BNPT Ungkap Strategi Baru Teroris Cari Simpatisan

Reporter

Arrijal Rachman

Editor

Amirullah

Jumat, 18 Februari 2022 18:15 WIB

Petugas kepolisian berjalan di sekitar rumah terduga teroris usai penggerebekan di Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis 15 April 2021. Tim gabungan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti teror Mabes Polri bersama Polda Sulsel menembak mati seorang terduga teroris jaringan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar karena melawan saat penggerebekan. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulanga Terorisme (BNPT) Irfan Idris mengungkapkan sejumlah strategi baru yang digunakan teroris untuk mencari simpatisan.

Kata dia, mereka tidak lagi mengacu pada apa yang tertuang dalam buku panduan, seperti Pedoman Umum Perjuangan Jamaah Islamiyah (PUP JI). Melainkan, sudah berusaha berbaur dengan sistem demokrasi.

"Jangankan lembaga negara, jangankan partai, organisasi umat yang sangat kita harapkan melahirkan fatwa atas kegelisahan umat terhadap persoalan kebangsaan juga dimasukin," kata Irfan dalam sebuah diskusi di kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat, 18 Februari 2022.

Irfan menduga, perubahan strategi ini dimobilisasi oleh pentolan organisasi teror ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi. Menurutnya, al-Baghdadi telah memerintahkan semua simpatisannya untuk berjuang di negaranya masing-masing.

"Untuk melakukan pola aksi untuk jangan semuanya harus ke Suriah. Silakan beraksi di negeri sendiri dan direncanakan untuk dipusatkan di Poso atau Filipina, tapi kemudian Santoso dieksekusi oleh aparat," tuturnya.

Advertising
Advertising

Pola aksi yang baru ini, menurut Irfan, ditujukan semata untuk menguasai lembaga-lembaga formal, termasuk lembaga negara. Oleh sebab itu, meski mengakui bahwa demokrasi itu haram, mereka tetap memanfaatkannya.

"Dulu diharamkan demokrasi karena itu produk barat, katanya. Padahal mereka menggunakan sistem demokrasi, kata-katanya tidak dia gunakan, tapi substansinya dia lakukan," tegasnya.

Di sisi lain, Irfan melanjutkan, teroris saat ini marak memanfaatkan sejumlah istilah yang selama ini digunakan umat Islam, seperti pembaiatan, pengajian, tarbiyah, hingga taklim.

"Makanya masyarakat jengkel karena ada pengajian, dituding pengajian itu tidak benar padahal pengajian itu bagus. Mereka yang menyalahgunakan pengajian itu. Ada halaqah kebangsaan, tarbiyah, taklim, menggunakan istilah-istilah itu agar mereka mendapat simpatisan," paparnya.

Lebih parah lagi, dia menekankan, jaringan teroris ini tidak lagi bergerombol dalam satu organisasi khusus yang mereka buat. Yang terpenting bagi mereka saat ini adalah memiliki tujuan sama untuk membentuk khilafah.

"Ingin mengubah negara bangsa menjadi negara agama dengan sebuah ideologi khilafah yang mereka sendiri tidak pahami secara komprehensif. Buktinya mohon maaf, TNI-Polri juga ada yang terpapar," tutur dia.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

5 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

1 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

3 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Daftar Gugatan dalam Sengketa Pileg di MK Mulai Hari Ini, Pemohon Telah Siapkan Bukti dan Saksi

4 hari lalu

Daftar Gugatan dalam Sengketa Pileg di MK Mulai Hari Ini, Pemohon Telah Siapkan Bukti dan Saksi

Sengketa Pileg 2024 di MK tidak hanya sekadar proses hukum, tetapi juga merupakan cerminan dari dinamika politik dan demokrasi di Indonesia. Apa saja gugatannya?

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

8 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

9 hari lalu

Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

Tindakan ini guna memastikan kemanan World Water Forum Ke-10 di Bali pada Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

10 hari lalu

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

Israel meningkatkan tuduhannya pada Maret, dengan mengatakan lebih dari 450 staf UNRWA adalah anggota militer dalam kelompok teroris Gaza.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

12 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut delapan tersangka teroris itu berinisial G, BS, SK, A, MWDS, DK, H, dan RF.

Baca Selengkapnya

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

13 hari lalu

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

BNPT akan turut serta mengamankan pelaksanaan Acara Word Water Forum (WWF) ke-10 yang diselenggarakan di Bali, 18-25 Mei 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

Inggris Tolak Permintaan Israel untuk Tetapkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris

13 hari lalu

Inggris Tolak Permintaan Israel untuk Tetapkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris

Menolak menetapkan Garda Revolusi Iran sebagai teroris, David Cameron berpendapat lebih baik jika London dapat terus berkomunikasi dengan Teheran.

Baca Selengkapnya