Mulai Mendominasi, Kenali Karakteristik Covid-19 Varian Omicron

Rabu, 26 Januari 2022 14:29 WIB

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada warga saat vaksinasi booster COVID-19 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Selasa 25 Januari 2022. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kebut program vaksinasi booster atau dosis ketiga di wilayah Jabodetabek setelah mendeteksi adanya lonjakan kasus Omicron di Indonesia. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Covid-19 varian Omicron merebak cepat dalam dua bulan sejak pertama kali terdeteksi di Tanah Air. Varian ini kini sudah menyebar hampir di seluruh negara dan menyebabkan lonjakan kasus gelombang ketiga.

Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito membeberkan sejumlah fakta ilmiah karakteristik varian Omicron dari hasil penelitian para ahli internasional.

Pertama, varian Omicron menyebabkan kenaikan kasus yang lebih tinggi dibandingkan varian Delta karena memiliki karakteristik yang mudah menular. Penyebabnya, varian Omicron memiliki tingkat mutasi tinggi yang mempengaruhi kemampuannya menginfeksi tubuh. "Mencegah penularan sejak level individu adalah cara terbaik untuk mencegah lonjakan kasus," katanya.

Karakteristik selanjutnya, Wiku menuturkan, varian Omicron memiliki masa inkubasi yang lebih cepat dibanding varian lain. Berdasarkan data penelitian, kata Wiku, median masa inkubasi atau munculnya gejala sejak terpapar virus cenderung singkat.

"Gejala pada Omicron tidak spesifik namun disinyalir lebih ringan terutama pada kelompok yang punya kekebalan," kata Wiku.

Advertising
Advertising

Meski demikian, Wiku mengatakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan tindakan preventif. Sebab, infeksi pada kelompok rentan masih bisa menyebabkan gejala yang parah bahkan kematian.

Studi terbaru pada 2022 menyebut angka rawat inap di rumah sakit lebih rendah daripada varian Delta. Namun, Wiku mengingatkan, meski kasus Omicron dianggap tidak memerlukan perawatan intensif, jika kenaikan kasus terus menerus tinggi, layanan kesehatan nasional bisa ikut terancam karena permintaan layanan di rumah sakit ikut meningkat. "Tingginya penularan dapat menempatkan populasi rentan lebih berisiko," ujar dia.

Wiku menuturkan Omicron dapat menular pada orang yang sudah pernah terinfeksi. Artinya, varian ini dapat menghindari kekebalan yang disebabkan oleh varian lainnya. WHO dalam rilisnya menyebutkan orang yang sudah pernah terinfeksi tidak boleh mengabaikan protokol kesehatan dan tetap harus divaksin.

Selain itu, berbagai studi yang dirangkum WHO menyebut vaksin berkurang efektifitasnya dalam menghadapi varian Omicron. Namun, Wiku mengatakan, vaksin masih banyak berperan mencegah keparahan dan kematian. "Infeksi akan lebih efektif dicegah dengan vaksinasi booster," katanya.

MAYA AYU PUSPITASARI

Berita terkait

WHO Kecam Serangan Israel terhadap RS Kamal Adwan di Gaza Utara

3 hari lalu

WHO Kecam Serangan Israel terhadap RS Kamal Adwan di Gaza Utara

WHO mengecam serangan Israel terhadap RS Kamal Adwan.

Baca Selengkapnya

MER-C Berangkatkan Tim Medis ke-6 untuk Bantu Rakyat Palestina di Gaza

5 hari lalu

MER-C Berangkatkan Tim Medis ke-6 untuk Bantu Rakyat Palestina di Gaza

MER-C kembali memberangkatkan Tim Medis Darurat (EMT) ke-6 secara bertahap untuk bertugas membantu rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Agar Suatu Negara Diakui Bebas Malaria oleh WHO, Bagaimana Caranya?

7 hari lalu

Agar Suatu Negara Diakui Bebas Malaria oleh WHO, Bagaimana Caranya?

Untuk menghilangkan malaria, program perlu berkonsentrasi pada identifikasi dan eliminasi fokus infeksi melalui metode deteksi kasus pasif dan aktif.

Baca Selengkapnya

WHO Nyatakan Mesir Bebas Malaria, Bagaimana dengan Indonesia?

8 hari lalu

WHO Nyatakan Mesir Bebas Malaria, Bagaimana dengan Indonesia?

Indonesia terus mengejar target bebas malaria. Pemerintah mencanangkan malaria hilang tahun 2030.

Baca Selengkapnya

WHO Sebut Gaza Utara dalam Situasi Bencana Kesehatan

8 hari lalu

WHO Sebut Gaza Utara dalam Situasi Bencana Kesehatan

WHO menyebut Gaza utara mengalami krisis kesehatan.

Baca Selengkapnya

Hari Penglihatan Sedunia, Dokter Ingatkan Deteksi Dini Gangguan Refraksi pada Bola Mata Anak

11 hari lalu

Hari Penglihatan Sedunia, Dokter Ingatkan Deteksi Dini Gangguan Refraksi pada Bola Mata Anak

Hari Penglihatan Sedunia setiap Kamis pada pekan kedua Oktober pada tahun ini bertema internasional 'Love Your Eyes, Kids'.

Baca Selengkapnya

Jerman Umumkan Kasus Pertama Varian Baru Cacar Monyet

13 hari lalu

Jerman Umumkan Kasus Pertama Varian Baru Cacar Monyet

Otoritas Jerman mengumumkan kasus pertama varian baru cacar monyet di negara itu pada 18 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Polio Tahap Kedua Dimulai di tengah Serangan Maut Israel di Gaza

21 hari lalu

Vaksinasi Polio Tahap Kedua Dimulai di tengah Serangan Maut Israel di Gaza

Kampanye vaksinasi polio dimulai di tengah serangan mematikan Israel di Gaza utara

Baca Selengkapnya

WHO Izinkan Penggunaan Vaksin Cacar Monyet Bavarian Nordic pada Remaja

21 hari lalu

WHO Izinkan Penggunaan Vaksin Cacar Monyet Bavarian Nordic pada Remaja

Usia 12-17 tahun dipertimbangkan sebagai kelompok rentan terpapar penyakit cacar monyet yang memicu kekhawatiran dunia

Baca Selengkapnya

Bahaya Bom Uranium yang Diduga Digunakan Israel untuk Serang Lebanon

23 hari lalu

Bahaya Bom Uranium yang Diduga Digunakan Israel untuk Serang Lebanon

Israel diduga lakukan serangan bom uranium ke Beirut, Lebanon. Bom jenis ini telah dilarang secara internasional

Baca Selengkapnya