Keberagaman dalam Perayaan Natal Waria Yogya

Minggu, 19 Desember 2021 06:02 WIB

Persekutuan doa Waria Yogyakarta merayakan Natal di Jalan Gowongan Kidul, Yogyakarta, Jumat, 17 Desember 2021 (TEMPO/Shinta Maharani)

TEMPO.CO, Jakarta - Mengenakan jilbab berkelir hitam, baju merah, dan selendang bergambar pohon cemara dan Santa Claus, pemimpin Pesantren Waria Al-Fatah Kotagede, Shinta Ratri memandu pertemuan puluhan transpuan untuk menyambut Natal.

Shinta menemani anggota komunitas waria beragama Kristen untuk merayakan Natal dalam acara persekutuan doa bertajuk Keajaiban Natal di hotel Jalan Gowongan Kidul, Jumat, 17 Desember 2021. Selain Shinta ada sejumlah transpuan beragama Islam yang juga datang di acara itu. Bahkan ada transpuan Muslim yang menari juga ikut menyanyi.

Suasana ruangan menjadi syahdu saat Ratna Setianingsih, pengajar sekolah Gereja Bethel Indonesia Aletheia Yogyakarta berkutbah. Perempuan 52 tahun ini merupakan penyelenggara pertemuan perayaan Natal itu.

Dia menggandeng Shinta untuk mengumpulkan puluhan waria yang datang dari Surabaya, Yogyakarta, Solo, Semarang, Cirebon, dan Jakarta bersuka cita dalam perayaan itu. Ratna yang juga pengusaha perhiasan emas itu memberikan siraman rohani di hadapan waria. "Pandemi momentum untuk mengingat Tuhan," kata Ratna.

Persekutuan doa Waria merayakan Natal di Jalan Gowongan Kidul, Yogyakarta, Jumat, 17 Desember 2021 (TEMPO/Shinta Maharani)

Advertising
Advertising

Transpuan beragama Kristen yang hadir malam itu sebagian besar bimbingan Ratna melalui persekutuan doa waria. Semula persekutuan itu menempati ruangan di rumah Shinta yang juga menjadi pesantren.

Pada April 2020, Shinta mengundang Ratna memberikan siraman rohani untuk transpuan yang beragama Kristen. Transpuan itu bergabung dengan Ikatan Waria Yogyakarta (Iwayo) yang dipimpin Ayu Kusuma. Sebelum berpindah ke Ayu Kusuma, Shinta adalah Ketua Iwayo.

Transpuan yang berhimpun di Iwayo kerap berkumpul di pesantren untuk mengikuti berbagai pelatihan dan diskusi. Misalnya, trauma healing dan keterampilan merias dan membuat kerajinan wayang.

Di Pesantren Al-Fatah, transpuan Kristiani mengikuti siraman rohani sebulan dua kali pada sore hari. Ratna membagikan Alkitab dan memberi kutbah. Pesertanya tidak hanya datang dari Yogyakarta, melainkan juga dari Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Shinta menyebutkan 20 anggota Iwayo aktif dalam persekutuan itu, di antaranya Rini Kaleng atau Joko Kurnia, 52 tahun. Ada juga Pur yang bekerja sebagai perias mayat di Gereja Katolik Baciro. "Persekutuan doa ini ruang agar teman-teman Kristiani lebih dekat dengan Tuhan," kata Shinta.

Persekutuan itu terbentuk setelah Rini, transpuan anggota Kebaya bertemu dengan Ratna di toko emas milik Ratna. Suatu hari, Rini mengamen di depan toko emas milik Ratna. Rini mengucap puji Tuhan saat Ratna memberikan uang kepada Rini selepas mengamen.

Ratna tersentuh dengan Rini yang mengucapkan berkali-kali rasa syukur. Keduanya kemudian mengobrol hingga Rini bercerita dia ditampung Shinta dan Pesantren Waria Al-Fatah.

Interaksi mereka kemudian berlanjut hingga Shinta mengundang Ratna untuk memberikan siraman rohani. Ratna menyambut baik undangan Shinta hingga terbentuklah persekutuan doa waria.

Lambat laun anggota persekutuan doa bertambah hingga 30 orang. Kini, mereka punya tempat khusus untuk berkumpul dalam persekutuan yakni di restoran kolega Ratna. "Kami banyak belajar tentang firman Tuhan melalui Alkitab," kata Rini.

Persekutuan itu menjadi contoh bagi komunitas waria di daerah lain. Nely, transpuan asal Cirebon mengatakan di komunitasnya pernah terbentuk persekutuan. Tapi, pandemi membuat kegiatan persekutuan itu pasif.

Menurut Ratna, persekutuan itu terbentuk karena transpuan jarang mendapatkan kesempatan untuk beribadah bersama dan membahas hal-hal yang berkaitan dengan ibadah. Ratna tidak pernah mempersoalkan orientasi seksual mereka karena di mata Tuhan semua manusia berhak untuk beribadah. "Tuhan tidak pernah menolak dan manusia tidak boleh menghakimi ciptaan-Nya," kata Ratna.

Alumnus Jurusan Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu menuturkan transpuan berhak mendapatkan tempat untuk beribadah secara aman. Sebagai kelompok yang terdiskriminasi, waria perlu mendapat dukungan. "Jangan merisak, membully mereka yang mengalami trauma panjang dalam hidupnya," kata Ratna.

Baca juga: Banyak Waria di Yogyakarta Sakit, Tak Bisa Akses Fasilitas Kesehatan

Berita terkait

Intensitas Hujan Meningkat, Yogyakarta Tetapkan Siaga Darurat Hidrometeorologi Basah

6 jam lalu

Intensitas Hujan Meningkat, Yogyakarta Tetapkan Siaga Darurat Hidrometeorologi Basah

Masyarakat dan juga kalangan wisatawan yang mempersiapkan rencana liburan ke Yogyakarta perlu mewaspadai potensi akibat cuaca buruk seiring meningkatnya intensitas hujan awal November 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Larang Aksi Ngamen Online di Ruang Publik, Dinilai Ganggu Pejalan Kaki

9 jam lalu

Yogyakarta Larang Aksi Ngamen Online di Ruang Publik, Dinilai Ganggu Pejalan Kaki

Satpol PP di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta tengah mengawasi maraknya aksi mengamen secara online yang dilakukan sejumlah orang di kawasan ruang publik belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Kasus Gondongan Meningkat Drastis di Yogyakarta, Siswa Tertular Dilarang Masuk Sekolah

18 jam lalu

Kasus Gondongan Meningkat Drastis di Yogyakarta, Siswa Tertular Dilarang Masuk Sekolah

Kasus penyakit gondongan atau parotitis tengah menjadi perhatian di Kota Yogyakarta sepanjang periode Oktober hingga awal November 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Pemda DIY Ingin Akhiri Penularan HIV pada 2030, Dorong Masyarakat Ikuti Deteksi Dini Gratis

1 hari lalu

Pemda DIY Ingin Akhiri Penularan HIV pada 2030, Dorong Masyarakat Ikuti Deteksi Dini Gratis

Pengecekan atau deteksi dini HIV bisa dilakukan di 18 Puskesmas dan 13 rumah sakit di Yogyakarta. Layanan ini bahkan dibuka beberapa puskesmas.

Baca Selengkapnya

Branding City Of Festival, Jurus Yogyakarta Kukuhkan Jadi Destinasi Wisata Utama

3 hari lalu

Branding City Of Festival, Jurus Yogyakarta Kukuhkan Jadi Destinasi Wisata Utama

Meski tak memiliki destinasi alam, Kota Yogyakarta tiap tahun sukses menjadi tujuan wisata utama.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dorong Warganya Bersedia Daftarkan Koleksi Naskah Kuno, Ini Alasannya

3 hari lalu

Yogyakarta Dorong Warganya Bersedia Daftarkan Koleksi Naskah Kuno, Ini Alasannya

Pemerintah Kota Yogyakarta mendorong warganya yang memiliki koleksi naskah kuno didaftarkan ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Pasca Ricuh Prawirotaman Yogya, Belasan Outlet hingga Kafe Penjual Miras Ditutup

3 hari lalu

Pasca Ricuh Prawirotaman Yogya, Belasan Outlet hingga Kafe Penjual Miras Ditutup

Sejumlah kafe outlet, hingga toko yang menjual minuman beralkohol atau minuman keras (miras) di Yogyakarta mulai ditutup satuan polisi pamong praja (Satpol PP) Kamis 31 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Bersih Miras, Sultan HB X Tenggat Kabupaten-Kota Lakukan Ini Dalam 2 Pekan

4 hari lalu

Yogyakarta Bersih Miras, Sultan HB X Tenggat Kabupaten-Kota Lakukan Ini Dalam 2 Pekan

Upaya Yogyakarta mewujudkan kenyamanan dan keamanan sebagai Kota Wisata, Kota Budaya, dan Kota Pelajar dari pengaruh buruk minuman keras atau miras kian ditindaklanjuti serius

Baca Selengkapnya

Catat 5 Agenda Menarik November di Yogyakarta, mulai Ngayogjazz hingga Tour de Menoreh

4 hari lalu

Catat 5 Agenda Menarik November di Yogyakarta, mulai Ngayogjazz hingga Tour de Menoreh

Event jazz ikonik asal Yogyakarta, Ngayogjazz, akan kembali dihelat 16 November 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

Bank Sampah di Dusun di Yogya Ubah Plastik Jadi BBM, Begini Cerita Manfaat dan Produksinya

5 hari lalu

Bank Sampah di Dusun di Yogya Ubah Plastik Jadi BBM, Begini Cerita Manfaat dan Produksinya

Produk BBM jenis solar dari hasil Bank Sampah Go-Green di Dusun Cupuwatu II mengolah sampah plastik mengalir sampai ke kawasan Malioboro.

Baca Selengkapnya