komitmen pemerintah Indonesia melindungi masyarakat adat sebelum berinvestasi di proyek IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Navarone Foor, Pesepak Bola Belanda Keturunan Indonesia

10 hari lalu

Mengenal Navarone Foor, Pesepak Bola Belanda Keturunan Indonesia

Pada 2017, Navarone Foor pernah masuk dalam deretan nama incaran untuk naturalisasi

Baca Selengkapnya