Covid-19 Melonjak Tajam, Eks Direktur WHO Minta Evaluasi PPKM dan PTM

Jumat, 4 Februari 2022 08:18 WIB

Ilustrasi kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). ANTARA/Asprilla Dwi Adha

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan bahwa kasus baru Covid-19 melonjak tajam menjadi 27.197 orang per kemarin, Kamis, 3 Februari 2022. Bahkan, kata dia, yang meninggal mencapai 38 orang.

"Data kemarin ini menunjukkan jumlah kasus baru meningkat 58 persen dan kasus meninggal meningkat 50 persen dari sehari sebelumnya," ujar dia dalam keterangannya, pada Jumat pagi, 4 Februari 2022.

Jika dibandingkan dengan sebulan sebelumnya, 3 Januari 2022 kasus baru hanya 265 orang dan yang meninggal 5 orang. Artinya dalam sebulan terakhir kasus baru per hari naik lebih dari 100 kali lipat, dan kematian per hari naik sekian ratus persen.

Sehubungan kenaikan kasus ini, Tjandra berujar, evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) menjadi dua kunci yang sangat penting.

"Presiden Joko Widodo pada 31 Januari dan pada 3 Februari tadi malam sudah mengarahkan hal itu, untuk pengendalian Covid-19 di hari-hari mendatang," katanya.

Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu menjelaskan jika kasus baru kemarin adalah 27.197 orang, maka yang perlu diingat adalah kasus baru pada 3 Juli 2021 yang hampir sama juga, yaitu 27.913 orang. "Dan ketika itu, di tahun lalu mulailah diberlakukan PPKM darurat."

Menurut Tjandra, kasus nampaknya akan terus meningkat di hari-hari mendatang walau tidak terlalu mudah memprediksi angkanya. Prediksi dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) University of Washington menyebutkan kasus harian Covid-19 di Indonesia pada akhir Februari 2022 akan melonjak lebih dari 185 ribu kasus.

Di pertengahan Maret 2022 diperkirakan angkanya mencapai lebih dari 275 ribu, dan tembus 387.850 per hari pada April 2022, dengan kematian mencapai 144 kasus per hari.

"Prediksi memang dapat saja tepat, atau kurang tepat, atau bahkan tidak tepat. Tapi setidaknya ini dapat jadi bahan kewaspadaan dan antisipasi mitigasi," tutur Tjandra.

Pemerintah, kata Tjandra, juga memperkirakan puncak kasus akan terjadi pada Februari-Maret 2022, dengan jumlah kasus yang bisa 2 atau 3 kali lipat, bahkan pernah disebutkan 5 atau 6 kali dari puncak dari varian Delta tahun lalu.

"Marilah kita semua, seperti kata bijak, pray for the best, but prepare for the worst," ujar Tjandra yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Jakarta.

Baca: Epidemiolog Ingatkan Bahaya Omicron bagi Orang yang Belum Divaksin

Berita terkait

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

22 jam lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

2 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya